Chapter 25
♪: Falah Akbar- Terlanjur Mencintaimu
***Setelah dirawat selama tiga hari dirumah sakit, (namakamu) merengek untuk pulang kerumah dan memilih dirawat dirumah saja jika perlu. Tapi karna keadaannya yang sudah lebih baik, dokter memperbolehkannya pulang kerumah.
Semilir angin sore berhembus mengenai permukaan wajah cantik (namakamu). Gadis itu sedang duduk ditaman yang agak ramai pengunjung. Ia suka sekali duduk ditaman sendirian, tidak sendirian sebenarnya karena dia bersama buku diari kesayangannya.
Setelah menulis beberapa kata yang tersusun menjadi kalimat, (namakamu) menutup buku dan menggenggamnya erat dipangkuan. Dia merindukan seseorang. Seseorang yang paling dicintainya, ibunya.
“Bunda, (namakamu) rindu” lirihnya hampir menangis. Apalagi saat melihat anak perempuan sekitar umur 6 tahun berjalan mengelilingi taman bersama sosok perempuan dewasa yang menggandeng tangan anak itu. (Namakamu) teringat akan dirinya yang dulu pernah seperti anak perempuan itu.
Tak mau berlarut-larut, (namakamu) memilih pergi dari taman. Hari sudah semakin senja dan matahari sedikit demi sedikit sudah mendekati peraduannya. Langit menjadi cantik dengan guratan senja disana.
(Namakamu) melangkah dengan ringan, banyak pejalan kaki yang sama sepertinya. Namun matanya tiba-tiba membulat saat melihat seorang gadis yang tampak sedang menelfon hendak menyebrang dan tak memperdulikan bahwa ada mobil dari berlawanan arah yang melaju dengan kencang.
Entah bagaimana kejadiannya, (namakamu) menarik lengan gadis itu hingga mereka jatuh bertubrukan dipinggir trotoar.
Gadis yang ceroboh itu memandang (namakamu) dengan mata mengerjap dan dada yang berdebar. Begitu juga dengan (namakamu), jantungnya mulai bereaksi tak baik. Mereka sama-sama terkejut.
“Kenapa lo nolong gue?” tanya gadis itu yang ternyata adalah Bella. Matanya menatap kosong kearah (namakamu).
“Karna sesama manusia, harus tolong menolong. Itu yang diajarin bunda gue” ucap (namakamu) menahan nyeri dadanya karna dia tadi terkejut. Dan keterkejutannya sangat tak baik untuk jantungnya.
Para pejalan kaki mengerumuni mereka dan menanyakan keadaan mereka karna bagaimanapun gadis itu nyaris tertabrak.
Bella tak tahu harus bereaksi seperti apa karna dia juga sama terkejutnya apalagi yang menolongnya adalah orang yang dibencinya. Dia melihat wajah (namakamu) yang pucat dan dia meminta bantuan beberapa orang untuk membawa (namakamu) kedalam taksi karna gadis itu tak sadarkan diri.
***
Bella menggigit kuku jarinya sambil mondar-mandir didepan ruang rawat. Ia bingung sendiri sambil menunggu (namakamu) yang tengah ditangani dokter. Otaknya terus berputar-putar mengingat kejadian beberapa menit yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret | Fanfiction Version
FanfictionSebuah penyesalan yang tiada arti meskipun menangis darah dan meminta maaf untuk kesempatan yang tak akan pernah kau dapat dan ulang kembali. Salahkan berjuang diakhir penyesalan itu? Lantas apa gunanya perjuangan itu jika tiada arti sama sekali? ...