CHAPTER 1 | Hi Iqbaal

17.2K 776 19
                                    

Chapter 1
♪: Justin Bieber - Down to Earth
oOo

Gadis cantik berambut hitam panjang, bermata hazel bulat nan sayu, bibir merah jambu yang tipis dan hidung yang mancung. Berdasarkan dari ciri berikut dapat dibayangkan kalau gadis itu memang sangat cantik dan bahkan nyaris sempurna.

(Namakamu) Flora. Siswa kelas 11 di SMA Swasta di Jakarta. Berusia 17 tahun dan tinggal bersama orang terkasihnya; Ayah, kakak lelaki dan satu adik lelakinya. Gadis itu adalah anak perempuan satu-satunya di keluarga bahagia mereka. Namun sayang, keluarga bahagia itu harus kehilangan salah satu orang yang berperan paling penting dalam hidup mereka; sosok Ibu.

Kehilangan seorang ibu memang begitu menyakitkan ketimbang apapun dan melebihi apapun. Namun tidak membuat gadis cantik seperti (namakamu) berlarut dalam kesedihan hingga kehilangan semangat untuk hidup karena Ia tahu kalau sang Ibu sudah lebih dulu dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Dan itu artinya, Tuhan lebih sayang kepada ibunya ketimbang sayangnya Ia kepada ibunya.

Ibu (namakamu) bernama Arabella Noah atau yang sering dipanggil oleh ayah (namakamu), Abell.

Abell pergi untuk selamanya ketika anak gadisnya masih berusia 12 tahun, si sulung berusia 17 tahun dan si bungsu yang ketika itu masih menginjak 10 tahun.

Ayah (namakamu) bernama Adrian Ibrahim, berprofesi sebagai CEO di perusahaan miliknya.

“Ayah! Ayo sarapannya udah siap nih” panggil (namakamu) mengetuk pintu kamar Adrian.

Beginilah setiap paginya, (namakamu) yang sekarang menjadi alarm bagi ayah dan juga kakak-adiknya mengingat Ia satu-satunya perempuan dikeluarga ini.

“Iya, tunggu sebentar”

Jika sudah mendengar kata yang keluar dari sang Ayah, (namakamu) bisa bernafas lega karena mengetahui kalau ayahnya sudah bangun dan bersiap-siap pergi ke kantor.

(Namakamu) berjalan menuju ruang makan dimana sudah ada Abangnya dan terlihat Bibi Ann yang menyiapkan sarapan.

“Ayah udah bangun kan?” tanya lelaki tampan yang berpakaian rapi, Kelvin Ibrahim.

(Namakamu) mengangguk, “Udah. Tadi nyaut pas aku panggil, ohya Aldi mana? Belum bangun?” tanyanya sembari membantu Bibi Ann menata sendok dan garpu pada piring yang sudah terisi nasi goreng.

“Udah. Lagi pake dasi katanya” jawab Kelvin memakai jas lab-nya. Sedikit mengenai Kelvin, lelaki ini adalah Mahasiswa Farmasi di Universitas paling favorit di Jakarta. Kelvin sedang melakukan magang akhir di Lab kimia untuk penyusunan skripsinya lebih lanjut.

Adrian dan Aldi muncul berbarengan dan langsung mengambil tempat duduk yang berhadapan langsung dengan sepiring nasi goreng buatan Bibi Ann. Ya, setiap hari mereka makan masakan wanita paruh baya itu, tapi terkadang mereka menghabiskan makan malam diluar jika Adrian dan Kelvin ada waktu luang karena merekalah yang paling sibuk diantara mereka berempat.

“Selamat pagi anak Ayah!” sapa Adrian.

“Pagi Ayah!” kata mereka berbarengan dan dengan seruan yang ceria setiap paginya.

oOo

(Namakamu) berjalan mengusuri koridor sekolah yang tampak masih lengang dari hingar bingarnya siswa disekolah ini. Tiba-tiba matanya menangkap satu sosok yang selama ini Ia puja. Sosok lelaki paling tampan bagi (namakamu) dan kenyataannya memang tampan bagi siapapun yang melihatnya.

Dengan senyuman lebar, (namakamu) berlari menghampiri lelaki yang asyik dengan earphone ditelinganya dan satu tangan lelaki itu tengah mengotak-atik ponsel.

“Pagi Iqbaal~” sapa (namakamu) dengan senyuman lebar dan manis. Bahkan siapapun yang melihat senyumaannya akan hanyut kedalam.

Lelaki yang dipanggil Iqbaal itu sama sekali tak menyahut atau membalas sapaan dari gadis cantik itu. Jangankan menyahut, meliriknya saja tidak.

“Iih kok gak nyaut sih” decak (namakamu), “Ayang Iqbaal..” Ia menggoyang-goyangkan lengan lelaki itu.

“Apaan sih lo” kata lelaki yang dipuja oleh (namakamu) sambil menepis kasar tangan gadis cantik itu.

Iqbaal Dhiafakhri. Lelaki yang terkenal dingin, apalagi kalau dengan (namakamu), suhu dingin Iqbaal mendadak semakin meningkat bagaikan di kutub selatan. Iqbaal dan (namakamu) adalah teman satu kelas yakni dikelas 11 IPS 1.

“Kamu kenapa sih yang?”

Iqbaal menatap datar gadis cantik dihadapannya itu, “Panggilan lo najisin banget” ketusnya meninggalkan (namakamu) dikoridor.

(Namakamu) menghentakkan kakinya kesal dengan perlakuan yang selalu saja Ia terima jika berhadapan dengan Iqbaal.

Tapi tetap saja (namakamu) tak perduli mau diperlakukan seperti apa oleh Iqbaal. Karena rasa cintanya pada Iqbaal lebih besar sampai-sampai Ia tak bisa mengontrol otaknya untuk tidak bertingkah aneh demi mendapatkan perhatian doi.

Sebuah tepukan halus mendarat dipundak (namakamu) yang membuatnya refleks menoleh.

“Tumben cepet datengnya lo”

(Namakamu) tersenyum lebar dan merangkul orang yang menyapanya, “Namanya juga anak rajin, emangnya lo yang sukanya telat mulu”

“Bukan Karel Susanteo namanya kalo gak telat”

(Namakamu) terkekeh menanggapi perkataan Karel yang bernotabe sebagai sahabatnya, “Gegayaan lo. Telat aja bangga”

“Weh iya dong” Karel tersenyum bangga.

Lalu mereka berdua tertawa lepas dan memutuskan untuk menuju kelas karena sebentar lagi aktifitas belajar mengajar akan dimulai.

oOo

Tbc, vote dan komen yaa;)

Tbc, vote dan komen yaa;)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Regret | Fanfiction VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang