Setelah terduduk beberapa saat Abraham memilih untuk mencari Nanta, dia yakin Nanta pasti belum jauh, dia juga meminta anak buahnya untuk ikut mencari Nanta, sudah berbulan-bulan Nanta tak ditemukan dan sekarang dia datang tanpa bertemu sedikit pun bahkan Nanta datang hanya untuk berpisah dengannya
Semua orang menatap Abraham dengan heran, dengan pertanyaan "ada apa ini" karena melihat Abraham berlari sekuat tenaga keluar dari acara pestanya tersebut, bahkan Griz pun juga tidak tau kenapa Abraham meninggalkan pesta, teman-temannya tadi mengikuti Abraham dan ikut mencari Nanta, setelah 15 menit pencarian Nanta belum juga ditemukan, hingga Abraham menemukan sebuah wajah yang menyerupai Nanta lengkap dengan kostum cantiknya di menit ke 17
Dia menatap Abraham dari jauh dan tersenyum penuh haru, dia dengan anggunnya melambaikan tangan ke arah Abraham terakhir kali sebagai tanda perpisahan, Nanta juga sempat mengucapkan beberapa kata "kumohon rawat mereka dengan baik" setelah itu Nanta berlari menjauh dari Abraham, Abraham terpaku lemas, kakinya tak mampu bergerak bahkan sekarang dia terduduk menatap kepergian Nanta, suaranya juga tidak bisa dikeluarkan
Setelah lama tak melihat Nanta lagi dan sekarang bertemu Nanta dari kejauhan sambil mengucapkan perpisahan, ini benar-benar tidak adil untuk Abraham, kenapa disaat kebahagiaan baru saja dia dapat dan sekarang harus pergi lagi, seakan dunia tak mengizinkannya bahagia
Begitu lama dia terpaku tak mampu untuk berdiri, dia hanya menggosokkan kedua tangannya ke kepalanya sambil menangis
" Kenapa semuanya seperti ini? Hanya karena 1 kesalahpahaman, wanita yang sangat ku cintai pergi begitu saja, tidak kah bisa dia menunggu jawaban ku? Seberapa besar kesalahan ku kali ini? Apa dia tidak bisa memaafkan ku sekali saja? Nanta kenapa?" Ucapnya keras dengan mencurahkan segenap ini hatinyaTak berapa lama, teman-temannya datang menghampirinya dan memapahnya untuk berdiri, dia masih melihat wajah merah Abraham dan tangisan tersebut. Mereka mengerti kenapa Abraham benar-benar tak berdaya saat ini, karena sejak awal pertemuannya dengan Nanta sudah diceritakan oleh Abraham dan bahkan hanya Nanta yang mendapat keistimewaan di hati Abraham
Semuanya kembali pulang, Abraham tak lagi melihat pesta yang tadi ia adakan, kini ia berada di kamar pengantinnya disertai oleh Griz yang duduk membelai kepalanya, Abraham masih termenung dengan apa yang terjadi hari ini, semua terjadi begitu cepat
7 bulan kemudian
Suara ketukan pintu membuat mama membukakan pintu, mama melihat Nanta dengan seorang laki-laki serta membawa 2 orang putra yang masih sangat kecil, kira-kira umur 1 tahun Nanta tersenyum kepada mama dan mulai bersuara
"Ma, aku titip mereka ya ma, mereka adalah cucu mama, cucu pertama dan ketiga, mereka adalah anak Abraham, anak kedua akan ku besarkan sendiri ma" ucap Nanta sambil menyerahkan kereta dorong bayi yang berisikan anak pertama dan ketiganya
"Astagah, kamu melahirkan bayi kembar 3?"
"Iya ma, mereka sangat menyayangi satu sama lainnya juga"
"Lalu kenapa kamu tidak memberikan anak kedua juga?"
"Bagaimana pun, mereka adalah anakku, aku juga ingin membesarkan mereka, tapi aku tidak mampu membesarkan ketiganya sekaligus, jadi aku menyerahkan kedua anak ini, tujuan aku memberikan anak pertama adalah agar dia di didik dewasa dan mampu mengayomi, sedangkan anak ketiga adalah agar dia bisa hidup layak dan ku harap dia tidak manja, dan aku membesarkan anak kedua karena, dia satu-satunya wanita yang harus ditindak disiplin dan dia juga yang paling dekat denganku"
Nanta menjelaskan secara detail kepada mama dengan air mata yang terurai, mama meneteskan air matanya karena salut dengan Nanta, dia hamil dan melahirkan anaknya dalam keadaan sendirian, tanpa ada suaminya yang menemani, bayi yang lucu-lucu ini juga tampak sangar karena melihat ibunya meneteskan air mata, benar-benar anak yang mempunyai kedekatan yang sangat erat
"Ma, aku harap Abraham hanya mengetahui kedua anak ini saja, dia tidak boleh tau kalau dia juga mempunyai anak perempuan, oh iya mah, boleh tidak setiap bulan aku menanyakan keadaan si kembar ini kepada mama? Aku juga ingin tau perkembangan mereka tanpa sepengetahuan Abraham?"
"Iya nak, boleh, mama harap mama juga bisa tau perkembangan dari si cantik itu, boleh mama melihat si gadis cantik itu?"
Nanta menggendong bayinya yang ada di mobil bersama Rafael dan membawanya ke arah mama, mama menggendongnya dan memeluknya erat seakan tak ingin berpisah "cucuku paling cantik, nenek harap kita akan bertemu dikemudian hari" mama mengusap kepala bayi wanita itu dan kemudian mengembalikannya ke gendongan Nanta
"Nak, apakah kamu sudah memberikan nama pada bayi-bayi ini?"
"Yah, sudah ma, yang pertama bernama Aarav Cavan Abnan, yang kedua bernama Febia Silvy Abnan dan yang ketiga bernama Devan Adelard Abnan, aku sudah memberikan kalung yang berisikan namanya kepada mereka ma, aku juga memberikan gelang kaki yang berisikan nama lengkap mereka juga"
"Baiklah, bagus kalo sudah ada nama, memangnya kamu mau kemana? Kamu tidak mau bertemu Abraham?"
"Aku ingin pergi dari negara ini ma, negara ini hanya membuatku penuh luka, biarlah hanya kenangan yang dapat ku sisakan disini, alangkah baiknya aku tidak bertemu dengan Abraham ma, hmm baik lah ma, aku pamit dulu, titip anak-anakku ma, jangan biarkan mereka tinggal dengan Abraham dan istrinya, aku lebih merasa aman ketika mereka tinggal bersama mama"
Kemudian Nanta mencium kedua kening putranya dan membelai kepala dari keduanya dengan air mata yang terus mengalir, Nanta mengarahkan tangan ketiga bayinya dalam genggamannya sebagai salam perpisahan dari ketiga saudara itu, lalu Nanta berlalu pergi dengan Rafael, saat itu juga Nanta akan pulang ke negara asalnya dan hidup secara sederhana di rumah sang bunda
Nanta tau, ini akan lancang sekali bagi ibundanya, karena sang bunda belum sempat melihat dan menimang ketiga cucu itu secara langsung tapi Nanta telah menyiapkan beberapa foto yang dibalik foto itu tertera nama dari masing-masing anaknya, sebagai sebuah arsip baginya dan untuk memperlihatkan juga pada ibundanya
Rafael mengantar Nanta ke bandara, sedangkan Rafael sendiri tidak akan kembali bersama Nanta ke negara asalnya, dia merasa akan lebih baik jika dia berada di negara ini saja, 1 jam lagi adalah keberangkatan Nanta menuju tempat asal, Nanta menunggu sambil bermain dengan bayinya, bayi yang satu-satunya tersisa di genggamannya
Ternyata waktu terasa begitu lebih cepat, waktu keberangkatan Nanta pun telah sampai, Nanta memasuki pesawat dan mulai menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi sambil membuang nafas kasar, dengan tujuan untuk melepaskan lelah yang telah terjadi selama ini dan membuka lembaran baru mulai hari ini
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PERFECT
Roman d'amourGadis biasa dengan sikapnya yang kasar, jutek, cuek dan judes, ditaklukkan oleh anak pemilik perusahaan besar, pria yang tengil, manis dan simpatik