Nanta pun duduk dan menatap pria itu dengan kebencian penuh yang disertai dendam, yah namanya Rafael Nevan Wren dia adalah masa lalu Nanta yang membuat Nanta tidak berhenti menangis dan memutuskan ke London dan berkarir
Dia menikah dengan orang yang di jodohkan oleh mamanya, perempuan cantik yang berasal dari Mexico disertai dengan hartanya yang begitu melimpah, sepadan dengan Rafael yang cukup kaya dan terhormat
Saat itu cinta mereka masih terjalin erat dan tiba-tiba harus putus karena Rafael akan di nikahkan dengan perempuan itu, Nanta tidak bisa terima itu sedangkan Rafael saat itu tidak mampu melakukan apa pun
Karena ancaman sang mama yang akan mencelakai Nanta jika ia tidak menurut dengan mamanya, yah mungkin Rafael bisa dikatakan pengecut, tapi itu masih bisa dikatakan wajar, karena umurnya masih 20 tahun
Setelah mereka menikah, mereka tinggal di Mexico sedangkan Nanta masih di indonesia, dengan tekatnya yang kuat, Nanta pun berangkat ke London dengan tujuan menata karir dan mendapat kekuasaan tertinggi, tapi hal itu terhenti karena Abraham, Nanta telah memendam jiwa emosionalnya
Dan juga mengubur kenangannya dengan Rafael yang membuatnya melunturkan senyuman yang patutnya ia berikan kepada orang yang selalu berada disekitarnya, Nanta pun mengulang memori itu kembali di otaknya saat ini, pada masa itu dia di campakkan, di tinggalkan dan di abaikan
Nanta menangis dan kemudian menghapus air matanya, yang membuat Rafael tidak bisa berkata-kata ketika melihat air mata yang jatuh dari orang yang benar-benar ia cintai, Rafael memandang wajah itu ia ingat betapa kejamnya dia dan betapa pengecutnya dia, dia tidak bisa menahan cintanya untuk berada disisinya bahkan dengan teganya dia meninggalkan cintanya tersebut dan memberi luka yang mendalam
"Sweety, aku benar-benar minta maaf sama kamu, sekarang aku dengan dia sudah bercerai, aku ngga bisa sama dia, aku cuma bisa sama kamu, kamu kembali ke sisi aku lagi ya "
"Maaf, luka saya sudah cukup banyak, saya tidak mau menyakiti diri saya lagi, sekarang saya sudah punya suami dan saya harus mengurus suami saya"
"Nanta, please jangan ngomong gitu, aku tau kamu masih cinta sama aku, aku juga sangat-sangat mencintai kamu, kembali sama aku ya sweety, ku mohon"
"Maaf saya buru-buru, permisi"
"Nanta, jangan harap kamu bisa lepas dari aku, kita akan bersatu kembali, percayalah"
Itulah ucapan Rafael terakhir yang di dengar Nanta, Nanta pun kembali menaiki taksi dan menuju ke rumah, setelah sampai di rumah Nanta segera menuju kamar, dan disana terlihat suaminya sedang duduk di sofa sambil membuka laptop
"Eh, sayang, kamu udah pulang" ucap Abraham
Nanta pun segera mengganti bajunya dan membersihkan wajahnya, setelah itu ia duduk di sebelah suaminya sambil bergelayutan manja
"Abraham, kamu sayang sama aku ngga?"
"Hei, kok kamu tanya nya gitu sih"
"Kamu jawab dulu"
"Kalo aku ngga sayang kamu, ngapain aku nikah sama kamu sayang"
"Kalo kamu sayang sama aku kamu bakalan maafin aku ngga kalo aku salah?"
"Tentu, karena aku cinta kamu"
"Sebesar apa pun, kamu mau maafin ngga?"
"Tentu sayang, emangnya kenapa?"
"Barusan aku kentut"
"Hahahaha, kamu ada ada aja sayang, masa gitu aja kamu tanya sih"
"Pokoknya aku mau apa pun yang terjadi kamu jangan tinggalin aku ya, karena aku pasti kembali lagi ke kamu"
"Maksud kamu apa sayang?"
"Aku mau tidur"
"Eh tunggu dulu dong, minggu depan kita bakal ngadain resepsi sayang"
"Iya ya? Kok aku ngga tau"
"Aku udah kasih tau ke kamu waktu itu, kamu aja yang lupa"
"Persiapannya apa?"
"Gedungnya, pakaiannya, tamu yang akan di undang"
"Sayang, undang bunda kesini dulu"
"Iya, aku udah bilang ke bunda tadi, kalo besok pagi bakal ada helikopter yang jemput bunda, bunda cuma perlu diam di rumah, nanti anak buah aku jemput bunda ke rumah"
"Oh baguslah"
Nanta pun ikut memilih-milih gedung yang akan mereka gunakan, begitu juga dengan model bajunya, Nanta tampak serius menatap laptop sambil memainkan jari Abraham
Setelah Nanta mendapatkan gedungnya, Nanta pun segera tidur dan di iringi oleh Abraham yang sudah cukup merasa mengantuk
Hingga pagi pun hadir, Nanta bangun dengan cepat dan segera menyiapkan sarapan, seperti biasanya kegiatan Nanta, kemudian mereka kembali ke kantor, jam 9 nanti Abraham akan mengadakan rapat dengan kepala masing-masing perusahaan untuk membahas kerja sama
Nanta pun menyiapkan berkas keperluan meeting Abraham, setelah selesai ia juga ngecek kembali hal-hal yang di perlukan Abraham, setelah selesai barulah Nanta membawa berkas itu menuju ruang meeting bersama Abraham
Pada meeting kali ini terdapat 9 CEO perusahaan muda yang berbakat, mereka sangat serius menjalani rapat, sedangkan Nanta melanjutkan pekerjaannya, hingga suatu telfon menghentikan pekerjaannya, siapa lagi kalau bukan Rafael
"Hello sweety"
"Kenapa kamu telfon saya?"
"Galak banget sih sweety"
"Ada apa?"
"Aku kangen, kita ketemu yuk, kita udah lama banget ngga ngabisin waktu bersama, dulu kita bisa ngabisin waktu seharian"
"Maaf ini bukan pembicaraan yang layak untuk dibicarakan"
"Sweety, ayolah kita nonton, jalan, dan makan bareng"
"Saya sedang kerja, mohon jangan di ganggu"
"Yaudah pas kamu pulang kerja"
"Maaf saya sibuk"
"Kamu mau nolak terus ya? Kamu mau aku bikin acara resepsi kamu berantakan?"
"Anda dapat info ini dari mana?"
"Aku tau sweety aku tau, aku ngga mau kamu resepsi sama dia, aku mau kamu sama dia cerai dan balikan sama aku dan kemudian nikah denganku"
"Maaf jika anda sedang bermimpi tolonglah bangun"
Nanta pun mematikan sambungan telfon itu dan kembali bekerja sedangkan Rafael sedang mengutuki Nanta yang sudah mematikan sambungan telfonnya
Rafael berusaha mencari cara agar Nanta mau kembali ke sisinya, Rafael benar-benar mencintai Nanta, walaupun dia berusaha melupakan Nanta selama 4 tahun, namun tetap saja dia tidak bisa
Dia benar-benar menyesal tidak memperjuangkan cintanya, sehingga ia mendapati Nanta dengan orang lain, tapi ia yakin bahwa Nanta masih sangat mencintainya, dan ia bertekad akan mengembalikan Nanta ke sisinya lagi
Sedangkan Abraham sedang sibuk meeting dengan CEO lainnya, Abraham berusaha mendapat kepercayaan dari masing-masing CEO dan mempererat perusahaan mereka, jam menunjukkan pukul 12 siang, ini waktunya makan siang, meeting pun selesai
Abraham berjalan menuju ruangannya, disana terdapat istrinya yang masih mengerjakan pekerjaan dengan amat serius, Abraham tersenyum melihat istrinya
"Sayang, ini sudah jam istirahat berapa lama lagi kamu akan bekerja dan menghiraukan ku?"
"Maaf, aku terlalu sibuk sampai aku tidak mendengar bahwa kamu masuk ke dalam ruangan"
Nanta pun meninggalkan tugasnya dan mengajak sang suami untuk makan di kantin perusahaan dan beristirahat disana
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PERFECT
RomanceGadis biasa dengan sikapnya yang kasar, jutek, cuek dan judes, ditaklukkan oleh anak pemilik perusahaan besar, pria yang tengil, manis dan simpatik