Nanta sudah sampai di apartemen Abraham, ia segera memasuki apartemen tersebut, ia pun merebahkan dirinya di atas kasur dan mulai memikirkan perkataan Abraham
"Tuh cowo knapa ya? Aneh banget, knapa tiba tiba kayak gitu? Tapi salah gue juga sih, kayaknya cintanya dalam banget sama gue, sedangkan gue selalu bikin dia sakit hati, duh gue jahat banget ngga ya? Eh eh, kok gue mikirin dia, buat apa juga? Ngga guna gue mikirin dia"
Nanta segera berbenah dan bersiap-siap untuk tidur, karena tubuhnya sudah sangat kelelahan
Di lain sisi, Abraham sudah sampai di rumahnya, ia segera memasuki kamarnya, ia mendudukan dirinya di sofa kamarnya sambil memijat pelipisnya yang terasa sakit
"Nanta, kenapa kamu tega banget? Apa emang ini yang kamu inginkan? Oke, kamu berhasil membuat aku menyerah, cuma kamu yang bisa membuat aku menyerah, aku ngga nyangka kamu setega ini, emang apa yang kurang dari aku sampai kamu menolak aku mentah mentah, sepertinya mulai sekarang aku harus mulai melupakanmu"
Abraham pun pergi ke sebuah club tempatnya bersenang senang, disana ia meminum bir yang ia pesan, ini adalah bir ke 5 yang ia pesan, ia tampak mulai mabuk tak sadarkan diri
Hingga ada seorang wanita penggoda yang menghampirinya, karena tak sadarkan diri Abraham mengira itu adalah Nanta, karena ia saat ini masih memikirkan Nanta
Sampai sampai ia tergoda dengan wanita itu dan melakukan hubungan seks yang tak terduga, Abraham selalu memanggil perempuan itu dengan nama Nanta tapi tampaknya perempuan itu pun tak keberatan bila dipanggil dengan sebutan Nanta
Hingga pagi pun menyambut mereka, mereka tertidur dalam keadaan telanjang, mereka tidur di sebuah hotel yang tentunya diantarkan oleh wanita penggoda tadi
Abraham terbangun dari tidurnya dan ia melihat tubuhnya dalam kondisi bugil dan ia pun melihat ada seorang perempuan disebelahnya juga tidur dalam keadaan bugil sama dengannya
Ia tampak menggosok kepalanya dengan keras karena ia tak menyangka akan terjadi hal yang tak ia inginkan, ia mulai berkemas dan meninggalkan sejumlah uang untuk wanita yang masih tertidur itu diatas meja lalu pergi begitu saja
Sesampainya Abraham di rumah, ia mulai membersihkan tubuhnya dan ia segera pergi ke kantor, Abraham datang ke kantor tepat waktu
Disana Abraham sudah melihat Nanta yang sudah duduk di kursi tempatnya bekerja, Nanta tampak berdiri dan memberi hormat kepada Abraham, Abraham membalas dengan sedingin mungkin, lalu berjalan menuju meja kerjanya
Setelah 10 menit, Nanta pun menyampaikan jadwal Abraham hari ini dan Abraham hanya menjawab dengan anggukan, ditengah pembacaan jadwal tiba tiba ada seorang perempuan yang datang ke ruangan Abraham tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu
Melihat hal itu, Nanta pun memilih untuk kembali ke mejanya, perempuan itu memandang sinis ke arah Nanta sedangkan Abraham menatap sendu ke arah mata Nanta
"Sayang, kamu kok tadi pagi main tinggalin aku aja sih?" Ucap perempuan itu sambil bergelayut manja di tangan Abraham
"Stop, gue ngga tau siapa lo, lo ngapain sih, jijik gue" balas Abraham sinis
"Kamu lupa ya? Aku lucy, yang tadi malam main sama kamu sampe bikin kamu tidur nyenyak itu lhoo"
"Ngga, kejadian tadi malam itu semua karna gue mabok"
"Masa sih karna kamu mabok? Bukannya kamu tergoda ya sama aku, kamu sampe nyebut nama aku gitu"
"Ha?? Nama lo? Emang gue sebut apa tadi malam?"
"Kamu manggil aku dengan sebutan Nanta"
Nanta yang mendengar namanya disebut pun langsung melihat ke arah Abraham, begitu juga Abraham yang melihat ke arah Nanta, detik berikutnya Abraham mulai menjawab perkataan lucy
"Gue emang nyebut nama Nanta, tapi itu bukan elo" balas Abraham sambil melihat sendu ke Nanta
"Itu nama aku kok, nama aku kan lucyanta sofia"
"Gue kan nyebutnya Nanta bukan elo"
"Kok kamu tega gitu sih?"
"Ya emang gue ngga suka sama lo, oke gue jelasin, semalem gue ditolak mentah mentah sama cewek, trus gue main ke club, disana gue minum sampai 5 gelas, sampai gue ngga bisa kontrol diri sendiri, setelah itu gue ngga tau apa yang terjadi" balas Abraham dengan tatapan yang sinis ke arah Nanta, Nanta yang melihat hanya mendengus dan memijat pelipisnya
"Jadi gue mohon, jangan ikutin gue lagi, itu cuma salah paham"
"Kamu benar benar tega" perempuan itu pun berlari meninggalkan kantor Abraham
Sementara Nanta dia masih termenung melihat pertengkaran di depannya ini, dia seperti menonton sebuah serial drama, sedangkan Abraham ia memandang Nanta dengan penuh harap
Dia berharap agar Nanta memahami perasaannya sekarang ini, baru saja Nanta ingin tersadar dari lamunannya, seorang perempuan yang cantik, tinggi, putih seperti model memasuki ruangan Abraham dengan angkuhnya
Setelah sampai di meja Abraham dia berpelukan dan mencium bibir seksi Abraham, Nanta tampak sedikit kaget namun ia tak mampu melakukan apapun selain berdiam seperti patung, setelah mencium Abraham dia mendorong Abraham hingga terduduk dikursi, lalu wanita itu duduk di pangkuan Abraham
Nanta bingung tak tau harus berbuat apa, sekarang ia hanya bisa mencoba fokus dengan pekerjaannya walaupun sangat sulit fokus dengan keadaan seperti ini, sekali sekali Nanta mencuri curi pandang dengan melihat ke arah Abraham
Sedangkan Abraham sedang menatap tajam ke arah Nanta, seperti orang yang ingin mengintimidasi Nanta, ia membiarkan perempuan itu liar di pangkuannya, ketika perempuan itu ingin memegang penis Abraham, Abraham menahannya dengan kuat, masih dengan tatapannya yang tajam ke arah Nanta
"Lho sayang? Knapa? Kok ngga boleh?"
Abraham tak menjawab, ia masih mencengkram tangan perempuan itu erat, sampai perempuan itu merasa sedikit sakit, perempuan itu melihat arah tatapan Abraham, dan perempuan itu pun mengerti
"Ooh jadi karena ada pelacur itu mangkanya kamu ngga mau lanjutin"
"Eh pelacur, keluar sana, lo mau liat orang lagi bercinta ya?"
Nanta tak bergeming, karena memang ia bukan pelacur, jadi dia masih saja duduk di meja kerjanya, hingga perempuan itu mendekat ke Nanta dan menjambak rambut Nanta keras
"Eeh, lo denger ngga gue ngomong apa?"
"Aduuh sakit"
"Helen hentikan, apa apaan kamu"
"Knapa sayang? Aku cuma menyuruhnya keluar, tapi dia tak mendengarkanku"
"Maaf ya, tapi saya punya nama dan di meja saya tertera nama saya, anda tak bisa membacanya? Saya hanya ingin anda sopan dengan saya karena anda sedang berada di kantor orang"
"Apa? Kamu menantang aku? Kamu ngga tau aku siapa? Oke, sini kamu" sambil menyeret tangan Nanta erat
"Cukup helen, kamu ngga bisa seenaknya disini, kamu itu cuma mantan tunanganku yang tak pernah bisa move on dari aku, kamu itu bagaikan sampah dimataku"
"Abraham, kamu tega sama aku? Hanya demi pelacur ini?"
"Jaga mulutmu helen, dia Nanta sekretarisku, dia masih orang baik baik, berbeda dengan mu"
Setelah mendengar kata itu helen pergi dengan kesal dari kantor Abraham, Abraham melihat ke arah Nanta dengan wajah sedikit khawatir, tampak Nanta kini sedang melihat pergelangan tangannya yang memerah
"Ada yang luka?"
"Nggak kok, makasii ya udah bantuin"
"Ngga usah bilang makasih, kamu karyawan saya, jadi sudah seharusnya saya membantu kamu"
Kemudian mereka kembali ke ruangan dan mengerjakan kembali pekerjaan mereka yang sempat tertunda
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PERFECT
RomanceGadis biasa dengan sikapnya yang kasar, jutek, cuek dan judes, ditaklukkan oleh anak pemilik perusahaan besar, pria yang tengil, manis dan simpatik