CHAPTER 12 | I'm Sorry

5.6K 600 14
                                    

Chapter 12
♪: Greyson Chance - Unfriend
oOo

(Namakamu) duduk dibarisan bangku yang berada dalam perpustakaan. Ia lebih memilih untuk ke perpustakaan, karena lebih tenang dan bebas dari suara berisik yang menyeruak masuk ketelinga. Ia menyeka air matanya yang terus mengalir, perkataan Iqbaal terus menyerang pikirannya sampai-sampai (namakamu) mau pingsan saja rasanya.

Beruntung keadaan perpustakaan tidak ramai karena memang sedikit peminat siswa untuk mengunjungi perpus meski di jam kosong. (Namakamu) tadinya ingin menghampiri Karel keruang BP, Ia mendapat pesan dari Aisyah kalau teman lelakinya itu berkelahi dengan Iqbaal dilapangan bahkan Ia dikirimi videonya.

(Namakamu) mengerang, melihat Iqbaal babak belur dibuat Karel membuat dirinya sedih, bahkan lebih sedih saat dirinya dikatain oleh lelaki itu. Entahlah, rasa suka dan cintanya pada Iqbaal bisa berlebihan dari mencintai dirinya sendiri. Kalau soal Karel, Ia sudah tahu kalau sahabat lelakinya itu ahli bela diri dan semacamnya.

Bel berakhirnya seluruh pelajaran hari ini telah bunyi, gadis cantik ini beranjak dari duduknya tapi sebelum itu Ia membersihkan wajahnya dengan tisu basah saja—karena dirinya terlalu malas untuk ke toilet—agar lebih fresh. Saat di koridor, (namakamu) melihat Iqbaal bersama Bella berjalan beriringan sambil berbicara. Tak mau ambil pusing, (namakamu) memilih untuk berlari masuk kedalam kelas.

“(namakamu),”

(Namakamu) yang tengah membereskan alat tulis dan juga bukunya yang berserakan di atas meja menoleh saat Karel memanggilnya. Lelaki itu sudah bersiap untuk pulang dengan tas yang sudah tersampir dipunggungya.

Karel duduk didepan meja (namakamu), “Gue minta maaf” ucapnya dengan nada selembut mungkin.

(Namakamu) sontak menghentikan aksinya dan langsung menatap wajah sahabat lelakinya itu, memperhatikan sebentar wajah tampan itu lalu berucap, “Lo gak salah, kenapa minta maaf?”

“Gue salah, dan gue minta maaf karna gue ngelanggar janji gue untuk gak adu jotos lagi sama Iqbaal”

“Yaudah iya gue maafin, tapi jangan buat lagi ya. Gue gak mau sahabat gue nanti dicap tukang pukul karena sering berantem”

“Iya gak berantem lagi. Lo abis nangis ya?” tanya Karel menyentuh mata (namakamu) yang menunjukkan bahwa gadis itu memeng habis menangis. “Bilang sama gue lo diapain sama Iqbaal?!” Karel mendesis geram.

“Enggak ih lo jangan gitu suaranya, kan serem” (namakamu) menggebuk Karel dengan tempat pinsilnya.

Karel meringis, “Aduh iya iya, lo tadi diapain sama Iqbaal sampek lari terus nangis” ulangnya dengan suara pelan.

“Gak diapa-apain beneran”

“Jangan bohong, gak diapa-apain kok nangis”

“Beneran, Rel”

Karel mendengus, “(namakamu, gue minta tolong sama lo berhenti, berhenti” lirih Karel. “Hati lo jangan dibiarin sakit-sakit terus, dia juga pengen ngerasain apa yang namanya bahagia, berbunga-bunga. Sekali ini aja janji sama gue buat berhenti ngejar-ngejar cowok yang sama sekali gak ngehargai cewek kaya lo, gue minta maaf kalo gue terlalu lancang buat ngurus apa yang bukan jadi urusan gue tapi gue pengen liat sahabat gue ini gak selalu nelan rasa kecewa. Janji sama gue (namakamu) kalo lo gak bakal nangis demi hal yang gak penting sama sekali oke, gue mohon”

(Namakamu) dengan mata yang yang memerah dan berkaca-kaca menatap wajah Karel dengan sendu, Ia tahu maksud sahabatnya itu sangat baik. Apa yang dikatakan Karel itu memang benar sekali, selama ini dirinya selalu menangis untuk Iqbaal namun apa yang Ia dapat? Hanya kepala yang pusing dan mata yang sembab, itu saja.

Regret | Fanfiction VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang