Setelah makan malam, ketiga saudara kembar itu kembali ke kamar untuk melakukan quality time mereka, mereka selalu melakukan quality time setiap malam hari dan siangnya mereka akan sibuk dengan diri mereka serta teman mereka masing-masing, tiga sejoli yang sangat diidolakan oleh teman sekelasnya
"Hei, kira-kira ibu mengabulkan permintaan kamu tidak?" Tanya Febi pada Devan
"Bashta menjawab seperti itu, lalu apalagi yang diragukan?" Tanya Devan
"Bashta takut pada maika, bagaimana kamu bisa menyimpulkan hal itu?" Tanya Aarav
"Jangan salah, bashta kalau urusan seperti itu tidak bisa diganggu gugat, bashta itu penakut tapi juga pemberani dalam 1 waktu" ujar Devan
"Tau darimana?" Tanya Febi
"Dari diary bashta, ada di laci lemari ku" ujar Devan lagi
"Hahahaha" tawa mereka bertiga pecah dan setelah itu mereka mendiskusikan hal lain, apa saja yang penting mereka bahas bersama
"Nanti kalau sudah besar, kalau kita punya rahasia dan butuh pendapat, jangan segan-segan yah, kita saudara, kita harus mengetahui rahasia satu dengan lainnya tanpa berniat membocorkannya pada ibu dan ayah" ujar Febi
"Tidak mau, nanti kalau aku berpacaran, kalian juga mau tau kan? Ah aku tidak mau" ujar Devan
"Aku tak akan melarang mu berpacaran, tapi kamu cerita saja, biar aku tau" ujar Febi
"Ah baik lah, setuju" ujar Devan
"Kakak?" Tanya Febi lagi
"Aku mengikuti perintah bos besar" ujar Aarav sambil menatap Febi
Semuanya kembali ke pembicaraan santai mereka kembali sambil sesekali tertawa dan membuat Devan kesal, hingga jam 9 malam mereka larut dengan alam mimpi mereka masing-masing
Disisi lain Abraham masih berusaha membujuk Nanta untuk mengabulkan permintaan ketiga saudara kembar itu untuk memberi mereka adik lagi, tapi Nanta tetap tak menghiraukan Abraham dan tetap sibuk dengan televisi yang ada di kamar itu, Abraham menggoda Nanta dengan sesekali menyentuh pipi dan dada Nanta yang sudah lama tak disantapnya
Nanta yang merasakan geli justru mendorong Abraham tapi Abraham tak bergerak sedikit pun karena dorongan Nanta, Nanta tak tau harus apa sekarang, malu, deg-degan dan gembira melebur dalam 1 rasa dan 1 waktu
Abraham mulai menindih Nanta dan mencium lembut bibir sang istri kemudian mulai menggerakkan tangannya ke bagian dada Nanta dan bermain disana, Nanta membalas ciuman Abraham dengan mata tertutup, kemudian Abraham membuka baju sang istri hingga sang istri tak menggunakan sehelai benang pun
Nanta berusaha menutupi kemaluannya dengan kedua tangannya, tapi sayang tangan Abraham sudah bermain duluan dibagian paling sensitif itu, Nanta mendesah karena permainan yang enak dari Abraham itu yang sudah lama tak ia rasakan beberapa tahun ini
Nanta memeluk tengkuk Abraham dengan erat agar ciuman mereka semakin dalam dan intens, tak mau kalah Abraham pun memainkan vagina Nanta menggunakan tangannya secara perlahan kemudian lama-kelamaan menjadi sangat cepat, Nanta yang tak tahan pun mendesah dan mengeluarkan senyumnya menatap Abraham, hingga Nanta mencapai orgasme pertamanya
Tak mau menunggu lagi, Abraham membuka semua pakaiannya dan membenamkan penisnya ke dalam vagina Nanta yang sudah sangat becek sebagai pelumasnya, Abraham mencoba memaju mundurkan penisnya dengan perlahan dan kemudian ia percepat, hingga keduanya hanyut dalam kenikmatan yang hakiki pada malam itu
"Aahhh, sayang, ayo lagii, lebih cepat" ucap Nanta
"Kamu pasti kangen kan? Aku juga, malam ini kita mainkan 5 ronde biar Devan cepat dapat adik" ujar Abraham
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PERFECT
RomanceGadis biasa dengan sikapnya yang kasar, jutek, cuek dan judes, ditaklukkan oleh anak pemilik perusahaan besar, pria yang tengil, manis dan simpatik