Author pov
Nanta berjalan dengan cepat, sebelumnya dia pergi ke kamar mandi untuk merapikan pakaiannya yang berantakan
Nanta sudah berada di restoran, jaraknya hanya 4 gedung dengan kantoran itu, Nanta sudah memesan makanannya dan tinggal menunggu pesanannya datang
Nanta terus memainkan ponselnya, hingga seseorang datang dan duduk di sampingnya, Nanta tampak terkejut dan berusaha kabur tapi tak bisa
"Hai, sayang mau kemana? Kok buru-buru banget" ucap Abraham sambil memegang pinggang Nanta yang hendak berdiri dan pergi
"Apaan sih, lepasin, gue mau pergi, gue ngga suka sama sikap lo, gue benci lo yang mesum" balas Nanta
"Stt,, sayang jangan berisik dong, gini deh, kamu nurut sama perkataan aku, atau aku akan selalu berbuat nekad ke kamu"
"Maksudnya apa?"
"Ya, misalnya seperti sekarang ini, aku ingin kamu menidurkan dick aku, kalo kamu menolak aku ngga akan segan-segan untuk berbuat macam-macam disini"
"Lo gila yah, gue ngga nyangka punya bos kayak lo"
"Terima kasih pujiannya sayang, sekarang kita tuntaskan di ruanganku"
"Gue laper"
"Nanti aku belikan makanan, tapi sekarang aku mau makan kamu dulu"
Mereka kembali ke kantor setelah membayar makanan yang tadi sudah dipesan Nanta, Nanta berjalan dengan tangannya yang ditarik oleh Abraham dan menunduk, sedangkan Abraham jalan seperti orang yang tergesa-gesa
Sesampainya di kantor, mereka segera memasuki ruangan mereka, ketika di depan pintu, Nanta menghentikan langkahnya dan tidak mau masuk, itu membuat Abraham geram dan segera menggendong Nanta ala bridal style dan membawanya masuk ke ruangan rahasia itu
"Disini kita akan melakukannya sayang" ucap Abraham menggoda
Nanta hanya terpaku diam tanpa suara, dia hanya terpaku ketika melihat Abraham membuka pakaian yang di pakai Abraham secara perlahan sehingga ia bugil tanpa busana sehelai pun
Mata Nanta sudah mulai berkaca-kaca, Abraham mendekati Nanta dan membuka seluruh pakaian Nanta, sehingga Nanta sekarang ikutan bugil olehnya, mata Abraham sudah memperhatikan Nanta dari atas hingga ke bawah dengan mata melotot, Nanta masih terduduk di kasur
Sedangkan Abraham juga ikut duduk di sebelahnya dan mulai mengelus kepalanya hingga bokong Nanta
"Cukup, gue ngga mau ngelanjutin ini lagi"ucap Nanta yang sudah menitihkan air matanya
"Kenapa sayang" balas Abraham heran
"Gue bukan cewe murahan yang bisa lo tiduri seenaknya, gue punya harga diri"
"Siapa yang bilang kamu murahan? Sini biar aku hajar dia"
"Elo, elo yang bikin gue jadi murahan"
"Lho? Kok aku"
"Iya, elo, lo maksa gue buat jadi pelayan nafsu lo"
"Sayang, aku minta maaf soal nafsu aku, tapi kalo soal hati, aku serius ke kamu, aku cinta sama kamu, kamu mau kan jadi calon istri aku?"
" Menjijikkan, lo ngejadiin gue sebagai istri lo sebagai pemuas nafsu lo"
"Engga Nanta, aku serius, aku benar-benar cinta sama kamu, aku janji besok akan ngelamar kamu dan lusa kita akan menikah"
"Heh, enak aja lo ngomong, pokoknya gue ngga mau jadi pemuas nafsu lo dan dilamar sama lo"
Nanta pun meraih pakaiannya dan segera memakainya lalu berlari keluar ruangan dengan pakaian yang masih agak berantakan, Nanta memilih pulang dan meninggalkan pekerjaannya yang masih belum selesai
Sedangkan Abraham dia tampak frustasi karena kelakuan nafsunya tadi membuat Nanta kecewa padanya, malamnya Abraham datang ke apartement Nanta
"Nanta, bukain pintunya ini aku Abraham, aku mau minta maaf sama kamu"
Tak ada jawaban, ini membuat Abraham semakin panik, dia mencoba menghubungi Nanta tapi tak kunjung di angkat oleh Nanta, tak lama pesan pun dikirim kan kepada Abraham
"Mulai besok, gue resign, gue siap nanggung resiko, apa pun resikonya, terima kasih atas kerja samanya" pesan dari Nanta
Pesan itu membuat Abraham menjatuhkan air matanya, air mata yang sudah tak sanggup lagi ia bendung, ia pun segera mencari keberadaan Nanta, ia melacaknya dengan pesan yang dikirim Nanta
Setelah 2 jam berlalu, Abraham pun menemukan keberadaan Nanta di sebuah perumahan sederhana, disanalah Nanta tinggal saat ini
"Tok.. tok... Tok.. permisi" suara Abraham mengetuk pintu
"Iya sebentar"kemudian keluarlah seorang perempuan cantik yang sangat dicintai Abraham
"Ab.. abraham?" Ucap Nanta terkejut
"Hai, yah ini aku, aku minta maaf atas perlakuanku, ku mohon jangan resign" ucap Abraham sambil memegang erat tangan Nanta
"Gue pun minta maaf, tapi gue memang harus resign, gue akan kembali ke negara gue, karir yang sudah gue bangun selama 2 tahun sudah berakhir, gue bukan lagi Nanta yang dulu" ucapnya putus asa
"Apa alasan kamu kembali ke negara mu?"
"Malu"
"Malu kenapa? Apa yang membuatmu malu?"
"Aku malu pada diriku sendiri jika aku masih tinggal di negara ini, aku sudah bukan lagi Nanta yang dulu"
"Kemana arah pembicaraanmu ini?"
"Yah, gue bukan lagi Nanta yang terhormat, Nanta yang kuat dan Nanta yang menyebalkan"
"Aku tak mengerti maksudmu"
"Sejak lo masuk ke kehidupan gue, semuanya hancur, mulai dari kekuatan, kecuekan, kedisiplinan dan kehormatan gue"
"Apanya yang hancur? Bukankah karirmu makin bagus sekarang?"
"Tidak, semenjak lo jadi CEO di perusahaan ini, lo memerintah dengan seenaknya elo, trus gue juga udah ngga disiplin lagi karna lo, gue udah ngga bisa cuek lagi kayak dulu, karna lo yang selalu ngajak gue ngobrol, gue udah ngga suci lagi karena lo udah ngeliat seluruh tubuh gue"
"Maaf Nanta tapi maksud aku ngga gitu, apa kamu sebegitu bencinya denganku? Ingat? Sejak awal aku masuk ke kantor, kamu selalu cuek, padahal aku ingin sekali dekat denganmu, tak ada secuil pun kesempatan yang kamu berikan"
"Jujur, aku suka sama kamu Nanta, bahkan aku cinta sama kamu, aku rela mati cuma buat kamu, tapi kamu sama sekali ngga ngehargai perhatian dan cinta dari aku"
"Jangan pernah ngomong cinta di depan gue, gue jijik dengernya"
"Apa yang membuat kamu membenci kata cinta? Emang dimana salahnya cinta? Cinta itu adalah surga kehidupan"
"Omongan lo basi, udah mending sekarang lo pulang, udah malem" ucap Nanta sambil menutup pintu rumahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PERFECT
RomanceGadis biasa dengan sikapnya yang kasar, jutek, cuek dan judes, ditaklukkan oleh anak pemilik perusahaan besar, pria yang tengil, manis dan simpatik