Author pov
Pagi pun datang, cahaya matahari mulai memasuki kamar Abraham, malam ini Abraham tertidur dengan nyenyak, dia sangat larut dalam mimpi indahnya
Sedangkan Nanta dia sudah siap dari 1 jam yang lalu, sekarang jam 7 pagi, Nanta sudah membuatkan sarapan untuk Abraham yang ditaruhnya ke dalam kamar Abraham, Nanta sempat membangunkan Abraham beberapa kali tapi tak kunjung bangun
Nanta memutuskan untuk membiarkan Abraham tertidur dan ia pun pergi ke kantor sendirian dengan taksi, setelah tiba di kantor banyak karyawan yang terheran heran melihat Nanta melangkah ke ruangan Abraham, ia seperti artis saja saat ini
Setelah sampai diruangannya Nanta melakukan pekerjaan yang memang seharusnya ia selesaikan, karena tampaknya kerjaan agak menumpuk, Nanta memulai pekerjaannya dari yang ringan terlebih dahulu
Sedangkan Abraham ia baru terbangun dari tidur lelapnya, sekarang jam menunjukkan jam 8 pagi ia segera membersihkan dirinya karena ia terlambat bangun dan setelah mandi, ia melihat 2 buah roti yang ditaruh diatas piring dan secangkir teh diatas nakasnya
Ia pun tersenyum dan segera menghabiskan sarapannya, setelah selesai berkemas ia berteriak memanggil Nanta namun tak ada jawaban, ia pun melihat ke kamar Nanta tapi tak ada tanda tanda Nanta
Setelah itu ia segera pergi ke kantor dengan mobilnya, setelah sampai di kantor semua karyawan memperhatikannya dan banyak juga yang tersenyum ke arahnya, sementara ia hanya melihat sekilas dan segera berlari menuju lift agar cepat menuju ruangannya
Tak lama, ia pun sampai di ruangannya ia melihat Nanta yang sudah berada di meja kerjanya, Nanta yang melihat bossnya datang pun menyambut dengan ramah, Nanta berdiri dan menundukkan kepalanya sambil mengatakan "selamat pagi boss" Abraham yang melihat pun tersenyum dan mendekat ke arah meja kerja Nanta
Abraham mulai menindih Nanta yang berdiri disamping mejanya, Nanta tampak panik dan memundurkan badannya sehingga kini posisinya terlentang diatas meja dengan kaki yang menjuntai ke bawah
"Lo mau ngapain sih? Masa iya lo bikin gue tiduran di meja kayak gini?"
"Kamu yah" Abraham mencubit hidung Nanta
"Makasih yaa atas sarapannya yang lezat banget, tapi aku ngga mau sarapan itu"
"Trus maunya apa? Banyak mau banget sih jadi laki"
"Aku tuh maunya sarapan kamu"
"Oh maksud lo mau sarapan bareng gue? Mangkanya tidur tuh jangan kebo, padahal tadi gue udah bangunin elo"
"Bukan, aku mau sarapan aku itu kamu, aku ingin kita melakukan sesuatu yang nikmat dan bikin kamu mendesah dibawahku"
"Heeh, dasar laki laki mesum, udah sana kerja, udah tau telat masih aja godain anak orang"
"Jangan gitu dong, aku makin tergoda liat kamu marah gitu"
"Apaan sih? Udah sana, sampe kapan gue harus tiduran kayak gini?"
"Sampe kegiatan nikmat itu selesai"
"Minggir nggak? Gue tabok nih"
"Iih, iya iya, galak banget sih, sama calon suami sendiri juga" Abraham mulai pergi menuju mejanya
Nanta pun kembali duduk dan mengerjakan tugasnya yang sempat tertunda, begitu juga dengan Abraham ia segera menyelesaikan tugasnya yang mulai menumpuk
Jam makan siang tiba, Nanta pun segera merapikan mejanya dan mulai berdiri untuk pergi makan siang
"Boss, mau ikut ngga? Udah jam makan siang nih? Atau lo mau nitip aja gitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PERFECT
RomanceGadis biasa dengan sikapnya yang kasar, jutek, cuek dan judes, ditaklukkan oleh anak pemilik perusahaan besar, pria yang tengil, manis dan simpatik