Tentang Alyssa

7.3K 330 2
                                        

Sore ini matahari tampaknya mulai tenggelam, semburat warna Jingga menghiasi langit sore dengan awan yang seakan mengikuti arah tenggelamnya Matahari. Banyak orang menyukai perginya matahari banyak juga yang menyukai datangnya matahari. Tapi tidak banyak yang menyukai adanya matahari ketika siang hari. Suatu ketidakadilan terjadi disini. Manusia hanya menyukai keindahan matahari tanpa menyukai tugas matahari. Kedatangan matahari yang indah membuat manusia rela bangun pagi pagi untuk melihatnya, kepergian matahari di sore haripun membuat manusia selalu mengeluarkan ponsel mereka untuk mengabadikannya. Tapi mengapa manusia tidak menyukai disaat matahari menemani dan menerangi hari hari mereka?entahlah. Manusia dan keegosisan adalah satu.

Alyssa sedari tadi sibuk menikmati jalanan dari dalam mobil, mentari sore ini seakan memanjakan matanya. "Oi Al, kita ke cafe bunda dulu ya"

"Iya. Tapi kita mampir di kedai es krim om Doni dulu"

"Mu es krim?nggak bosen apa?"

"Nggak dong! Enak tau"

Aidan hanya menggelengkan kepalanya, heran kenapa bisa adik sepupu yang sudah ia anggap adik kandungnya ini sangat menyukai es krim.

Aidan sudah tinggal bersama keluarga Alyssa sejak umurnya 7 tahun. Saat itu kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan pesawat tepat disaat ia berulang tahun ke 7 tahun. Kado terburuk untuknya yang tuhan berikan. Namun sekarang diumurnya yang ke 19 tahun ia mulai bisa menerima kepergian orang tuanya meskipun rasa rindu sering menghinggapi relung hatinya.

Dan disaat itulah Aidan tinggal bersama bunda Alyssa. Diandra. Yang notabennya adik dari Mamahnya. Sejak tinggal bersama Diandra dan Veno, Aidan tidak pernah kekurangan kasih sayang ditambah ia mempunyai adik kecil. Alyssa. Awalnya memang susah untuk Diandra mendekati Aidan bahkan Veno pun tidak bisa menembus pertahanan Aidan kecil. Tapi dengan kepolosan Alyssa, gadis kecil itu bisa membuat Aidan luluh akhirnya dan menerima dengan perlahan.

"Kak Aidan mau roti Al gak? Kita makan berdua ya, bunda kasihnya kebanyakan. Jadi Al mau makan bareng kak Aidan aja"begitulah celotehan dari Alysaa kecil yang membuat Aidan mau makan meskipun itu roti dengan selai coklat.

"Hahahaha Kak Aidan makannya belepotan! Sini Al bersihin"

"Al juga! Al lebih belepotan! Sampe kena pipi. Aidan Nggak sampe pipi"

"Eh iya?samaan dong?Yeeeay bisa samaan sama kak Aidan!"dengan girang Alyssa meloncat loncat diatas ranjang Aidan yang diikuti Aidan.

"Yeeeay kita samaan!"sahut Aidan sambil ikut meloncat loncat dikasurnya.

Disaat itulah Aidan mulai menerima kehadiran keluarga barunya.

Sesampainya Alyssa dan Aidan di kedai es krim milik teman ayah Alyssa dengan girang Alyssa berlari kecil menuju kedai es krim itu.

Kringg

Pintu bel berbunyi ketika pintu kedai itu dibuka, senyuman Alyssa semakin mengembang ketika melihat disana Berdiri Sena yang tengah mengantarkan pesanan salah satu pengunjung.

"Sena!!"

Dengan gerakan cepat Sena segera menangkap tubuh mungil Alyssa ketika gadis itu berlari untuk memeluk dirinya.

"Gue kangen deh sama lo"bisik Al yang masih dalam pelukan Sena

"Jelas dong, gue kan emang ngangenin"ucapan Sena tadi membuat Alyssa melepaskan pelukannya.

"Males deh gue"tawa Sena pecah ketika melihat wajah cemberut Alyssa.

"Alyssa dateng dateng bukannya ke om dulu malah peluk peluk anak om"

"Eh iya, hehe. Om Doni apa kabar?"tanya Alyssa sambil menyalami tangan Doni.

"Baik kok sayang. Oh iya, Al mu es krim apa hari ini?"

"Emm apa ya?terserah deh, tapi Al mau Sena yang bikinin"

"Yah ngerepotin dia"protes Sena.

"Kali kali doang"

Sena dan Alyssa sudah bersahabatan sejak mereka duduk di sekolah dasar. Sena yang memang anak dari teman Veno membuat Alyssa dan Sena pun berteman. Sena adalah salah satu lelaki ketiga yang ada di hidup Alyssa setelah Veno dan Aidan. Sejak kecil Sena sudah diajarkan supaya bisa menjadi lelaki yang kuat, mandiri, pintar. Meskipun papahnya pemilik kedai es krim ini Sena tetap bekerja paruh waktu dan digaji sama seperti karyawan lainnya. Hanya saja ia bekerja ketika pulang sekolah dan dihari hari yang ditentukan.

"Aidan gimana kuliah kamu?"tanya Doni ketika mereka sudah duduk.

"Baik baik aja kok om. Lagian kan aku baru masuk semester tiga jadi masih awal awal"

"Bagus kalo gitu. Om setuju banget waktu kamu putusin untuk kuliah di Indonesia nggak jadi diluar negeri"

"Iya om lagian aku berat banget kalo harus jauhan sama Al. Dia masih kaya anak kecil soalnya, masih harus dijagain"

"Iyaya, kelakuannya sama kaya Sena"ucap Doni sambil melihat kearah dimana Alyssa dan Sena yang sedang mencampur dan menghias es krim yang sesekali beradu mulut.

"Kak Aidan! Liat udah selesai. Bagus ga?"tunjuk Alyssa sambil memegang mangkok berisikan es krim dengan berbagai rasa dan topping.

"Bagus udah. Makan cepet! Bunda udah nunggu"

"Kan apa gue bilang, kebanyakan es krimnya itu. Bagi dikit dong!"ucap Sena sambil duduk di samping Alyssa.

"Apaan! Ogah!"

"Tar lo batuk kalo kebanyakan makan es krim"

"Biarin!"

"Aelah! Al tar kalo lo kenyang bagi gue ya"

"Ihh gamau!gue gaakan kenyang. Laper gue"

"Makan kalo gitu"

"Sudah sudah! Kenapa jadi berantem gini? Sena sana kerja, malah duduk. Mau nggak Papah gaji?"ancam Doni pada putra semata wayangnya.

"Nanti pah, bentar lagi aja"

"Gapake bentar lagi! Tar yang ada kamu gangguin Al terus! Kasian tante Diandra udah nungguin!"

"Ck, yaudeh iya. Aku kerja lagi

"Al, jangan kangen ya"sambung Sena yang langsung ngacir pergi dari sana sebelum mendapat teriakkan dari Alyssa.

🔅🔆🔅

AnxietyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang