WARNING 18++
Dimohon pembaca sekalian menaati batas usia diatas karena part ini ada adegan yang *teet. Jika melanggar resiko ditanggung pribadi, author gak ikut yah :v---
Aku mengintip dari sela pintu yang tidak tertutup rapat. Di sana om Win duduk santai di sofa. Sedangkan Rayhan berjalan mondar-mandir seperti orang bingung. Sesekali mengacak rambutnya sendiri.
"Dia sudah sangat terlatih rupanya Rayhan. Trainingmu bagus juga ternyata," ucap om Win menggoyangkan gelas wine.
"Dia akan menjadi asset yang bisa menghasilkan pundi-pundi dollar dalam semalam," lanjutnya.
"Kapan aku akan membawanya ke luar negeri?"
Apa-apaan maksudnya semua ini? Gila.. dia akan menjualku? Kakiku lemas sendiri dan aku pun terduduk di depan pintu.
"Tunggu.. tunggu dia sebulan lagi, dan aku akan menyerahkannya,"
--dan lihat siapa yang mengatakan itu? Suamiku. Oh, inikah maksudnya pelacur pun lebih terhormat dari aku?
"Oh ayolah, berikan dia bulan ini dan aku akan membayar dua kali lipat, bagaimana?"
"Tidak Win, tubuhnya belum sembuh betul, dia masih ada beberapa cedera.."
inikah tujuannya berbuat baik padaku akhir-akhir ini?
Oh, aku tersentuh. Aku menunduk, membiarkan dua titik air mataku jatuh menetes ke telapak tanganku yang terkepal erat.
"Oh benarkah? Wah, dia akan menjadi pelacur kelas BDSM terhebat nanti, aku sudah tidak sabar,"
"Se..Sejak kapan kau di situ?" tanya Rayhan menatapku.
Aku mendongak, mendorong pintu di depanku hingga terbuka seluruhnya. aku menguatkan diri untuk berdiri ditengah kelemahanku.
Dengan mantap, aku melangkah masuk ke dalam kamar itu. Kurang satu meter jarakku dari Rayhan, ku kepal erat kedua tanganku. Aku enggan mengusap air mata yang terus menerus merembes membasahi pipi. Aku tidak kuat.
"Hiks.." satu isakan lolos dari bibirku.
Satu tanganku ku tangkupkan ke depan bibir, menyumpalnya agar tidak ada lagi isak tangis terdengar.
Satu tanganku lagi, ku ayunkan dengan kuat tepat mendarat di pipi kiri Rayhan. Jelas tercetak jejak tanganku memerah di pipi mulusnya. Tanganku terkepal dan aku memukul serampangan Rayhan yang berdiri terpaku di depanku. Dia tidak melawan."Hiks.."
"Hiks.."
Kepalaku jatuh di dadanya, masih dengan isak tangis yang kian nyaring. Sembilunya ku harap mampu mengikis kekerasan hati Rayhan. Aku mencabik-cabik lengan kemeja Rayhan hingga robek di beberapa bagian.
'PROK..'
'PROK..'
'PROK..'
Tepuk tangan dari arah belakangku mengingatkanku kalau ada orang lain selain Rayhan disini. Aku menatapnya nyalang setelah mengusap air mataku serampangan.
"Woah.. kemejamu Rayhan.. dia pasti sangat agresif di ranjang, boleh aku coba? Aku ingin membuktikan pelatihanmu selama ini," tanyanya sambil meletakkan gelas wine ke meja.
Aku menatap Rayhan menunggu responnya. Aku penasaran respon apa yang diberikan Rayhan saat istrinya akan dilecehkan tepat di hadapannya.
Oh, apakah aku masih bangga dengan title istrinya? Istri dari seorang bangsat berkedok lelaki tampan?
"Jangan.." aku memiringkan kepalaku, penasaran.
Dia masih ada insting melindungi istrinya ya?
"biar aku sendiri yang membuktikan.. di hadapanmu," lanjutnya.
Mati. Aku merasakan pukulan telak.
Lelaki yang selama ini ku puja, ku dedikasikan diriku untuk melayaninya, membiarkan diriku dipukulinya tiap waktu, malah menyerahkanku sebagai alat uji coba.
Mirisnya, alat uji coba seberapa layak aku sebagai pelacur di depan gembong pelacur itu sendiri.
Aku menggeleng kuat mengusir Rayhan yang sudah dikuasai nafsu. Rayhan mendorongku ke kasur berukuran king size di sebelah sofa yang diduduki bangsat itu.
Kakiku menendang sembarang arah. Kali ini aku tidak bisa melakukan jurus kaki seribu, karena sudah berada di bawah kurungan Rayhan. Hanya jurus batu yang mungkin.
Dia memegang kedua tanganku dengan sebuah tangannya, lalu menciumiku asal. Tidak manis dan tidak ada gelenyar aneh yang ku rasakan. Hanya ada perasaan jijik diperlakukan demikian.
Aku sama sekali tidak membalas cumbuannya. Dia berhasil melepas dasinya dengan satu tangannya yang bebas, dan dalam hitungan detik tanganku sudah ada di atas kepala dalam kondisi terikat dasi.
Aku hanya menggeliat pasrah saat kemeja panjangku di robeknya hingga menyisakan kaos dalam yang tipis. Dia merobek segala yang ada di tubuhku hingga terlihat dua gunung kembarku. Rayhan menggigitinya kasar membuatku mengaduh sakit.
Saat bibirnya terus menjelajah ke bawah menuju daerah intimku aku berteriak keras..
"JANGAN,, Aku mohon jangan Rayhan..!!"
"Kak Tara tolong Melodi.."
Rayhan mengernyit melihatku menyebut nama kak Tara. Tak lama. Dia terus melancarkan aksinya padaku.
Aku memakai skinny jeans, dan dia agak kewalahan membukanya. Rayhan hanya menurunkan sebatas lutut. Hawa dingin AC menyapa daerah ter-intimku.
"Lihat Win," dia bergumam kecil tapi om Win yang tadinya duduk pun langsung berdiri mendekat.
Benda tumpul itu menyodok daerah terdalamku menghantarkan rasa sakit yang luar biasa. Apalagi saat selaput daraku robek. Perih sekali.
Aku menitikkan air mata. Aku sudah jadi sampah. Benar kata Rayhan, pelacur pun lebih terhormat daripada aku, karena aku hanya seonggok sampah.
Kloset yang pernah dia tunjukkan mungkin memang disana tempatku.
"K..ka.. kamu virgin?" tanyanya terbata dengan ekspresi cengo.
Sedetik kemudian wajahnya memerah menahan amarah.
"Keluar Win.." desisnya menatap om Win.
"Tapi kau bilang akan menunjukkan--"
"AKU BILANG KELUAR..!!" teriak Rayhan membuatku mengeraskan tangisku.
Om Win, dia keluar segera seolah melambaikan bendera putih tanda menyerah. Sedang Rayhan? Dia tetap melanjutkan aksinya menggenjotku.
"Maafkan aku Melodi.. maafkan.." dia menciumiku dengan membabi buta. Aku memalingkan wajah enggan melihat mukanya.
"Aku.. Aku akan bertanggung jawab.. maafkan aku Melodi.."
bibirnya berucap maaf tapi gerakannya tak kunjung berhenti, dia masih terus menggenjotku hingga gelombang itu datang.
Rayhan mempercepat gerakannya menimbulkan bunyi yang sangat menjijikkan untuk terdengar di telingaku. Cairan hangat itu merangsek masuk ke dalam rahimku berenang-renang disana.
Aku menangis. Dia melepas ikatan di tanganku.
Aku bangkit dari tidurku ke posisi duduk. Sial perih sekali. Aku kembali menangis di tempatku duduk, sedangkan Rayhan. Dia tidur telentang menyesapi detik-detik setelah orgasmenya.
---TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMIKU BACK TO NORMAL [Completed]
Mystery / Thriller#1 thriller 27 September 2018 #1 regret 13 Desember 2018 #1 agen 5 Februari 2019 #1 lust 25 Februari 2019 #1 lose 14 April 2019 #1 marriage 30 April 2019 #1 angst 10 Mei 2019 Semua bermula dari suamiku yang memperlakukanku bak pembantu. Aku tidak b...