Part 7

50.1K 675 2
                                    

Nanta pov

     Pagi yang indah mulai menyinari kehidupan gue, dimana hari ini gue ngga akan masuk kerja, gue sudah mulai berbenah untuk ke pindahan gue ke indonesia, gue kangen negara gue sendiri, disini gue ngerasa ngga begitu nyaman.

    Ternyata benar, negara sendiri jauh lebih nyaman dibandingkan negara orang, gue sudah membuat beberapa rencana setelah kepulangan gue ke indonesia

     "Hai london hari ini gue bakal mengakhiri kisah yang sudah gue rangkai selama 2,5 tahun disini, mulai dari gue yang susah buat ngebangun karir hingga karir gue bener bener hancur sekarang, terima kasih atas bantuan orang disini dan keadaan alam yang lumayan membuat gue ngerasa nyaman, gue yakin, gue bakalan lebih bahagia bila gue kembali ke indonesia, karena disana ada nyokap gue dan disitulah gue dilahirkan"

     "Heeeh,, sekarang gue harus berangkat ke bandara biar ngga telat"

      Gue pun pergi menuju bandara, tepat jam 9 pagi gue sudah sampai di bandara, gue ke bandara menggunakan taksi, waktu penerbangan gue jam 09.30 pagi masih tersisa waktu 30 menit lagi buat gue ngeliat pemandangan di negara ini hingga waktu penerbangan gue tiba

        "Selamat tinggal london, semoga kita bertemu di lain kesempatan"

      Gue memasuki pesawat dan segera duduk di kursi yang tertera pada tiket

Author pov
  
     Saat ini abraham masih tertidur pulas di kasur kesayangannya, badannya terasa panas, tubuhnya menggigil dan bibirnya pucat, dia terus menyebut nama nanta, sepertinya dia bermimpi tentang nanta

Abraham pov
 
       "Nanta, kamu jangan pergi, aku ngga mau sendiri, aku cinta kamu, aku tulus sayang sama kamu, please jangan tinggalin aku"

       Inilah yang gue ucapkan ketika gue begitu merindukan nanta, sehingga membuat gue menjadi sakit, gue ngga rela jika nanta kembali ke negaranya, karna gue sangat mecintai dia

       Jam menunjukkan pukul 09.00 gue pun mencoba bangkit dan meraih kunci mobil, gue ingin menghalangi nanta agar dia ngga kembali ke negaranya

       Ketika gue keluar kamar, bokap gue langsung menghampiri gue

"Mau kemana kamu abraham?, Bukannya kamu lagi sakit?"

"Aku ngga kenapa kenapa kok pa, aku mau nyusulin nanta ke bandara"

"Ngapain nanta ke bandara? Kamu tugasin dia ke luar negri?"

"Ngga pa, nanta udah resign dari perusahaan kita"

"Apa? Nanta resign? Kenapa?"

"Ada kesalahan yang aku buat"

"Kenapa kamu begitu ceroboh? Dia karyawan terbaik kita, dia paling disiplin atas semua pekerjaannya, aah, kamu, sudah susah payah papa mempertahankan dia disini, kamu malah bikin dia kabur"

"Maaf pa, abraham salah"

"Lagian papa juga ingin dia menjadi menantu papa"

"Papa serius?" Ucap gue yang terkejut mendengar ucapan papa

"Iya, papa serius, sekarang kamu lebih baik istirahat, biarkan nanta menyendiri selama 2 minggu, papa akan bantu kamu membujuk nanta untuk kembali kesini"

"Apa pa? 2 minggu? Itu terlalu lama pa, kenapa ngga sekarang aja sih?"

"Kamu itu memang hobinya terburu buru, semua butuh proses, udah sekarang kamu dengar perintah papa, lebih baik sekarang kamu istirahat"

"Heeh, yaudah pa"

      
      Gue pun berjalan gontai ke kamar, dikamar gue membuka laptop dan memandang foto nanta yang gue ambil diam diam dari dia dan kadang gue sengaja ngefoto dia karena dia lucu

     Gue masih aja ngga nafsu makan karena terus kepikiran tentang nanta, gimana keaadaannya sekarang, apa dia udah makan, trus dia udah nyampe rumah atau belum, trus dia di godain ngga sama cowo cowo di negaranya dia, trus dia bisa selamatkan dari hal yang membahayakan dia

      Aah, semua itu membuat kepala gue serasa mau pecah

       Waktu 2 minggu yang dijanjikan papa sudah berakhir, gue pun siap untuk membawa nanta kembali ke pelukan gue, selama 2 minggu itu membuat gue benar benar sengsara, dimana gue selalu mikirin nanta tanpa tau kabarnya gimana

"Pagi pa, kapan aku bisa jemput nanta?"

"Pagi nak, kamu itu, kerjaannya mikirin nanta terus, kerjaan kamu berantakan gara gara mikirin si nanta"

"Papa kayak ngga pernah muda aja, dulu papa sering ngga konsen kerjakan kalo ngga ketemu mama"

"Kamu benar benar mirip dengan papa"

"Iya dong kan aku anak papa, jadi kapan ketemu nantanya pa?"

"Nanti sekitar jam 2 kita berangkat ke indonesia, papa sudah tau nanta bekerja dimana"

"Emang dimana pa?"

"Disalah satu perusahaan yang menjalin kerjasama dan bergantung pada perusahaan kita"

"Oke pa, aku sekarang mau ke kantor dulu, mau rapat, nanti jam 1 aku pulang untuk berangkat ke bandara"

"Iya, papa akan suruh ela untuk menyiapkan keperluan kamu"

       Gue pun berangkat ke kantor dengan semangat, gue memasuki ruangan meeting karena meeting gue akan di mulai sekitar 1 jam lagi, gue masih ada waktu untuk memahami materi

Nanta pov

       Pagi ini gue udah siap buat ke kantor, gue sekarang tinggal di padang, karena nyokap gue ngga ngizinin gue buat jauh jauh dari dia

"Pagi bun, nanta berangkat dulu yaa"

"Iya nak, hati hati, jangan lupa jaga diri"

"Siap bun" balas gue sambil cium tangan

      Gue pun berangkat ke kantor dengan angkutan umum, setelah setengah jam, gue sampai di kantor  gue yang baru, sudah 1 minggu lebih gue bekerja disini, gue bekerja dibagian administrasi, gue nyaman kerja disini, gajinya juga lumayan untuk mencukupi kebutuhan gue dan nyokap

      Gue pun masuk dengan ceria seperti biasanya, kali ini gue datang lebih cepat karena gue ingin menyelesaikan tugas gue dengan cepat, gue ngga suka berlama lama, karena menurut gue itu akan membuang buang waktu
 
        Jam menunjukkan pukul 09.30, rasa kantuk menyerang gue, gue pun berjalan ke pantry untuk membuat teh panas, baru saja gue selesai membuat teh, salah satu OB menyuruh gue untuk segera ke ruangan pak Chandra, dia adalah direktur perusahaan ini, gue pun meninggalkan teh yang tadi gue buat dan segera menuju ruangan pak Chandra
  
         Perasaan gue mulai ngga enak, baru aja gue kerja seminggu disini sudah di panggil oleh direktur, emang gue ada salah ya, gue pun mulai bingung

          Ketika gue memasuki ruangan pak Chandra, tampak pak Chandra yang sedang duduk di kursi kekuasaannya menghadap ke arah pintu sedangkan dua orang laki laki yang gue yakin sebagai rekan bisnisnya duduk di hadapannya

         Gue pun tersenyum pada pak Chandra dan segera mendekat ke arah pak Chandra, pak Chandra pun ikut tersenyum

"Ada apa ya bapak memanggil saya?"

"Ini ada klien kita, katanya dia ingin berbicara dengan kamu"

"Hai nanta, apa kabar, kamu masih ngga punya cowo kan sampai saat ini?" Ucap laki laki itu yang membuat gue terkejut

THE PERFECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang