4||MEMORI DAN MIMPI

58 4 0
                                    

Sebuah mobil truk tengah melaju dengan kencang. Di arah yang berlawanan,sebuah mobil tengah melaju dengan kecepatan sedang. Entah apa penyebabnya,mobil truk itu oleng dan sialnya rem truk itu blong. Truk itu kemudian menabrak mobil yang berlawanan arah dengannya. Dan..
Dagg! Brakk!
Terjadi sebuah kecelakaan yang tak dapat dihindari. Bagian depan mobil itu hancur. Semua orang yang ada di mobil itu dalam keadaan tidak sadarkan diri. Dengan segera mereka dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif. Dan ada seorang gadis yang terlibat dalam kecelakaan itu. Sungguh memprihatinkan keadaannya saat itu. Penuh dengan darah segar yang mengalir dari kepalanya. Dan..
“Haa!”,teriak Lita dengan keringat dingin yang membasahi wajahnya. “Mimpi itu lagi”,gumam Lita.
Ia kini terbangun dengan nafas yang tak beraturan. Sedangkan teman-temannya masih tertidur dengan nyenyak. Tersadar kalau ini masih jam 3 pagi,ia kembali tidur di samping teman-temannya yang tak lain ada Abby,Gita dan Nanda. Ia berusaha untuk memejamkan matanya dan kembali tidur.

Jam yang melingkar di tangan kiri Leo menunjukkan pukul 06.30. Ia bergegas untuk segera bangun dari posisi duduknya saat ini dan segera keluar dari tendanya untuk menghirup udara pagi yang segar.
Namun pandangannya kini tengah terfokus pada seorang gadis yang duduk di pinggir bekas api unggun kemarin malam. Gadis itu kini tengah duduk dan memeluk lututnya.
“Lita?”,panggil Leo sambil memegang bahu gadis itu.
“Ehh”,Lita menoleh karena merasa ada yang memanggilnya.
“Lo ngapain pagi-pagi gini udah di luar tenda? Mana lo nggak pakek jaket lagi”,ucap Leo sembari melepas jaket yang ia kenakan.
“Lo ngapain Yo?”,tanya Lita yang masih tak mengerti mengapa Leo melepas jaketnya
“Nih lo pakek biar nggak kedingingan”,Leo menutupi badan Lita dengan jaketnya.
“Apa-apaan sih Yo,nanti lo yang kedinginan”
“Liat gue. Gue masih pakek sweater. Nggak usah nolak”,ucap Leo dengan tegas.
“Thanks ya Yo. Lo itu paling pengertian deh”,ucap Lita sambil memeluk tubuh Leo dari samping.
“Udah-udah,gue tau gue cakep. Tapi elo meluknya kenceng banget Lita!”,ucap Leo dengan sedikit berteriak.
“Hehehe. Sorry refleks”,Lita menunjukkan deretan gigi putihnya itu. “Btw lo udah makan?”,tanya Lita.
“Makan apaan gue. Makan angin iya dari semalem”,ucap Leo yang masih fokus pada pemandangan di hadapannya.
“Mau gue buatin mi instant nggak?”,tawar Lita.
“Boleh juga. Tapi cepet ya”,Leo menunjukkan senyuman manisnya.
“Iya-iya”,Lita pergi untuk mengambil mi instant dan mulai memasaknya. Tak lama kemudian Lita datang dengan membawa 2 gelas mi instant dan mereka menyantapnya sambil menikmati pemandangan yang sangat indah pagi itu.
“Yo.”panggil Lita.
“Apaan?”tanya Leo.
“Gue mimpi itu lagi Yo”Lita menghembuskan nafasnya kasar. “Gue boleh minta sesuatu nggak?”,tanya Lita.
“Minta apa?’’,tanya Leo sambil melirik Lita yang ada di sampingnya.
“Kasik tau gue tentang semuanya yang nggak gue tau Yo”. Leo hanya melirik gadis di sebelahnya ini dengan tatapan sendu.
“Gue nggak bisa ngasik tau lo sekaligus. Tapi gue bakalan ngasik tau lo sedikit demi sedikit Lit”,ucap Leo sambil menggenggam hangat tangan Lita.
“Gue tunggu Yo”,lirih Lita sambil menyandarkan kepalanya di bahu Leo
“Woy ada yang mesra-mesraan aja nih pagi-pagi”,Rakta datang menghampiri Leo dan Lita .
“Aduh kayaknya ada yang manis nih pagi ini”,Abby datang dengan yang lain.

Melihat teman-temannya datang,Lita segera melepas pelukannya dan meredam detakan jantungnya yang berdetak 3 kali lebih cepat karena ulahnya sendiri.
“Cie blushing”,Rakta menatap Lita dengan tatapan yang mengejek.
“Ishh. Apaan sih!”elak Lita.
“Kalian itu cocok banget tau gak sih”,Nanda mengacungkan kedua jempolnya.
“Kalok gue jadi Leo,gue nggak akan nunggu lama lagi”,ucap Afka yang dihadiahi tatapan tajam oleh Leo.
“Ehh bercanda gue Yo”,ucap Afka cengengesan.
“Udah-udah,mendingan kita kemas-kemas. Katanya mau pulang sekarang”,Ujar Bayu.
“Iyaa pak bos yang paling ogeb”,Gita mengacungkan jempolnya yang mendapatkan tatapan tajam dari Bayu.

Mereka berkemas-kemas agar bisa pulang lebih cepat karena mereka nampaknya sudah merindukan kasurnya yang empuk.
Kemudian mereka pulang dengan raut wajah yang sangat lelah. Hampir semuanya tertidur di dalam mobil mereka,kecuali Bayu dan Leo karena ia yang menyetir mobilnya. Setelah 4 jam perjalanan,akhirnya mereka sampai di rumah masing-masing.
***
Lita sudah memasuki rumahnya dan kini tengah menuju ke kamarnya. Baru beberapa langkah ia berjalan menuju kamarnya,ada seseorang yang memanggilnya.
“LITA!”teriak Brian.
“Apaan Bang? Gue capek banget nih. Kalok mau ngomong,nanti aja ya,gue mau tidur dulu”,ucap Lita berlalu dari hadapan Brian.
“Hadeh tuh bocah”,gumam Brian yang kemudian pergi ke dalam kamarnya.
Sedangkan di tempat yang lain,Lita tengah berkutat di kamar mandinya. Setelah beberapa lama,ia kemudian keluar dari kamar mandi dan mengenakan pakaian. Karena merasa lapar,ia turun dari kamarnya dan menuju ke dapur. Belum sempat ia menyentuh makanan,tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu. Dengan perasaan kesal,ia pun bergegas untuk membuka pintu. Rasa kesalnya pun semakin memuncak setelah tau siapa yang bertamu disaat ia benar-benar lapar dan lelah.
“Leo? Lo ngapain kesini?”,ucap Lita sinis.
“Mmm gapapa sih”,ucap Leo sambil menggaruk tangkuknya yang tak terasa gatal.
“Terus tujuan lo kesini ngapain?”,tanya Lita dengan tatapan seperti ingin memakan Leo hidup-hidup.
“Gue bosen di rumah,jadi gue kesini deh”,ucap Leo. “Ngomong-ngomong abang lo mana?”,tanya Leo.
“Ada tuh di kamarnya. Udah sono cari aja. Tau kan kamarnya?”,ucap Lita.
“Iya tau”,Leo kemudian pergi meninggalkan Lita.
Kini Lita tengah duduk di meja makan dan menyantap makanan yang telah disiapkan oleh Bi Ratih. Di rumah kini hanya ada Lita,Bang Brian,dan Leo. Kina-mamanya Lita dan Khinan-papanya Lita ada di luar kota untuk bekerja dan akan pulang 2 kali dalam sebulan. Itu yang menyebabkan Lita selalu merasa kesepian. Tapi di rumah itu juga ada seorang pembantu namanya Bi Ratih.
“Lita..”,Leo datang menghampiri Lita yang sedang makan.
“Apaan?”,tanya Lita tanpa mengalihkan pandangannya dari makanan yang sedang ia makan. “Laper lo?”,sambung Lita.
“Hehehe tau aja lo”,ucap Leo cengengesan.
“Yaudah sini makan,mumpung Bi Ratih masak banyak”,ajak Lita.
“Ih Lita baik deh”,ucap Leo yang menampilkan wajah manis itu kemudian duduk di samping Lita.
“Jangan digituin tuh muka napa. Jijik gue liatnya”,Lita mengusap kasar wajah Leo.
Mereka menikmati makan siangnya sambil bercanda gurau. Setelah selesai makan siang Leo kembali menemui Brian. Sepertinya sedang membicarakan hal yang penting. Tapi Lita tidak begitu peduli dengan urusan laki-laki itu. Ia lebih memilih untuk mengistirahatkan matanya yang sudah seperti mata panda. Namun langkahnya terhenti ketika ada di depan pintu kamar Brian. Ia mendengarkan percakapan singkat dari balik pintu itu.
"Pokoknya rencana kita harus berhasil Yo",ucap seseorang yang ada di balik pintu yang tak lain adalah Brian.
"Iya bang,gue juga udah usaha. Semoga aja berhasil yaa",sahut seseorang yang Lita yakini adalah Leo.
Tanpa fikir panjang lagi,Lita segera masuk ke kamar Brian tanpa permisi. Sungguh keterlaluan.
"Kalian pada ngomongin apa sih? Tuh suara udah sampek kedengeran keluar tau gak sih",omel Lita.
Leo dan Brian hanya bisa diam tak berkutik setelah dilabrak oleh Lita.
"Emm anu..gue lagi ngomongin tentang game Lit",ucap Leo gugup.
"Emang game apaan sih. Sampek pakek rencana-rencana gitu?",tanya Lita dengan nada kesal.
"Ini tuh game cowok Lita. Udah ahh sana keluar. Ganggu orang lagi ngomong aja. Hussh!"usir Brian sambil mengibaskan tangannya mengusir Lita.
"Ish dasar abang jahat. Masak adeknya sendiri diusir sih",Lita keluar dari kamar Brian dengan menghentak-hentakkan kakinya.
Sedangkan Leo dan Brian kini mengelus-ngelus dada.
"Selamat",gumam Leo.

Memory✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang