CHAPTER 18 | Please, Let me

4.7K 577 3
                                    

Chapter 18
♪: Harry Styles - Sign of the Times
oOo

(Namakamu) menengadah menatap langit, guratan jingga tertoreh disana menandakan hari mulai senja. Tapi gadis ini masih duduk di bangku taman menunggu seseorang datang. Ditemani dengan dua ajudan setianya yang berdiri beberapa meter darinya.

Iqbaal. Lelaki itu tak kunjung datang menemuinya ditaman hingga sesore ini. Entahlah, (namakamu) semakin berfikir kalau lelaki itu benar-benar marah. Tapi kalau marah mengapa Iqbaal meng-iyakan ajakkan (namakamu) untuk bertemu di taman? Gadis ini hanya ingin meminta maaf pasca kejadian malam itu karna menurutnya Iqbaal mendapat pukulan dari Hanif adalah karena dirinya yang berbohong.

"Nona, ayo kita pulang" tegur salah satu bodyguard (namakamu).

Si nona menoleh lalu mendengkus pelan, Ia mengangguk dan bangkit dari duduknya menuju mobil yang sudah terpakir didepan taman. Sudah beberapa hari belakangan ini Iqbaal tak masuk sekolah dengan alasan pergi, tapi kemarin (namakamu) mendapat kabar dari Salsha kalau abangnya sudah berada di rumah.

Mungkin (namakamu) akan meminta maaf di sekolah saja.

oOo

Iqbaal memasang wajah datarnya begitu berhadapan dengan Karel. Astaga, ini masih pagi bahkan bel pelajaran pertama saja belum berbunyi tetapi sepertinya Karel ingin mengajaknya adu jotos di belakang sekolah.

Terlihat dengan kemarahan yang tercetak diwajah Karel meski teman sekelasnya itu mencoba menenangkan diri. Mungkin Karel geram karena pasca malam itu, Iqbaal tak menampakkan diri disekolah dan itu membuat Karel berfikir kalau Iqbaal sengaja menghindar.

"Pengecut" cibir Karel pertama kali.

Iqbaal tersenyum miring, "Siapa yang pengecut, lo apa gue?" balas Iqbaal dengan nada santai. Ia mencoba tak terpancing apapun yang mengakibatkan keributan dibelakang sekolah.

"Apa maksud lo deketin (namakamu)?!" Karel mengabaikan pertanyaan santai Iqbaal.

"Maksud? Oh, jadi sekarang deketin cewek harus punya maksud tertentu. Baru tau gue"

"Yaiyalah bego! Gue tau maksud lo buruk sama (namakamu). Denger ya, gue gak akan biarin lo deketin (namakamu)"

Iqbaal tersenyum remeh, "Lo siapa? Ada hak apa lo ngelarang gue deketin (namakamu)? Yang gue deketin itu (namakamu) bukan lo! (Namakamu) punya badan sendiri dan dia gak numpang badan sama lo jadi lo gak ada hak buat ngatur-ngatur orang sana-sini, bossy"

Karel geram, Ia melayangkan satu tinjuan pada Iqbaal yang membuat teman sekelasnya itu nyaris terjengkang. "Gue punya hak atas (namakamu), brengsek!"

Iqbaal tak diam saja begitu mendapat pukulan dari Karel, Ia membalas dengan hal yang sama lalu memundurkan badannya. Membuat jarak antara Ia dan Karel. Satu dibalas satu.

"Bilang ke gue apa hak lo"

"Lo ga perlu tau"

oOo

Mana yang akan kalian pilih? Meneruskan cinta yang baru saja sadar dan tumbuh atau sahabat yang sudah lama disisimu? Di sinilah Iqbaal, duduk berhadapan dengan kedua sahabatnya yang sedang menahan kesal sekaligus kecewa. Ia tahu ini salahnya, semua ini salahnya. Rasa itu tiba-tiba hadir menggetarkan dan meluruhkan hatinya terhadap gadis yang juga disukai Hanif, sahabatnya.

Regret | Fanfiction VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang