AUTHOR POV
"Pagi mah,pak ,bang leo" sapa rena pada keluarganya.
"Pagi" sahut mereka berbarengan.
"Tumben lu dek udah siap jam segini biasanya masih molor" ucap leo
"Terserah gua dong mau bangun jam berapa" balas rena ketus.
"Cepat habiskan makanan kalian lalu berangkat jangan banyak bacot" ucap mamanya(mamanya rena,leo)
"Oh iya pa bang artha jadi ke sesini" tanya rena.
"Jadi nanti sore paling nyampenya" sahut papanya
"Yeyyy abang kesayangan gua balik" sahutku girangg.
"Trus gua bukan abang kesayangan lu gitu" ucap leo memelas.
"Bukan,mana ada abang yang jahat sama adeknya sendiri" sahut rena acuh.
"Kampret lu dek" balas leo kesal. Rena yang melihatpun hanya mendeliakan bahunya.
Tinn tinn
Terdengar bunyi kelakson mobil didepan rumah keluarga martin.
"Mah,pah rena berangkat dulu" sahut rena.
"Berangkat sama siapa lu" tanya mamanya
"Sama temen" sahutnya
"Alah paling sama deva" balas leo ketus.
"Sirik ae lu bang" balasnya.
"Siapamu" tanya papanya mengintimidasi.
"Pa-pacar rena pa" sahut rena gugup.
"papa mau kenal sama dia,secepatnya" sahut papanya dengan penekanan diujungnya.
"I-iya pa" sahutnya masih gugup
"Mampus lu dek" lanjut leo rena yang mendengar itu hanya mendelikan bahu, memang ia tidak bisa berbohong kepada keluarganya apa lagi papanya, setiap kebohongan yang lia lakukan pasti ketahuan.
"Yaudah rena berangkat ya" sahut rena berpamitan.
"Leo juga ya" ucap leo menyusul rena.
"Ren lu yakin sama dia" tanya leo saat hendak keluar rumah.
"Gua yakin bang" balas rena dengan senyuman.
"Hati- hati ya gua ga mau kejadaian yang dulu keulang lagi sama lu" sahut leo mengelus puncuk kepala rena.
"lu tenang aja bang kalo pun itu terjadi gua udah kebal, sejak gua ketemu sama dia gua udah ngerasa beda kalo dideket dia" sahutnya dengan nada tak bisa diartiakan.
"Kalo ada apa- apa panggil gua aja dek" sahut leo.
"Yaudah gua duluan ya bang, lu hati- hati" pamitnya saat sudah samapai didepan rumah.
"Lu juga, dev gua titip adek gua jangan sampe lecet awas lu" sahut leo ketus.
"Siap bang" sahut deva.
*dijalan*
"Ren tadi lu ngomongin apa sama bang leo keliatannya serius amat" tanya deva memecah keheningan.
"Gua disuruh hati- hati" sahutnya
"Maksudnya hati-hati sama siapa" tanya deva serius.
"Sama lu, dia ga mau kejadaian yang lalu keulang lagi sama gua" ucapnya menundukan kepalanya.
"Gua ga bakal nyia- nyiain orang setulus lu ren, mubazir, gua yang takut kalo lu bakal ninggalin gua" sahut deva mengelus kepala rena.
"Gua bakal berusaha yang terbaik, kita sama- sama berjuang dev" sahutnya. Deva hanya tersenyum sambil memegang tangan rena.
" lu bisa pegang kata- kata gua ini ren, yang udah jadi milik gua ga bakal gua lepas gitu aja,sekalipun gua harus mati buat ngelindungin milik gua, asal lu tau gua balik ke indonesia cuman mau nyari lu, gua mau nyarik perempuan taman gua" sahut deva memegang tangan rena erat rena.
"Tunjukin apa yang lu bilang itu bener, gua mau liat seberapa sayang lu ke gua" sahutnya tersenyum tulus.
"Ketulusan ga harus lu lihat tapi lu rasain gunain hati lu, apapun masalah lu, lu harus ikutin kata hati lu karna hati ga mungkin salah" sahut deva membuat air mata yang ditahan rena dari tadi akhirnya tumpah.
"Hiks hiks gua sayang sama lu dev" sahutnya memeluk deva erat.
"Ssstttt kok troublemarker yang ditakutin semua orang cengeng gini sih" sahut deva terkekeh.
"Gua emang lemah" sahutnya sendu.
"Gua kuat karna lu, lu juga harus kuat karna gua" sahutku dengan nada menyuruh.
"Okay,okay mulai sekarang gua kuat karna lu" sahutnya bersemangat.
"Makasih ren" sahut deva sendu.
"Makasih buat apa" tanyanya bingung.
"Karna udah sayang sama gua" sahut deva dengan nada tak bisa diartikan.
"Eh kok sekarang lu yang sedih sih" goda rena.
"Hehe efek terlalu sayang" balas deva sambil mengecup kening rena lama
"Modus ae lu" sahutnya kesal.
"Modus sama pacar sendiri gapapa kalik" sahut deva kembali mengecup kening rena bertubi- tubi.
"Ck! Dev fokus nyetirnya nanti ketabrak gimana" sahutnya semakin kesal.
"Gimana gua mau fokus kalo lu nemplok di gua terus kayak cicak" sahut deva terkekeh.
"Is biarin aja gua suka kayak gini" sahutnya menenggelamkan kepalanya didada deva.
"I love you" sahut deva.
"I love you too" sahutnya.
"Ck! Kalo lu terus kayak gini kapan kita masuk kelas bege" sahut deva terkekeh.
"Loh udah sampe emang" tanyanya dengan wajah cengonya.
"Udah dari tadi" sahut ketus deva.
"Hehe maap abis keenakan" balasnya dengan cengiran.
"Yudah yuk turun" sahut rena membua pintu mobil.
"Eh masih inget kan kalo mau pamitan sama pacar harus ngapain" sahut deva tersenyum jahil.
"Is kan kelas kita sama dev" balasnya.
"Bodo amat pokoknyan harus" sahut deva.
Cup
Rena mencium bibir deva pelan saat rena hendak melepasnya deva menahan leher rena yang membuatnya tak bisa bergerak, kini ciuman menjadi lumatan.
"Deva sayang rena" sahut deva melepas lumatannya kini dikecup singkat bibir rena.
"Rena juga" sahut rena tersenyum malu.
*dikelas*
"Ciee yang udah jadian pj dong woyy" sahut dion menggebrak- gebrak meja.
"Haah pj dong dev kan kita- kita juga yang bantuin lu nembak si rena" sahut reza
"Karna gua lagi seneng,Gua teraktir kalian semua" sahut deva menggandeng rena menuju tempat duduknya.
"Mulai sekarang lu duduk disamping gua" sahut deva memerintah.
"Aye aye captain" sahut rena tersenyum senang.
Vote&comment terimakasih🍃
••••••••••••••••
KAMU SEDANG MEMBACA
Story About Troublemarker
Genç KurguKisah cinta sebuah pasangan yang sama-sama memiliki sisi kelam dalam hidupnya walaupun ia terlihat ceria namun itulah yang menjadi tameng agar kesedihan yang ia alami tak terlihat pada semua orang, namun sisi kelamnya ini juga yang merubahnya menjad...
