part 29

13.4K 332 5
                                    

      Nanta sampai di rumah sang bunda dengan membawa bayinya di gendongannya ia yakin kan diri bahwa semuanya akan baik-baik saja, Nanta mengetuk pintu dan tidak lama sang bunda pun muncul dengan wajah tersenyum sekaligus sedih

       Tersenyum untuk penyambutan anaknya dan sedih dengan jalan yang di ambil oleh anaknya, anak semata wayang mengambil langkah yang benar-benar menyayat hati, langkah yang biasanya akan dihindari orang, namun baginya langkah ini yang terbaik

        Bunda menatap sang bayi yang ada di gendongan Nanta dengan mengusapnya, Nanta mulai bersuara "umurnya 1 tahun lebih" bunda hanya tersenyum dan kembali mengusap bayi itu, Nanta pun masuk ke dalam rumah dan kembali memasuki kamarnya yang dulu menjadi tempat favoritenya, kini dia kembali lagi ke tempat ini

        Tempat dimana ia di rawat sejak kecil hingga dia dewasa dan pergi ke negri orang, melelahkan rasanya jika diingat kembali, ingin rasanya mengharapkan ini hanya lah sebuah mimpi namun bayi ini terlalu nyata untuk dikatakan sebagai mimpi

        Nanta menaruh bayinya yang cukup nakal itu di kamar dan menuju ke tempat bunda, yang kini berada di ruang TV, Nanta memberikan foto ketiga saudara itu kepada bunda, bunda menangis tanpa kata kemudian Nanta menunjukkan nama dari ketiga anak itu dan bunda hanya mengelus kepala Nanta

       Setelah adegan sedih-sedih itu Nanta memilih untuk istirahat di kamarnya bersama sang bayi, bayi yang sedang mencoba duduk sambil berbicara sedikit demi sedikit, seperti mencoba menceritakan kisahnya pada sang ibu

"Nak, ibu akan membawa kamu pada saudara mu di kemudian hari, saat kalian akan mencoba menggali informasi dari ibu"

       Jam menunjukkan pukul 5 Nanta pun memandikan bayinya dibantu oleh sang bunda, kemudian Nanta ikut mandi dan setelah itu mereka makan malam, makan malam yang dirindukan Nanta, makan bersama sang bunda di ruang TV, mereka tak menggunakan meja makan, meja makan hanya sebagai tempat meletakkan bahan masak saja

       Nanta mengajak bayinya berbicara dengan sang bunda dan mereka seperti benar-benar sedang bercerita, tawa yang dikeluarkan sang bayi merupakan semangat yang diterima oleh Nanta

       Keesokan paginya Nanta mengajak bayinya berjemur dan dilihat oleh beberapa tetangga, mereka antusias dengan sang bayi yang sangat imut itu, dengan mata coklatnya sang bayi berhasil menggoda orang-orang untuk memberi perhatian padanya

       Ketika di ajak bicara pun bayi Nanta akan menanggapi dengan alis dan keningnya serta beberapa suara kecil yang muncul membuat orang-orang semakin gemas dengan tingkahnya, setiap Nanta ada di luar rumah bersama bayinya pasti saja ada tetangga yang ikut berdiri bersama mereka hanya sekedar untuk melihat dan berbicara dengan si kecil

       Sepertinya Nanta memilih tempat yang tepat untuk merawat bayinya dengan kehangatan orang-orang yang ada dilingkungan ini, Nanta semakin yakin bahwa anaknya akan tumbuh dengan sangat membanggakan nantinya

        Disisi lain, Abraham sering menghabiskan waktunya di rumah orang tuanya daripada di rumahnya, karena dia senang bermain dengan bayi yang dia percaya daripada bayi yang tidak jelas itu, meski pun tinggal serumah, tapi Abraham benar-benar hanya untuk tidur saja ke rumah itu, selebihnya dia akan menghabiskan waktu di luar rumah

       Dalam sehari, Abraham memberikan 5 jam waktunya bersama bayinya setelah pulang dari kantor, terkadang juga dia menginap di rumah orang tuanya, anak-anaknya ini sangat membanggakan baginya, dia menginginkan kedua anaknya itu pulang ke rumahnya sehingga dia bisa lebih leluasa bermain dengan anak tersebut

       Sedangkan Griz merasa terabaikan oleh sikap suaminya itu, dia sering sekali bermain ke rumah orang tuanya terkadang tak pernah mengabarinya sama sekali, dia sangat jengkel, sehingga dia memilih untuk berkunjung ke rumah mertuanya itu pada pagi harinya, dia melihat kedua anak yang tak jauh berbeda dengan usia anaknya sedang berada di dalam keranjang yang sedang di dorong oleh ibu mertuanya, dia pun bertanya

"Ma, ini bayi siapa?" Ucapnya

"Bayi Abraham" balas mama

"Lho? Anak dari siapa ma?"

"Dari mantan istrinya"

"Apa? Jadi ini alasan Abraham jarang memberi kabar dan pulang ke rumah juga mengacuhkan bayi kami?"

"Itu urusan mu dengan Abraham, mama tidak ada hak dalam kehidupan kalian"

       Mama pun pergi meninggalkan Griz yang masih saja kesal di ruang tengah, mama membawa si kembar ke taman sambil menyuapinya makan, mama senang karena ada cucu yang akan dia rawat selama beberapa tahun ini, dia akan memberikan semua waktunya untuk cucunya ini

       Di kantor, Abraham masih saja mencoba menyelidiki anak siapa yang dilahirkan oleh Griz, karena dia sangat tersiksa dengan semua ini, dia hanya ingin bahagia tapi kenapa kebahagiaan cuma bisa datang sementara untuknya

        Abraham terus menyuruh anak buahnya mencari informasi dan kemudian mendapat beberapa clue bahwa Griz bukan melahirkan anaknya Abraham melainkan anak dari mantan pacarnya itu, Abraham mencoba mencari bukti yang akurat dan membuat Griz tidak bisa menyangkal

        Abraham menemukan 1 bukti yang sangat akurat yaitu bukti cctv, dimana Griz mengakui bahwa anak yang dia lahirkan bukan anak Abraham, Abraham pun melaporkan Griz ke jalur hukum untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya, akhirnya 3 minggu kemudian Griz dan Abraham resmi bercerai, keluarga Griz merasa sangat malu dan perusahaan keluarga Griz pun hancur lebur

       Setelah bercerainya Abraham dan Griz, Abraham memilih untuk tinggal di rumah orang tuanya agar dia bisa bermain hingga terlelap bersama sang bayi, oh ini terasa sangat indah baginya, satu persatu kebahagiaan kembali memihak kepadanya, hingga anak-anak itu sudah beranjak umur 8 tahun, dimana mereka sangat lincah dan nakal tapi Abraham tak memarahi kenakalan anaknya, dia bahkan hanya menasehati anak-anaknya sesuai permintaan Nanta

       Anak-anak ini memang sudah sering menanyakan keberadaan ibunya, Abraham hanya memberi pengertian bahwa suatu hari ibu mereka akan kembali kepada mereka secepatnya

"Bashta, kapan kami bertemu maika? Ini sudah sangat lama, kami merindukannya, tidak kah boleh kami hanya sekedar mendengar suaranya ditelfon?" Ucap Aarav sang anak sulung

"Percayalah pada maika, kita akan bertemu dengannya suatu hari nanti, dia berjanji padaku" balas Abraham

"Bashta, aku sudah tidak kuat menahan rindu, izinkan aku menelfon maika sekaliiii saja, hanya 1 menit pun juga tidak masalah" ucap Devan

       Abraham tidak tau harus menjawab apa, dia bahkan tidak pernah berkomunikasi lagi dengan Nanta, bagaimana dia akan mewujudkan permintaan anak-anaknya ini

THE PERFECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang