Jam menunjukkan waktu untuk pulang bekerja, namun kini hujan masih mengguyur jalanan, sudah 1 jam dari tadi, hujan ini tak kunjung reda
Nanta masih setia menunggu hujan reda, ia berdiri di teras kantor sambil menatap hujan, ia merasa badannya mulai merasa tak enak
Abraham juga baru saja keluar dari kantor, banyak karyawan yang berlalu menuju pintu keluar untuk pulang ke rumah masing masing
Ketika di lantai 1 entah mengapa Abraham ingin sekali melangkahkan kakinya ke sini, ia melihat lihat dengan tatapan yang datar setelah ia sampai di pintu keluar, ia melihat Nanta yang masih berdiri di teras
Karena Abraham masih merasa cinta yang tak berkesudahan dengan Nanta, ia pun memberanikan diri untuk berdiri di samping Nanta
"Hujannya deras, pulang sama saya aja"
"Ooh, bos, maaf bos, ngga usah, saya pulang sendiri aja, sebentar lagi hujannya juga reda"
"Ooh, yaudah"
Setelah perbincangan selesai, Abraham masih saja berdiri di sebelah Nanta, Nanta menatap Abraham heran, ia memandang Abraham dengan detail, Abraham yang merasa dipandang pun merasa sedikit salah tingkah, namun memilih untuk bertanya
"Kenapa melihat saya seperti itu?"
"Knapa? Bos grogi ya sama saya? Kalo iya bilang aja bos, hihihi"
"Ngga lucu"
"Mmm,,, maaf bos, sebenarnya saya cuma heran, bos ngapain masih disini? Bukannya bos bawa mobil?"
"Kenapa? Kamu ngusir saya? Lagian inikan kan kantor saya, terserah saya mau ngapain"
"Bos ini, dari kemaren sampai sekarang aneh banget, saya ngga ngerti sama bos"
"Siapa yang suruh kamu harus ngerti saya? Saya cuma ingin kamu ikut saya sekarang"
"Kemana?"
"Ikut saya sekarang, ngga boleh ada bantahan"
Mereka pun pergi ke lobby dan memasuki mobil Abraham, setelah itu mereka pergi menuju ke mansion mewah milik Abraham
Nanta cukup tercengang melihat mansion yang begitu luas dan mewah walaupun letaknya sedikit jauh dari keramaian
Disana juga banyak sekali pelayan, diperkirakan ada 12 pelayan di mansion Abraham pada saat itu, mereka semua menggunakan seragam yang sangat bagus dan sedikit sensual
Pelayan disini semua adalah perempuan, mereka tampak sangat cantik dan menggoda, mereka bekerja dengan giat, begitu Abraham datang, mereka semua berdiri di dekat pintu masuk dan memberi penghormatan kepada Abraham dengan membungkukkan badan mereka
Hingga tampaklah belahan dada mereka, meskipun sedikit sensual mereka tetap memiliki ketegasan dan pandai dalam bela diri, sepertinya memang ini di persiapkan oleh Abraham
Tak tau apa tujuan Abraham, entah dia memiliki musuh yang dendam padanya dan ingin membunuhnya atau ada seorang mafia yang ingin mengambil alih kekuasaannya
Yang jelas, semua pelayan disini pandai bela diri, sepertinya pelayan disini usianya di perkirakan 20-35 tahun, Nanta tak tau apa alasan Abraham memiliki pelayan yang muda, menggoda dan pandai bela diri
Akhirnya Nanta memasuki kamar tamu yang disiapkan oleh Abraham untuk Nanta, disana tampak elegan dan pemandangan dari balkon pun sangat menyenangkan mataKemudian Nanta memilih untuk membaringkan diri di atas ranjang, Nanta bingung, padahal ia hanya ingin menunggu hujan reda sebentar, setelah itu ia akan kembali ke apartemen milik Abraham yang kini ia tinggali
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PERFECT
RomanceGadis biasa dengan sikapnya yang kasar, jutek, cuek dan judes, ditaklukkan oleh anak pemilik perusahaan besar, pria yang tengil, manis dan simpatik