CHAPTER 3 | The Rain

5.7K 555 7
                                    

Chapter 3
♪: Kodaline - All I Want
oOo

Langit siang ini tampak murung dengan hilangnya matahari disisi mereka. Langit yang biasanya cerah berwarna biru dengan dihias awan-awan putih disana kini tak nampak karena telah digantikan dengan guratan awan hitam yang menyelubungi.

Tampaknya sebentar lagi langit akan menjatuhkan ribuan rintik air diiringi dengan suhu yang mulai mendingin.

Sekolah dibubarkan tepat waktu. Semua aktifitas belajar mengajar dihentikan dan para guru ajar segera memulangkan muridnya.

(Namakamu) dan Karel keluar kelas beriringan menuju parkiran. “Pulang bareng gue yuk” ajak Karel memakai jaketnya.

Benar saja, hujan turun sederas-derasnya. Semua siswa berburu atap untuk berteduh. Namun ada yang nekat untuk menerobos hujan, ada yang memilih untuk menetap saja dikelas sampai hujan reda dan ada yang menunggu di halte depan sekolah.

“Ujan, Rel” kata (namakamu) saat mereka tiba di parkiran.

Karel menengadah menatap langit yang mencurahkan hujan, “Emang ujan, terus kenapa?” alis Karel mengernyit.

(Namakamu) menggembungkan pipinya lalu mengela nafas.

“Eh iya gue lupa kalo lo gak bisa kena air hujan” cengir Karel menepuk jidatnya. Mereka berdiri tepat disamping motor Karel.

“Pake lupa segala lu” sinis (namakamu). Perlu diketahui kalau gadis cantik itu alergi air hujan. Pernah suatu saat Ia nekat mandi hujan, and see seluruh kulit (namakamu) berbintik merah dan ada sedikit rasa gatal namun tidak gatal separah orang yang alergi udang atau kepiting.

Karel menarik tangan (namakamu) agar lebih rapat dengannya karena posisi (namakamu sedikit-sedikit masih bisa terkena air hujan—tempias—

“Lo sini-an lagi. Liat tuh lo masih kena air ujannya” kata Karel melap lengan (namakamu) dengan lengan jaketnya.

Tiba-tiba, sebuah jaket tersampir dibahu (namakamu) membuat gadis cantik itu agak terlonjak kaget dan begitupun dengan Karel.

“Lo gak bawa jaket kan?”

Hanif Muhammad.

Lelaki yang menyampirkam jaket pada (namakamu) itu adalah Hanif Muhammad. Kakak kelas (namakamu) dan Karel.

Hanif dengan rambut yang badai dan agak basah karena sedikit terkena hujan itu, membuat (namakamu) mengerjapkan mata bulatnya.

“Mulai deh capernya” sinis Karel menarik-narik jaket Hanif yang dipundak (namakamu).

Hanif membalasnya sinis juga, “Ribet bae kodok puru”

Karel melotot, “Ngatai gue kodok puru lagi lo! Dasar kakel doyan mandi digot!” balas Karel sengit.

“Wah adkel gak sopan lo sama kakel tamvans kek gue!”

“Y in biar leluasa”

“Dasar kodok puru alay. Bukannya ngasih Janina jaket eh malah dipake sendiri. Gak jentel bat”

“Eh apa lo bilang?!” balas Karel songong.

“Apa?” Hanif tak kalah songong dari Karel.

(Namakamu) pusing. Mendengar perdebatan Karel dengan kakak kelasnya bernama Hanif ini. Lalu matanya menangkap sosok lelaki tampan berbalut jaket hitam, lalu kepalanya ditutupi dengan tudung jaket dan berlarian kecil menuju parkiran sebelah kiri (namakamu). Iqbaal Dhiafakhri.

Regret | Fanfiction VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang