CHAPTER 21 | Shut up

4.6K 536 19
                                    

Iqbaal berdecih saat tiba disebuah taman karena ancaman seseorang yang membuatnya muak. Ancaman konyol yang membuatnya terpaksa harus meninggalkan (namakamu) di rumah sakit.

Ia menatap mata gadis yang dianggapnya sudah gila akan dirinya. “Mau apa lo nyuruh gue ke sini?” tanya Iqbaal dingin. Sedingin es krim yang dipengang gadis didepannya itu.

“Nih buat kamu” Bella. Gadis yang Iqbaal maksud adalah Bella, mantan pacarnya yang mengkhianati cinta Iqbaal.

“Ada yang lebih konyol lagi, selain dari apa yang udah lakuin ini? Lo nyuruh gue dateng, pake ngancem bunuh diri cuma mau ngasih es krim gini doang?”

Bella tersenyum manis, “Ambil dulu, Iqbaal”

Dengan terpaksa Iqbaal menerima es krim dari Bella, dan menatap gadis itu tajam. Bella benar-benar sudah membuang waktunya!

“Lo kebanyakan nonton sinetron. Ancaman lo sama kaya adegan-adegannya” cibir Iqbaal.

“Kamu lupa ya, aku gak suka nonton sinetron. Aku sukanya baca novel” kekeh Bella.

Iqbaal agak terganggu dengan kekehan Bella. Entah kenapa Ia teringat masa-masanya bersama gadis itu dulu. Sial! Dulu, senyum dan tawa Bella menjadi favorit Iqbaal.

“Ya. Dan lo ikutin novel yang lo baca, dimana si cewek ngancam bunuh diri cuma untuk si cowok datang dan mau diatur-atur-”

“Dan kamu si cowok itu, baal. Buktinya kamu datang karna gak mau aku bunuh diri kan? Itu artinya kamu masih peduli sama aku” ucap Bella memotong perkataan Iqbaal yang belum selesai.

Iqbaal mengernyit. Es krim ditangannya mencair, tanpa pikir panjang Ia membuangnya didepan mata Bella membuat gadis itu menanpilkan sedikit gurat kesal bercampur kecewa.

“Setelah lo nyakitin hati gue, lo masih dengan pd nya bilang kalo gue masih peduli sama lo? Mikir Bell, coba lo yang diposisi gue. Pilihan mana yang bakal lo pilih, bertahan dengan kesakitan hati karna dikhianati atau pergi tanpa mau mengulang kisah dengan orang yang udah nyakitin lo?”

Bella diam. Bibirnya terkatup rapat, dadanya tiba-tiba nyeri begitu mendengar apa yang dikatakan Iqbaal.

“Setidaknya maafin aku” lirih Bella.

“Balik lagi ke lo. Kira-kira lo bakal maafin orang yang nyakitin hati lo gak?” kata Iqbaal sarkas.

Bella mengerang frustasi. Ia tak tahan selalu mendapat perlakuan dingin dan ketus seperti ini dari Iqbaal. Menyakiti hati Iqbaal memang adalah kesalahannya dulu, tapi untuk saat ini Bella sudah sadar dan Ia ingin meminta maaf lalu kembali bersama Iqbaal. Itu saja, mengapa sulit sekali?

“Putusin (namakamu)!” ucap Bella tiba-tiba. Ia tahu dari laki-laki kerja samanya kalau Iqbaal dan (namakamu) sudah berpacaran. Dan di sini Ia akan merebut Iqbaal untuk kembali lagi ke sisinya.

Iqbaal terkejut batin. Ia tak menampilkan keterkejutannya pada Bella, justru Ia memasang wajah dingin. Yang benar saja! Ia dan (namakamu) baru saja resmi berpacaran, tepatnya satu minggu yang lalu tidak mungkin Ia akan menuruti ucapan gila Bella.

Tak tahu betapa susahnya Iqbaal menaklukan hati (namakamu) dalam minggu terakhir ini. Ya, mungkin ini balasan bagi Iqbaal karna dulu terlalu sering mempermainkan dan menyakiti bahkan menolak cinta (namakamu).

Regret | Fanfiction VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang