Ditempat lain, Abraham sedang duduk di tepian tempat yang sangat sepi sedangkan sang ayah sedang berbincang dengan teman lamanya tak jauh dari Abraham, Abraham masih duduk dengan menatap keramaian yang berada ditengah-tengah
Aarav membawa Febi ke tepian, karena ia ingin memberi surprise pada sang bashta kesayangannya dan ia pun tau bahwa saudari nya ini pasti merindukan bashta, dengan segera Aarav menarik tangan Febi dan menghadapkannya pada sang bashta
Abraham termenung melihat seorang putranya bersama seorang anak perempuan yang sangat cantik dan mereka berdua terlihat mirip, Abraham berdiri dari duduknya dan menatap anak itu secara lekat
"Wah, sangat mirip, Aarav bisa jelaskan pada bashta? Kenapa kamu membawanya kemari?"
"Aku sudah membaca surat yang diberikan maika kepada bashta secara diam-diam, maika berjanji membawakan bagian dari kami kan? Tidakkah bashta penasaran?" Tanya Aarav
"Apakah anak gadis ini yang mengetahuinya?" Tanya Abraham
"Ya, dia akan menjelaskannya pada bashta, aku hanya akan mendengarkan penjelasannya"
Disisi lain Febi sedang menatap sang ayah dengan penuh perhatian, ayahnya sangat tampan dan cukup perhatian, dia merasa sifat kakaknya ini berasal dari sang ayah, benar-benar kekuatan batin yang luar biasa, saudara kembarnya tau apa keinginannya dengan tepat mengenai sasaran
"Yaa, aku tau jawabannya, jawabannya adalah aku" ucap Febi dengan menatap tanpa ragu mata sang ayah
"Kamu? Maksudnya?" Tanya Abraham
"Bashta, dia saudari kembar kami, dia adalah anak kedua, setelah kelahiranku dan yang terakhir adalah si Devan, si bungsu yang nakal" ucap Aarav lagi
Abraham mencoba meyakinkan bahwa dirinya tidak sedang bermimpi, bagaimana mungkin mereka kembar 3? Jelas-jelas Nanta hanya memberikan anak-anak itu kepadanya, apa jangan-jangan Nanta menyembunyikannya dariku?
"Tenanglah ayah, aku akan membuat mu bertemu dengan ibu, tapi berjalan lah dari belakang ibu jangan sampai ibu melihatmu terlebih dahulu, Devan sudah menahan ibu untuk kita" ucap Febi
"Iya bashta, Devan menahan maika, ternyata kekuatan telepati kami sangat hebat dan akurat bashta, Febi pun membujuk ibu kemari demi kami, aku sayang padamu Febi" ucap Aarav sambil memeluk Febi
"Kakak, kita saudara, apa pun akan ku lakukan demi saudaraku" ucap Febi lagi
Mereka pun berjalan ke arah yang berlawanan, agar mereka bisa sampai di belakang Nanta dan membuat sebuah surprise untuknya, kedua anak ini membimbing ayah mereka dengan sangat antusias, setelah sampai dibelakang Nanta, Febi menyuruh Abraham memeluk Nanta dengan cepat
Abraham melakukannya dan Nanta pun tak tau akan berbuat apa sekarang karena dia tidak akan bisa kabur lagi dari Abraham, semua anak-anaknya berhasil mempertemukan kedua orang tua mereka, sedangkan opa baru saja datang menghampiri mereka, saat opa ingin bertanya, oma pun melarang opa untuk bertanya dan oma akan menjelaskan hal itu pada opa
Pelukan yang cukup lama, setelah 3 menit berlalu anak-anak pun ikut memeluk orang tua mereka, anak-anak terlihat bahagia tapi Nanta terlihat kaku dan tidak bisa bergerak sembarangan
"Akhirnya kamu kembali sayang, aku rindu kamu" ucap Abraham di telinga Nanta
"Lepas" ucap Nanta
"Sayang, anak-anak sudah merencanakan ini untuk kita, tidakkah kita harus berterima kasih pada mereka? Mereka sangat jenius dan kompak"
"Anak-anak ini memang anak kita tapi kamu dan aku bukan lagi untuk bersama"
"Kenapa? Anak-anak kita ingin kita kembali bersama"
"Aku merasa aku tidak diharapkan lagi di kehidupanmu"
"Bukan sayang, ayo dengar penjelasan ku"
"Biarkan aku pergi"
"Ibu, kamu sangat tidak berperasaan" balas Febi lancang
"Sejak kapan ibu mendidik kamu dengan mulut se kasar itu?"
"Ibu, maaf, tapi kami bertiga sudah tidak tahan dengan kesalahpahaman, tidakkah ibu bisa mendengar penjelasan ayah? Apa ibu merasa baik-baik saja saat tidak bersama ayah? Ibu, aku tau bagaimana perasaanmu, aku buah hati mu, kami ini buah hatimu, kami dapat merasakan kamu, aku melakukan ini juga untuk ibu bukan hanya untuk kami bertiga" balas Febi
"Jelaskan" perintah Nanta pada Abraham
"Aku dulu bersalah karena tidak mau menjawab pertanyaan mu waktu itu, aku kira perasaanku dengan dia itu masih sama seperti dulu, tapi ternyata perasaanku hanya untuk kamu hingga mati nanti" balas Abraham
"Lalu minta maaf lah"
"Aku minta maaf sayang, telah membuatmu kesal karena masa lalu yang datang pada masa sekarang, lalu bolehkah kita kembali seperti dulu? Kita masih bisa rujuk sayang"
"1 kesalahan lagi kamu tidak mau meminta maaf lagi?"
"Kesalahan apa sayang?"
"Ayah, kamu sangat tidak mengerti, kamu menuduh ibu selingkuh karena kamu tidak mau menjawab pertanyaannya lalu menuduhnya se enakmu, kamu harus minta maaf, kesalahan terbesar mu adalah karena kamu tidak percaya pada ibu" ucap Febi
"Oh sayang, aku benar-benar minta maaf, aku emosi waktu itu karena kamu meninggalkanku begitu saja setelah insiden itu, aku kira kamu selingkuh karena kamu pergi sama mantan pacar kamu waktu itu, aku kira kamu akan balikan dengannya" jelas Abraham
"Aku sudah pernah mengajukan permintaan, apa pun yang terjadi, aku sebenarnya selalu mencintai kamu, tapi kenapa kamu malah tidak percaya?"
"Sayang, aku salah, aku benar-benar minta maaf, aku dipengaruhi emosi yang tidak stabil"
"Ayolah maika, maafkan bashta, ayolah kita berkumpul lagi, aku sudah tidak mau berpisah lagi" bujuk Aarav
"Iya maika, aku tau bashta pasti sangat menyebalkan saat itu, tapi maafkan saja yah, Devan mau tidur dipeluk maika dan bashta, biasanya anak bungsu akan dimanja" bujuk Devan
"Tidak ada yang boleh manja, apa kamu memanjakan anak kita?" Tanya Nanta pada Abraham seperti menuduh
"E.. engga lah, mana bisa begitu, aku melakukan sesuai dengan keinginanmu" balas Abraham
Ketiga anak itu tertawa, ternyata segitu dalam kah perasaan ayahnya pada ibunya, sampai-sampai selalu menuruti perintah ibu, ketiga anak itu lalu menatap ibunya dengan penuh harap
"Kenapa kalian melihatku begitu? Aah, baik lah, aku akan rujuk dengan ayah kalian, sesuai keinginan kalian"
"Yeay,, yesh yuhuuu"
Ketiga anak itu sangat gembira hingga melompat-lompat karena gembiranya, Abraham pun memeluk Nanta dengan erat sambil mengucapkan terima kasih, oma opa pun ikut bahagia
Kemudian Nanta menghubungi bundanya dan meminta sang bunda untuk tinggal bersama di tempat ketiga anaknya lahir, agar Nanta bisa lebih mudah mengetahui kondisi bunda karena waktunya akan sangat dia bagi secara ketat mulai sekarang
Sang bunda pun mau untuk ikut tinggal di negara itu, Nanta membelikan sebuah apartemen yang tidak terlalu besar untuk bundanya agar masih terkesan sederhana, bunda tinggal di apartemen itu bersama seorang sepupu perempuan Nanta, karena sepupunya itu juga akan kuliah di negara ini
Semuanya berdamai, mereka berdamai dengan masa lalu dan menjadikan masa yang sekarang sebagai tempat untuk memperbaiki diri untuk masa yang akan mendatang, suatu kesalahpahaman akan lebih baik dijelaskan daripada dibiarkan begitu saja, karena akan menimbulkan luka yang mungkin saja bisa mendalam
Saya penulis THE PERFECT, mengucapkana terima kasih kepada para readers, karena sudah setia menanti cerita saya, karena saya membuat cerita ini selama 2 tahun, dan terima kasih atas vote kalian dan bagi yang udah komen, aku juga baca kok, terima kasih juga sudah memberikan komentar, terima kasih atas kebersamaannya, saya penulis THE PERFECT undur diri, jangan lupa baca cerita saya yang selanjutnya
LUF YUUUUUUU 😘😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PERFECT
RomanceGadis biasa dengan sikapnya yang kasar, jutek, cuek dan judes, ditaklukkan oleh anak pemilik perusahaan besar, pria yang tengil, manis dan simpatik