BAGIAN 18

8 2 0
                                    


KEESOKAN HARINYA

Aku tidak tahu apakah aku baru saja bermimpi dalam tidurku atau hari ini aku memang seharusnya mengalami hari yang cukup menyebalkan. Mimpi buruk yang sering dialami orang – orang jelas menjadi ketakutan tersendiri bagi yang mengalaminya, meskipun beberapa dari mimpi buruk itu sebenarnya merupakan pertanda baik bagi mereka entah dalam hal apa mereka akan mendapatkan "pertanda baik" itu. Tapi kalau kuingat – ingat, hari ini aku memang baru saja bermimpi buruk. Aku sempat melihat si pengirim email itu dalam mimpiku berterbangan mengikutiku kemanapun aku pergi.

Aku tahu kalau mimpi yang kualami belum tentu akan berdampak padaku, tetapi ternyata aku salah. Mimpi burukku ternyata datang lebih cepat daripada perkiraanku. Sudah hampir beberapa minggu berlalu, aku selalu mengalami pertemuan yang "kebetulan" dengan seorang perempuan kecil itu. Hampir setiap hari ia datang kepadaku dengan mulutnya yang tidak ada lelahnya berbicara denganku dan mahkluk mengerikan itu mempunyai nama Cella.

Aku sendiri bahkan tidak mengerti bagaimana dia bisa muncul setiap waktu. Tapi kembali lagi seperti awal aku bertemu dengannya, aku rasa tidak mungkin bagiku menemukan maksud tersembunyinya itu.

"Sekarang katakan padaku, Apa maksudmu mengirim email – email itu?" tanyaku kesal.

"Kamu menyuapku Ardhi, ini dilarang dalam hukum."

"Aku sudah membelikanmu es krim sebanyak dua kali. Berhentilah menguras isi dompetku, dan segera katakan alasannya." ucapku sambil menatap tajam Cella.

"Harusnya laki – laki yang membayar seluruh makanannya ketika mereka berkencan. Harusnya kamu tahu hal sesimpel itu kan?"

"Jadi ini kencan ya? Aku bahkan tidak menyadarinya. Bisakah kamu berhenti memperumit segalanya dan segera jujur padaku?

"Menurutmu bagaimana?" tanya Cella balik.

"Jangan menjawabnya dengan pertanyaan." kataku tegas.

"Itu hanya kejahilanku semata supaya membuatnya terlihat misterius dan menakutkan. Itu saja, tidak kurang tidak lebih." jawabnya. "Jadi aku minta es krim vanillanya lagi." sambung Cella tanpa kuduga – duga.

"Tidak ada lagi traktir – traktiran, aku tidak ingin jatuh miskin hanya dalam sehari."

"Huuu... dasar pelit."

Cella terus mengejekku sepanjang perjalanan kami berdua menuju rumah Steve, untungnya aku sudah melatih diriku untuk mengacuhkan segala hal yang tidak penting dan terkesan mengganggu ketenanganku. Tingkah laku anak – anaknya semakin membuatku yakin kalau ada yang tidak beres dengan perempuan yang satu ini, bahkan aku pun masih sulit percaya kalau dia adalah seorang mahasiswi.

Akhirnya, setelah melewati bangunan – bangunan lama di kota dan melatih kesabaranku. Aku tiba di blok rumah Steve, lebih cepat dari yang kukira. Steve tinggal di sebuah perumahan yang sebelumnya adalah panti jompo dan di kelililngi sawah – sawah dan ladang jagung di sekelilingnya. Tentu saja itu pandangan wilayah ini beberapa waktu yang lalu, sekarang tempat ini sudah menjadi perumahan elit.

Dikategorikan sebagai permuaha elit tentu saja karena terdapat lapangan golf yang luas dan suasanya yang cukup rimbun sehingga membuat perumahan ini sangat nyaman. Sangat nyamannya sampai – sampai yang bisa tinggal di perumahan ini hanya orang – orang dengan tingkat ekonomi yang diluar tinggi menembus langit. Dan Steve merupakan salah satunya, aku tidak heran apalagi ayahnya yang merupakan pengusaha sukses di luar negeri, tentu saja harga rumah ini terlihat murah di matanya.

Ketika aku membunyikan bel rumahnya, tidak ada pelayan yang menyambutku seperti biasanya. Namun Steve sendirilah yang menyambutku dengan nada sedikit gugup, memperbolehkanku masuk sekaligus menuntunku ke dalam ruangan yang dia ingin aku berada di dalamnya. Rumahnya terlalu besar dan gelap di beberapa ruangannya, sehingga menciptakan kesunyian yang cukup bertolak belakang dengan rumahku yang bisa saja ramai setiap saat, terlebih lagi bila menyentuh barang yang bukan milikku sendiri, kalian dapat mendengar suara amarah dari seorang remaja perempuan di dalamnya.

Distrust (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang