PART 1

101K 1.1K 14
                                    

Nanta pov

Pagi ini gue harus nyiapin berkas keuangan yang sudah gue periksa dari hasil kerja beberapa karyawan lainnya, karna pukul 10 nanti bos Salman mengadakan meeting

Yah, gue lebih senang manggil bos Salman dari pada pak Salman, dan selama gue bekerja disini gue ngga pernah dimarahi karna panggilan "Bos" dari gue

Gue harus nyerahin berkas ini jam 8 pagi dan sekarang masih ada beberapa yang belum gue kerjakan, dan gue pun mempercepat keberangkatan gue dari rumah ke kantor

Dan sampailah gue di kantor pukul 6 pagi, gue segera membuka laptop dan mengerjakan beberapa yang belum selesai dan setelahnya gue akan cek satu persatu berkas yang sudah dikerjakan oleh anak buah gue

Gue sudah menyelesaikan pekerjaan gue pukul setengah 8, dan karyawan sudah banyak yang datang, karna jam masuk kami adalah pukul 8

Karna tugas gue sudah selesai gue pun memilih ke pantry dan membuat kopi, gue menyukai kopi mulai dari aroma dan rasa pahitnya, gue lebih suka kopi yang sangat pahit

Setelahnya gue pun berjalan santai menuju rooftop, sambil menunggu sekretaris bos datang dan menyerahkan berkas itu padanya

Di rooftop gue memilih berdiri tepat seperti orang yang mencoba bunuh diri, merentangkan tangan selebar-lebarnya dan menutup mata dalam diam

Terdengar hembusan angin pagi yang begitu menyejukkan dan membuat damai di hati gue, setelah 10 menit gue memejamkan mata, gue pun mulai membuka mata dan menampakkan langit yang sangat cerah

Gue pun mulai kembali melangkah menuju ruangan gue untuk mengambil berkas dan gue serahkan pada sekretaris bos yang sebentar lagi datang karna jam menunjukkan pukul 07.50

Gue berjalan menuju lift dan menuju lantai 20 dimana ruangan bos dan sekretarisnya berada, akhirnya berkas pun gue berikan pada sang sekretaris

Sebelum gue beranjak dari lantai 20, baru saja bos Salman datang dan menyuruh gue masuk ke ruangannya, katanya sih ada sesuatu yang penting dan gue pun masuk ke ruangannya

"Maaf bos kenapa bos memanggil saya?" Tanya gue yang sudah duduk dihadapan bos

"Saya ingin kamu membimbing CEO baru yang akan menggantikan saya" kata bos Salman to the point

"Membimbing? Maksudnya bos apa?" Tanya gue lagi sangat bingung

"Iya, kerjaan kamu disini adalah mengontrol pekerjaan CEO baru dan membantu apa saja yang dibutuhkannya"

"Tapi bos, kan sudah ada audy bos (sekretaris bos Salman) buat ngurus semuanya, saya kan juga ada kerjaan di bidang saya bos"

"Saya ingin kamu bekerja 2 profesi, pertama sebagai direktur keuangan dan yang kedua sebagai asisten pribadi CEO yang baru, sedangkan audy adalah sekretaris umum"

"Mm..mmm..."

"Tenang, gaji kamu saya naikkan 3 kali lipat"

"Saya ngga bisa bos, saya bukan orang yang seprofesional itu"

"Saya tidak mau mendengar bantahan, besok kamu sudah harus jadi asisten pribadi CEO baru dan bimbing dia selama menjadi CEO"

"Berapa lama bos?"

"Mungkin cuma 3 bulan atau mungkin juga selamanya"

"Ha? Selamanya? Lalu bagaimana dengan profesi saya sebagai direktur keuangan?"

"Kamu bisa membagi waktumu bukan? Bukankah kamu orang yang teladan disini? Apa hanya sampai disini keteladanan mu?"

"Baik bos akan saya laksanakan"

"Bagus, sekarang kamu boleh meninggalkan ruangan ini"

Gue pun kembali ke ruangan gue yang berada di lantai 15, sebelumnya gue berjalan menuju lift di lantai 20 untuk menuju lantai 15, di jalan gue brughhh..

"Aw, aduuh bahu gue shh.." kata gue yang ngga sengaja nabrak orang

"Heh, lo gimana sih, gue lagi buru-buru nih" kata pria yang bertabrakan dengan gue

"Apaan sih, kita tuh sama-sama salah, saling minta maaf dong" kata gue yang sudah mulai kesal dengan pria yang masih mengamati ponselnya itu

"Apaan, lo yang salah jug.." kata pria itu terhenti ketika dia mulai menatap mata gue, gue pun merasa risih karna ditatap sedalam itu

"Apa? Udah lah gue cabut" kata gue sambil mulai melangkah masuk menuju lift

Abraham pov

Gue terpana melihat seorang gadis cantik dan menggemaskan seperti sekarang ini, dia cantik, kulitnya tidak terlalu putih tapi menarik, rambut yang di kucir kuda dengan panjang hingga bokong, bokong yang yang berisi, pipinya yang menggemaskan dan tingginya hingga leher gue

Gila tuh cewe idaman gue banget, tapi sayang gue ngga bisa lihat semua aset yang dia punya mulai dari dada bulatnya, bokongnya dan pinggangnya karena dia memakai baju yang cukup tertutup dengan rok sedikit dibawah lutut namun tidak ketat

Karyawan wanita disini bajunya ketat banget sehingga menampakkan semua aset mereka, tapi kenapa tuh cewe nggak sama kayak wanita yang lainnya ya?

Ini tantangan buat gue untuk mengenal siapa dia, "eh buset, baru ngeliat dia dengan pakaian tertutup aja bisa buat adik gue tegang banget, apa lagi kalo gue nyentuh dia bahkan tidur sama dia, aah.. bisa gila gue"

Gue pun berjalan menuju ruangan papa, dengan gaya cool yang selalu gue tampilkan, didepan pintu ruangan papa ada ruangan yang cukup besar dan disana terdapat sekretaris papa

"Maaf ada yang bisa saya bantu?" Tanya sekretaris itu tersenyum menggoda dan tatapannya yang berbinar

"Ya, gue mau ketemu sama CEO" balas gue tersenyum dingin dan maklum saja orang kantor sini belum tau siapa gue, karna gue memang ngga pernah main kekantor papa

"Tunggu sebentar, apa sebelumnya sudah ada janji?" Tanyanya lagi masih dengan senyum menggoda dan memperbaiki tampilannya jadi lebih menggoda

"Belum, bilang saja Abraham sudah datang" kataku lagi masih menatapnya datar

"Baik, akan saya sampaikan" katanya mulai berjalan dengan jalannya yang menggoda dan perlahan

"Ciih,, gila, dia mau ngegodain gue? Hah, gue ngga tertarik sama bitch kayak dia" batin gue

Setelah 2 menit, perempuan itu menyuruh gue masuk, dan gue pun masuk ke ruangan papa dan menutup pintunya rapat

Gunanya agar ngga ada yang tau kalau gue anak papa dan gue memang ingin menyembunyikan identitas gue sampai gue sukses kayak papa

Gue pun mulai duduk dihadapan papa dengan santai merebahkan punggung gue ke sandaran kursi yang gue duduki

"Bagaimana nak? Sudah keliling-keliling kantor?" Tanya papa

"Sudah pa, oh iya cewe yang bajunya lumayan ketutup itu namanya siapa pa? Trus dibidang apa?" Tanya gue antusias

"Dia papa suruh buat jadi asisten pribadi kamu, sedangkan audy nanti akan jadi sekretarismu, yang hanya akan mengurus tugas kamu dikantor, sebenarnya asisten pribadi kamu itu juga bekerja sebagai direktur keuangan disini"

"Ooh begitu, kenapa papa juga suruh dia buat jadi asisten pribadi aku? Apa dia ngga bakalan sibuk banget nanti?"

"Karna dia adalah karyawan teladan dikantor ini, jadi menurut papa dia ngga bakalan keteteran nantinya karna dia pasti bisa bagi waktu, lagian pekerjaan jadi direktur keuangan itu ngga terlalu banyak yang akan di urus"

"Lagian diakan cuma akan membimbing kamu beberapa bulan saja selama kamu bekerja jadi CEO" sambung papa

"Oke pa, lagian aku senang dia jadi aaisten pribadi aku, cantik" kata gue sambil cengengesan begitu juga dengan papa yang sedang tertawa

THE PERFECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang