Author pov
Nanta masih terlihat shock dengan kedatangan Abraham dan melihat lekuk tubuhnya bahkan melihat hampir seluruh asetnya
Kini Nanta sudah berada di kamar mandinya untuk menggunakan bajunya dan ikut ke rumah Abraham karena bos Salman ingin berbicara dengannya
Sedangkan Abraham sedang berada di sofa kamar Nanta, dia masih terlihat tegang karena melihat tubuh Nanta tadi, dia ingin sekali melakukan hubungan intim dengan Nanta tapi menurutnya saat ini belum tepat untuk melakukannya
Nanta pun sudah siap dengan pakaiannya, dia menggunakan celana longgar dan baju yang cukup longgar sehingga tak menampakkan lekuk tubuhnya serta rambut yang di kucir kuda
Tanpa membuang waktu Abraham dan Nanta pun segera menuju ke rumah Abraham untuk menemui Salman, diperjalanan hanya sunyi yang menemani mereka
Setelah 1 jam perjalanan, mereka sampai di rumah Abraham dan segera menemui Salman, Salman masih setia duduk di ruang keluarga
"Pa, nih Nanta udah sampe" ucap Abraham dan menyuruh Nanta duduk di sebelahnya sedangkan dia duduk berhadapan dengan papanya
"Abraham, papa ingin bicara 4 mata dengan Nanta"
"Ooh, yaudah pa, aku ke dalam dulu"
Setelah Abraham menuju ke kamarnya, sang mama Abraham pun datang untuk membawakan minuman kepada kedua orang tersebut dan berjalan kembali menuju dapur
"Ada apa bos manggil saya malam-malam begini?" Tanya Nanta to the point
"Kata Abraham kamu ingin resign? Dan tadi kamu tak melakukan pekerjaan mu dengan benar? Apa betul?" Ucap Salman dan membuat Nanta kaget dan mulai tenang kembali
"Iya bos, saya minta maaf tidak membimbing CEO baru dengan baik, dan memang benar saya ingin resign dari kerjaan, karena saya merasa tak cocok bekerja dengan CEO baru bos"
"Ternyata kamu bukan orang yang profesional Nanta" ucap Salman yang membuat Nanta membulatkan matanya tak percaya atas ucapan bos nya itu
"Saya sangat profesional bos, saya hanya membela diri saya disini, saya hanya tak mau dilecehkan oleh anak bos itu, jika bos mengatakan saya tak profesional, justru bos salah besar" ucap Nanta yang mulai tersulut emosi
"Ya sudah bos, bila tak ada yang akan dibicarakan lagi saya permisi" sambung Nanta, baru saja ia melangkah suara bosnya kembali terdengar
"Kamu memang tak profesional Nanta, kamu telah melupakan kontrak yang pernah kamu tanda tangani, dalam kontrak itu tertera kamu tak boleh resign dari kerjaan selama 5 tahun, sedangkan saat ini kamu baru saja bekerja selama 2 tahun, masih ada waktu 3 tahun lagi"
"Kalau kamu ngga mau lanjut juga ngga masalah kamu hanya perlu membayar sekitar 53000 pound sterling (1 miliar), apa kamu sanggup?" Lanjut Salman
Nanta tak mampu berkutik dia baru saja teringat kembali dengan kontrak kerjanya itu, dan itu membuatnya tak bisa resign dari pekerjaan, dia merasa serba salah sekarang karna dia tak bisa pergi dari perusahaan begitu saja tapi dia juga tak mampu tuk terus bersama bos barunya yang mesum itu
Nanta kembali ke apartemen dengan Abraham yang mengantarkannya, dia terlihat sangat kesal dan itu membuat Abraham terpancing untuk mencubit pipinya
Abraham pun mengarahkan tangan kanannya menuju pipi Nanta, belum saja sampai di pipi Nanta, tangan Abraham sudah dipelintir oleh Nanta
"Aduuh sayang sakit nih, aduuh lepasin dong" ucap Abraham kesakitan
"Mangkanya jadi orang tuh jangan lancang" ucap Nanta tegas sambil melepaskan tangan Abraham
"Oh iya sayang, kata papa mulai besok kamu akan jadi sekretaris pribadi aku, dan audy akan menggantikanmu sebagai direktur keuangan di kantor" ucap Abraham yang membuat Nanta melebarkan matanya
"Hah? Sekretaris pribadi?" Tanya Nanta kaget
"Kata papa, Audy sangat cocok bekerja di posisi tersebut"
"Gue ngga mau, terus kalau gue jadi sekretaris pribadi lo, kerjaan gue apaan?" Tanya Nanta sedikit emosi
"Papa bilang, kerjaan kamu menyiapkan semua yang menyangkut dengan aku"
"Misalnya?"
"Yaa misalnya kamu yang bakal ngurusin jadwal meeting aku, trus berkas yang akan aku tanda tangani"
"Ngga ngerti gue, mau resign ngga bisa, mau ngejalani tugas eh taunya malah bikin bingung kayak gini"ucap Nanta kesal
Tak lama setelah berbicara Nanta pun tertidur, mereka kini sudah sampai di lobby apartemen Nanta, Abraham tak tega membangunkan Nanta
Alhasil, Abraham membopong Nanta ke apartemennya, dan Abraham pun memutuskan untuk ikut tidur di bersama Nanta, Abraham sudah membukakan baju Nanta dan menyisakan tanktop dan celana jins yang sempat dipakai Nanta tadi
Sedangkan Abraham sudah membuka baju dan celananya, yang menyisakan boxer ketatnya yang akan dia pakai untuk tidur
Abraham pun merebahkan tubuhnya di kasur sebelah Nanta yang tengah membelakaginya dan memeluknya erat dibelakang Nanta
Pagi pun datang, Nanta merasa risih karena punggungnya terasa panas dan di perutnya terasa diikat begitu kuat
Ketika dia melihat ke arah perutnya, dia pun berteriak kaget dan membagunkan sang pria yang memeluknya dari tadi malam itu
"Aaakk, ini apaa? Siapa lo?" Ucap Nanta panik
"Apa sih sayang, ini masih pagi, jangan teriak-teriak kenapa, kasih moring kiss kek" ucap Abraham santai dan masih memeluk Nanta
Nanta masih berusaha melepaskan tubuhnya dari Abraham tapi tangan Abraham makin kuat memeluk tubuhnya dan Nanta hanya mampu membalikkan tubuhnya
Hingga posisinya sekarang menghadap ke dada Abraham dan Abraham menambah kuat pelukkannya
"Woy, gue ngga nafas nih" ucap Nanta risih
"Hmm,, aku nyaman" ucap Abraham memeluk semakin kencang
Terdengar deru nafas Nanta tersenggal-senggal yang mengenai dada Abraham kencang, Abraham pun melonggarkan pelukannya
Dengan cepat Nanta melepaskan diri dari pelukan Abraham dan segera menuju kamar mandi dan bersiap untuk masuk kerja hari ini, sebagai sekretaris pribadi CEO baru
"Hei, kok udah siap-siap aja sih? Ini masih pagi banget sayang, aku suka liat kamu cuma pake handuk" ucap Abraham sambil mengedipkan sebelah matanya menggoda
"Lebih baik gue berada di kantor pagi-pagi buta dari pada harus berduaan dengan lo di apartemen gue sendiri" ucap Nanta ketus dan memperoleh tawa kecil Abraham
Nanta sudah berada dikantor, begitu juga dengan Abraham mereka sudah sampai di ruangan mereka di lantai 20, mereka bekerja 1 ruangan dengan meja yang berbeda
"Nah sayang, sekarang kamu 1 ruangan sama aku dan meja kamu disitu, deketkan sama meja aku" kata Abraham lembut dan tersenyum menggoda
"Iih,, jijik gue kalo harus 1 ruangan sama lo, ngga ada ruangan lain apa?" Ucap Nanta kesal
"Aduuh,, gemes deh liat kamu yang lagi marah gini, kamu tuh sering-sering aja marah yaa, soalnya kalo kamu marah kamu makin cantik" ucap Abraham dan membuat Nanta tampak blushing
"Ciee blushing, udah yuk kita mulai mengangsur kerjaan kita" lanjut Abraham, mereka pun segera menuju meja masing-masing dan segera mengerjakan pekerjaan mereka
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PERFECT
RomanceGadis biasa dengan sikapnya yang kasar, jutek, cuek dan judes, ditaklukkan oleh anak pemilik perusahaan besar, pria yang tengil, manis dan simpatik