23. Just the Way You Are

12.8K 524 6
                                    

Waktu baru menunjukkan pukul 4.00 dini hari tapi kedua anak manusia itu sudah terduduk bersandar pada dashboard tempat tidur. Keduanya hanya diam, tapi tatapan mereka sarat akan cinta yang meletup-letup.

Lupakan keadaan mereka yang belum berpakaian. Hanya selimut tebal yang menutup bagian bawah keduanya.

“Rayhan..” panggil Melodi dengan suara serak, dia mendekat ke arah Rayhan. Menyembunyikan wajahnya ke dalam dada bidang yang selama ini dipujanya.

“Kamu.. siapa kamu sebenarnya Rayhan?” tanyanya sambil menggerayangi dada itu dengan satu jari telunjuk.

“Aku?” tanya Rayhan meyakinkan dia tidak akan salah bicara.

“Kamu berjanji tidak akan meninggalkanku setelah tahu siapa aku sebenarnya?” tanyanya memastikan.

Melodi mengangguk. Rayhan membuka laci meja, lalu mengambil sebuah lencana.

“Kamu raba lencana ini,” suruhnya. Melodi duduk tegak kembali dan mengamati dengan seksama.

“Bunga melati ini---“ ucapan Melodi terpotong.

“Benar. Selain designer, aku adalah seorang agen, aku mata-mata. Aku memiliki lisensi istimewa untuk membunuh, hanya 4 orang di negara ini,”

“Rayhan..” Melodi menatap Rayhan takut-takut, dia menggenggam erat telapak tangan Rayhan menguatkan.

“Iya Melodi. Jari-jari yang kau genggam ini sudah menarik pelatuk pistol banyak kali. Dan dari tangan-tangan ini pula banyak darah berceceran di jalanan tanpa ada yang mau tahu, karena mereka semua sudah ku bungkam,” lanjut Rayhan menciumi tangan mereka yang tertaut erat.

“—termasuk calon suamimu dulu, Tara”

Melodi menitikkan air mata setetes, dia menarik tubuh Rayhan lalu memeluknya. Tidak peduli bahwa suaminya sudah banyak menghilangkan nyawa orang, atau apalah, yang dia tahu, dia akan mencintai pria itu. Dan yakin, bahwa dia melakukan hal itu untuk kebaikan bersama.

Rayhan mengambil cincin di nakas samping, memasangnya di tangan Melodi bersebelahan dengan cincin pernikahan mereka.

“Apa ini Rayhan?” tanya Melodi polos.

“Itu alat penyelamatan diri, dari manik di tengahnya akan terpancar kalor tinggi yang cukup untuk memotong tali tambang dalam waktu satu menit saja,” jelasnya.

“Maafkan aku Melodi, dua tahun ini melibatkanmu dan membuatmu jadi bahan pancingan untuk kasus yang ku tangani. Dan sekarang setelah kamu tahu siapa aku sebenarnya aku berkewajiban menjaga keselamatanmu, maafkan aku Melodi,” Rayhan menitikkan satu air mata.

Melodi diam. Baru kali ini dia melihat suami tampannya menangis. Air mata dan wajah beraura tegas itu bukan perpaduan yang pas, tapi Melodi tersenyum bisa berkesempatan ada bersama Rayhan di titik terendahnya. Semua luka lebam di tubuhnya serasa hilang semua.

“Sudahlah Rayhan, aku tidak akan mengungkit hal-hal yang sudah lalu. Yang penting itu sekarang dan masa depan. Ini sudah pagi, kalau tidak salah kamu ada kunjungan butik ke luar kota kan?” tanya Melodi sambil melilitkan selimut di tubuhnya.

“Mandilah..” perintahnya mengusir tubuh polos suaminya dari atas kasur.

Wajah yang tadi sedang dalam mode lemah, mendadak berubah dihiasi senyum yang sarat akan kemesuman.

“Bagaimana kalau mandi bersama?” tanya Rayhan diakhiri senyum nakal.

“YAA..!!” pekikan Melodi mengundang tawa Rayhan yang sudah melenggang ke dalam kamar mandi.

Melodi memunguti pakaiannya di lantai, memakainya lagi, lalu bersiap untuk mandi di kamar tamu. Tapi dia merasakan cekalan di belakang kaki dan lehernya. Rayhan disana siap menggendong Melodi ala bridal style ke kamar mandi.

“Apa salahnya mandi bersama, hm?”

“KYAAA..” pekikan Melodi karena tubuhnya dicelupkan kedalam bath up berisi air dingin.

---TBC

SUAMIKU BACK TO NORMAL [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang