Author pov
Malam ini Nanta pulang pukul 6 sore, karna dia baru bisa menyelesaikan tugasnya pukul 6 sore, ia pun berjalan menuju parkiran motor dimana motornya diparkirkanDengan lelahnya ia mengendarai motor tanpa ia tahu kalau Abraham sedang memperhatikannya dari jendela ruangannya, dengan cepat Abraham pun menuju parkiran mobil dan mulai melajukan mobilnya di depan apartemen Nanta
Ternyata Abraham sampai terlebih dahulu dari Nanta karena tadi Nanta menyempatkan diri membeli cemilan untuk di apartemennya
Nanta memarkirkan motornya di lobby apartemen dan segera menuju lift yg ada di lobby, ternyata disana sudah berdiri seorang pria tampan, siapa lagi kalau bukan Abraham, orang yang sudah menunggunya sejak setengah jam yang lalu
Baru saja Nanta akan berbalik arah, Abraham segera berlari ke hadapan Nanta, dan membuat Nanta bertabrakan dengan dada bidang Abraham
Nanta mendengar detak jantung Abraham yang sangat kencang dan keras, Nanta merasa penasaran dan terus meletakkan telinganya ke dada Abraham
"Heh, meluknya lama banget sih? Segitu kangennya sama aku?" Ucap Abraham yang membuat Nanta tersadar dan menjauhkan tubuhnya dari Abraham
"Enak aja lo ngomong, oh iya bos, lo lagi sakit ya? Kok detak jantung lo kencang banget sih?" Tanya Nanta penasaran
"Ciee perhatian banget sih sama aku, jadi gemes deh" ucap Abraham mencubit pipi Nanta dan membuat Nanta mendelik kesal
"Gue cabut dulu bos, bye"
Baru saja Nanta melangkah tiba-tiba Abraham menggendong Nanta ala bridal style dan membawa Nanta menuju ke dalam apartemennya serta mengunci rapat apartemen itu yang berada di lantai 23, dan menyisakan mereka berdua di dalam sana
"Lo apa-apaan sih, gue ngga suka diperlakukan kayak gitu" ucap Nanta dengan wajahnya yang sudah mulai kesal
"Aku cuma ngga mau kamu kecapean karna harus jalan ke dalam apartemen" ucap Abraham polos
"Udah sekarang lo pulang, gue mau tidur"
"Ngga, aku mau nginep disini aja, tidur bareng kamu, meluk kamu hingga pagi datang dan selamanya begitu"
"Idihh,, ngeri gue sama lo, kesambet dimana sih lo? Sampe-sampe gue yang kena imbasnya"
"Iih kamu lucu banget sih, gemes banget, jadi pengen cepat-cepat nikah sama kamu" ucap Abraham sambil mencubit gemas pipi Nanta
"ABRAHAM........ gue udah bilang berkali-kali, jangan pegang-pegang gue.... gue benci dipegang-pegang" balas Nanta berteriak dan memukul dada Abraham keras
"Aah.. Nan..taa jangan pukul kayak gitu dong, bikin aku geli aja, adik aku makin tegang lo dibawah,, shh.."
"Aaakkkk..... gue benci lo, lo pergi dari sini sekarang juga"
"Sayang, jangan gitu dong, kan kita baru aja mau berduaan" balas Abraham memeluk Nanta erat
"Gue mau resign dari kerjaan sekarang juga, besok gue bakalan bikin suratnya dan bakal gue anterin ke kantor"
"Lho?? Kok kamu resign sih sayang?"
"Iyaa baru aja sehari gue punya bos kayak lo udh bikin gue muak, udah sekarang lo pergi dan besok gue bakalan kasih surat resignnya"
Nanta pun membuka apartemennya dan mendorong tubuh Abraham keluar apartemennya dan menguncinya rapat, walaupun Abraham berteriak untuk ingin berbicara dengan Nanta, tapi tak dihiraukan oleh NantaSungguh malang sekali nasib Abraham, baru saja dia jatuh cinta tapi sudah ditolak mentah-mentah oleh calon gebetan
Abraham berjalan lesu menuju mobilnya dan pulang ke rumahnya, disana nampak papa dan mamanya masih berada di ruang keluarga sambil menonton televisi
Abraham sama sekali tak menyapa kedua orang tua nya, bahkan ia berjalan sambil tertunduk lesu, kedua orang tuanya pun heran, karna biasanya setiap pulang Abraham pasti selalu menyempatkan untuk menyapa kedua orang tuanya sebelum menuju kamar
"Nak kamu kenapa?" Ucap mama Abraham yang mendekat ke arah Abraham
"Aku nggapapa ma, aku masuk dulu yaa" balas Abraham
"Abraham sini, papa mau bicara" titah sang papa
"Iya paa" Abraham berjalan menuju sofa dan terduduk di hadapan papa dan mamanya
"Ada apa? Kenapa kamu sepertinya lesu? Terus tadi papa dapat laporan kalau kamu sedikit berantakan dalam mengerjakan tugas, apa Nanta tak membimbing mu?" Tanya papa
"Maaf pa, memang tadi Nanta tak membimbingku, dan tadi Nanta juga bilang kalau dia mau resign dari kerjaannya"
"Apa? Nanta tak menjalankan tugasnya? Tak biasanya anak itu seperti itu, terus kenapa dia bisa resign? Ada apa sebenarnya?"
"Maaf pa, itu semua memang salahku, tadi aku minta dia untuk menemaniku seharian di kantor dan harus selalu diruanganku"
"Aku.. juga minta dia buat,, duduk di pangkuan ku, itu semua karna aku mencintainya pa, tadi aku mengikutinya ke apartemennya dan memeluknya secara tiba-tiba dan membuatnya tak suka dan memilih resign dari kerjaan" sambung Abraham
"Dasar anak mudah jaman sekarang, kalau udah cinta aja pengennya langsung nerobos aja" ucap papa santai
"Paa, bantuan aku dong, aku ngga mau dia resign, aku juga mau dia selalu di dekat aku bahkan jadi istri aku pa" ucap Abraham serius dan memohon
"Apa kamu ngga terlalu cepat nak? Meminta gadis itu untuk menjadi istrimu?" Tanya mama
"Aku serius sama dia ma, paa bantuin aku" balas Abraham memelas
"Baik, papa setuju kalau dia jadi istri kamu, papa akan bantu kamu sebisa papa, jemput dia malam ini juga, bawa di ke rumah karna papa ingin bicara dengannya" titah papa lagi
"Ha? Papa serius? Makasiih paa" ucap Abraham dan segera menjemput Nanta
Nanta pov
Gue mulai merebahkan diri gue ke atas kasur kesayangan gue, dengan hanya mengenakan tanktop putih tanpa bra dan celana jins yang menutupi setengah paha gue
Baru saja gue memejamkan mata gue selama 20 menit, pintu apartemen gue sudah diketuk lagi yang gue sama sekali ngga tau siapa yang datang malam-malam seperti ini
"Siapa sih? Malam-malam begini masih aja ganggu gue, ngga tau apa gue lagi capek banget"
Setelahnya gue pun membukakan pintu dan tampak lah seorang pria yang sudah membuat gue badmood seharian, dia menatap gue dengan tatapan kaget dan seperti ingin menerkam gue
Gue pun merasa risih, gue merasa ada sesuatu yang aneh dengan tatapannya, gue pun mulai mengingat apa yang salah dengan gue, akhirnya gue ingat ada yang salah sama pakaian gue
"Aaaa..." teriak gue dan baru saja gue menutup pintu tapi Abraham sudah menelusup masuk ke apartemen gue
Abraham pov
Gue sudah berada di depan apartemen Nanta dan gue pun sudah mengetuk pintunya, tak lama pintu pun dibukakan oleh seorang perempuan yang sangat cantik
Hanya dengan menggunakan tenktop putih yang ketat tanpa bra, menampakkan putingnya yang berwarna coklat, lekuk tubuhnya dan celana jinsnya yang menutupi setengah pahanya yang menampilkan paha putih mulusnya itu
Penis gue menegang melihatnya, tampaknya dia tak menyadari kesalahannya, dia pun menatap gue heran sebentar setelah itu berteriak, dia pun mulai menutup pintu, dengan cepat gue pun menelusup masuk ke dalam apartemennya
Dengan masih menatapnya kagum dan nafsu membuatnya menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya dan wajahnya yang memerah karena malu
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PERFECT
RomanceGadis biasa dengan sikapnya yang kasar, jutek, cuek dan judes, ditaklukkan oleh anak pemilik perusahaan besar, pria yang tengil, manis dan simpatik