Mereka pun sudah sampai di London, Abraham sudah menyuruh orang suruhannya untuk mengantarkan mobil ke bandara, akhirnya Abraham dan nanta pun masuk ke dalam mobil dengan Abraham yang mengemudikan mobil tersebut
Di mobil Nanta masih saja diam tak mengatakan apa pun, karena Abraham yang ikut sedih melihat Nanta pun mulai mengeluarkan suaranya
"Hm,, sayang, kamu laper ngga? Makan dulu yuk" ucap Abraham
"Ya udah boleh"
Mereka pun segera menghampiri restoran yang terbilang mahal, dan pelayanan disana juga ramah terlihat dari para pegawainya yang mudah sekali tersenyum, nanta dan abraham memilih duduk di dekat jendela karena bisa sambil melihat pemandangan di luar
"Mbak, saya pesan spageti sama lemon tea ya, kamu pesan apa sayang?"
"Saya pesan steak, kentang goreng, spageti, cumi saus tiram dan sup ayam trus minumnya lemon tea, ice cappucino, ice mochaccino dan air putih"
"Baik, tunggu sebentar ya"
Pelayan pun pergi, sedangkan Abraham melotot dan sedikit melebarkan mulutnya tanda tak percaya sedangkan Nanta menatap Abraham dengan tatapan bertanya, sehingga Abraham memilih untuk menundukkan kepalanya
Tak lama pesanan pun datang, Nanta segera melahap habis makanannya tanpa berbicara sedikit pun, dalam waktu 30 menit Nanta selesai menghabiskan makanannya
Abraham hanya bisa menatap takjub kepada Nanta karena memang kalau Abraham memberikan komentar maka ia harus menanggung resiko yang nantinya akan diberikan Nanta
Setelah selesai menghabiskan makanan, mereka pun pulang, masih dengan situasi yang sama, Nanta masih saja belum mengeluarkan suaranya sedikit pun, dalam waktu 1 jam akhirnya mereka sampai di kediaman pak salman papa dari Abraham, Nanta tampak bingung
"Kok kesini?" Tanya Nanta dengan dahi mengerut dan tampak sangat menakutkan
"I.. iya, aku mau kamu tidur di rumah aku mulai hari ini" ucap Abraham gugup
"Pulangin gue ke apartemen gue"
"Aku takut kamu kenapa-napa kan kamu sendirian kalau di apartemen"
"Pulangin nggak?"
"Oke, kita pulang ke apartemen tapi bukan apartemen kamu, kamu harus tinggal di apartemen aku, aku juga bakalan tinggal bareng kamu"
"Nggak"
"Kamu harus nurut dong sayang"
"Pulangin gue ke apartemen gue"
"Nanta,, kali ini aku harus bertindak tegas ke kamu, kamu harus tinggal di rumah aku titik"
"Lo benar-benar kejam ya"
Nanta pun segera pergi meninggalkan Abraham, tapi Abraham tak akan tinggal diam, dia menggendong Nanta menuju kamarnya, untungnya kedua orang tua Abraham tak ada di rumah, papanya masih di indonesia dan mamanya pergi ke Belanda untuk arisan dan acara pernikahan anak teman mamanya
Setelah di kamar, Abraham langsung mengunci pintu dan menindih Nanta, sedangkan Nanta masih meronta untuk di lepaskan, karena Nanta yang tak kunjung berhenti meminta untuk di lepaskan, akhirnya Abraham mengambil tindakan
Dia mengunci kedua tangan Nanta dengan tangan kirinya lalu diletakkan di atas kepala Nanta, sedangkan ia terus memajukan wajahnya hingga dahi mereka bersatu, perlahan Abraham mulai mendekatkan bibirnya dan bibir Nanta
Awalnya hanya menempel, lama kelamaan Abraham tak tahan akan kelembutan bibir Nanta, ia pun melumat bibir Nanta dengan perlahan dan begitu lembut, hingga Nanta tak lagi meronta, bahkan sekarang Nanta memejamkan matanya menikmati setiap lumatan Abraham, ia masih belum membalas lumatan Abraham
Sampai pada akhirnya Abraham melepas ciuman tersebut, tampak disitu Nanta sedikit kecewa karena Abraham menghentikan lumatannya, Abraham menatap Nanta tulus dan dalam
"Nanta, aku ngga mau kamu tinggal sendirian lagi, aku cuma mau kamu tinggal sama aku, kita tinggal di apartemen aku, aku ngga mau sesuatu yang buruk terjadi sama kamu, kamu kan tau, bunda kamu juga sudah memberikan kepercayaannya sama aku, aku ngga mungkin biarin kamu gitu aja, aku sayang kamu Nanta"
"Lo beneran sayang sama gue?"
"Menurut kamu setelah semua yang telah aku lakukan, kamu kira aku main-main sama kamu?"
"Yaa, bisa dibilang begitu, tapi gue ngga yakin lo suka sama gue"
"Kamu mau buktikan? Bukti apa yang bisa meyakinkan kamu kalo aku memang benar-benar mencintai kamu"
"Untuk saat ini ngga ada, yaudah gue tidur bye"
"Hmm,, malah ditinggal tidur, sayang aku tidur bareng kamu ya"
"No... Tidur tempat lain aja sana, gue ngga mau ternodai lagi sama lo,lo kan orangnya suka kebablasan"
"Yah,, masa udah punya pacar tidurnya masih sendiri sih"
"Siapa pacar lo? Katanya cinta sama gue tapi pacarannya sama yang lain"
"Hei,, yang aku bilangin itu kamu, kamu kan sekarang udah jadi pacar aku"
"Siapa bilang? Ge-er banget sih"
"Ya kalau belum diakui juga ngga papa yang penting kamu mau buka hati buat aku"
"Hm,, udah sana, gue mau tidur"
"Oh iya sayang, 2 hari lagi kamu masuk jadi sekretaris aku lagi yaa"
"Kok nunggu 2 hari lagi sih? Kenapa ngga besok aja?"
"Emang kamu ngga capek"
"Capek sih tapi gue bisa kok, kerja lagi besok"
"Udah istirahat aja dulu, 2 hari lagi baru deh kamu masuk kerja"
"Gue maunya besok masuk kerja titik"
"Okay, woles beb, aku tau kamu ngga mau ditinggal sama aku kan? Kamu pasti juga takut aku digodain audy atau cewek yang lain kan?"
"Iya emang kenapa?"
Setelah ucapan terakhir Nanta terucap, Abraham mematung, apakah secepat ini Nanta menerimanya, baru saja tadi dia ditolak lagi oleh Nanta tapi sekarang, dia di terima oleh Nanta, Abraham merasakan hatinya berbunga-bunga
Ia mengeluarkan senyum manisnya kepada Nanta, tampak Nanta menatap mata Abraham dengan intens, mereka saling menatap, Abraham merasa ditarik ulur oleh Nanta, dengan cara yang begitu unik
Nanta melepaskan tatapannya dari Abraham dan menatap ke arah langit-langit kamar, sedangkan Abraham masih menatap Nanta dengan senyumannya yang masih mengembang
"Udah ah natapnya, gitu amat natap gue, gue tau gue cantik tapi ngga usah gitu juga, kayak ngga ada aja hari esok buat natap gue"
"Emang, kamu sangat cantik, dan terpesona sama kamu, aku takut ngga ada hari esok lagi buat liatin kamu, aku takut ngga ada kesempatan buat menatap kamu lagi, karena kamu aku bisa merasakan cinta yang begitu berharga"
"Ah, lebay lo, udah sana tidur, gue udah ngantuk, kan besok juga mau kerja"
"Yaudah good night sayang" ucap Abraham mencium dahi Nanta lalu melangkah pergi, tiba-tiba
"Abraham" Abraham pun membalikkan badannya, tampak Nanta berdiri dan melangkah mendekat ke arah Abraham, lalu Nanta berjinjit dan melingkarkan tangannya di leher Abraham, seperti ingin membisikkan sesuatu
"Abraham, good night too, aku tunggu janji kamu" ucap Nanta ke salah satu telinga Abraham dengan sedikit mendesah lalu mencium pipi Abraham
Ia pun melangkah menuju kasurnya lalu mulai menyelimuti dirinya dan memejamkan matanya, Abraham yang mendapatkan hal yang bisa dibilang romantis dari Nanta pun tersenyum senang dengan pipi yang memerah, ia serasa diterbangkan ke langit ketujuh, setelah sadar dari lamunannya, ia pun meninggalkan kamar Nanta dan beralih ke kamarnya
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PERFECT
RomanceGadis biasa dengan sikapnya yang kasar, jutek, cuek dan judes, ditaklukkan oleh anak pemilik perusahaan besar, pria yang tengil, manis dan simpatik