Sepanjang jalan menuju klinik, aku terus memikirkan perkataan para asistenku. Apa benar kehadiran pria yang katanya pincang itu berhasil mengubah perilaku buruk Rayhan. Kehebatan apa yang dia miliki sampai bisa mematahkan ego seorang Rayhan?
Hahh.. Aku kembali memikirkan kak Tara, mantan calon suamiku.
*Flashback ON*
Aku hari ini sangat bahagia karena, aku sedang berdiri mematut pakaian pengantin di butik bersama tante Reina, calon mama mertuaku seminggu lagi. Undangan sudah disebar, cincin yang kami pesan jauh hari sedang diambil oleh kak Tara.
sedang aku? Mencoba pakaian pengantin di salah satu butik terkenal. Aku yang sedang memutar-mutar tubuhku di depan cermin, mengalihkan perhatian ke smartphone yang berdering di dalam tas.
‘KAK TARA’
Nama pemanggil. Aku langsung mengangkat panggilan video itu. Di seberang, dia sedang memegang kotak beludru berisi dua pasang cincin yang sudah jadi. Aku sudah sempat mencobanya, tapi baru hari ini cincin itu selesai seluruhnya dan siap di bawa pulang.
Dia menunjukkan cincin itu di samping mukanya. Aku me-screenshot momen itu lalu tertawa.
“Cincin dengan darah kita yang disatukan di dalam ini, akan menjadi milikmu Mel, dan aku sendiri yang akan memasangnya di jari manismu,” ucapnya.
“Hahaha.. iya kak. Melodi senang sekali,”
Percakapan itu terus berlanjut, sesekali celetukan gombal seorang Tara membuat pipiku bersemu merah. Kami memang sudah sangat dekat, aku sudah mengenal hampir seluruh keluarga kak Tara.
Aku dengannya sudah berpacaran sejak kuliah dan baru akan menikah setelah dia lulus S2 di luar negeri.
‘DOR’
Tiba-tiba, dari seberang terdengar suara tembakan satu kali. Aku memekik memancing perhatian tante Reina, dia turut menatap Tara di seberang telepon.
“Tara.. sembunyi nak,” perintahnya dingin seolah sudah terlatih panik.
“Hiks.. kak Tara.. selamatkan diri kakak, aku.. aku ngga siap kehilangan kakak,” ucapku sambil menangis tergugu.
Wajah kak Tara masih bisa aku lihat, dia berlari dan bersembunyi. Tapi suara meja terbalik membuat smartphone itu terlepas dari genggamannya. Kini yang ku lihat hanya plafon sebuah jewelry shop.
Ada keheningan sesaat hingga sebuah bunyi letusan pistol menggelegar dari seberang telepon. Sepercik darah menutupi lensa kamera membuatku tak bisa melihat kondisi kak Tara.
“Kak..!” panggilku berteriak di butik ini. Beberapa orang mengalihkan perhatian padaku.
“kak Tara..!!” teriakku lagi tapi teredam pelukan tante Reina.
Dia seolah tegar dan menguatkanku, padahal dialah ibunya Kak Tara. Tapi dia seolah ikhlas apapun yang terjadi pada anaknya.
Aku mengira itu semua ulah perampok. Tapi, saat perjalanan ke jewelry tempat kak Tara aku menyempatkan mencari berita terkini terkait perampokan di toko perhiasan hasilnya nihil.
Aku sangsi, para wartawan pasti tak mau kehilangan berita seheboh ini, tapi nihil. Aku beralih dari satu channel ke channel lain, tapi tak ada satu pun pemberitaan tentang toko perhiasan itu.
Sesampainya di lokasi, yang aku lihat hanyalah sebuah toko yang sudah tetutup oleh pintu besi. Toko itu cukup besar dan mencolok. Tapi tiba-tiba tutup saat toko lain sibuk melayani pembeli, terdengar sangat ganjil. Kakiku lemas seketika dan aku pun terduduk di pingir jalan.
“Kak Tara, tante..” ucapku mendongak melihat tante Reina yang tampak tegar.
Keesokan harinya, aku berkunjung ke rumah tante Reina dan disana sudah banyak orang berkumpul.
Deretan bunga tanda bela sungkawa menghias di sepanjang pagar rumah tante Reina. Aku menangis, hingga mata ini lelah mengeluarkan air mata. Aku tidak jadi menikah dengan kak Tara. Aku terpuruk beberapa hari dan tante Reina yang menenangkanku.
Semua undangan dibatalkan.
Hingga suatu hari, ibunya Rayhan datang bersama Hendra melamarku. Tante Reina tidak menunjukkan penolakan dan aku pun tak punya alasan untuk menolak.*Flashback OFF*
---TBC
Holahaihoo manteman.. jadi gitu kenapa Melodi ikhlas aja pas dilamar mamanya Rayhan karena dia masih dalam mode patah sepatah patahnya..
Vote dan komen ya jangan lupa
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMIKU BACK TO NORMAL [Completed]
Mystery / Thriller#1 thriller 27 September 2018 #1 regret 13 Desember 2018 #1 agen 5 Februari 2019 #1 lust 25 Februari 2019 #1 lose 14 April 2019 #1 marriage 30 April 2019 #1 angst 10 Mei 2019 Semua bermula dari suamiku yang memperlakukanku bak pembantu. Aku tidak b...