Pertandingan Basket dan Luka

1.2K 83 0
                                    

"Aidan ganteng ya, pintar lagi. Dia memang patut dibanggakan. Meskipun bukan anak kandung kamu Diandra tapi Aidan lebih baik dari Alyssa"

"Mereka sama bu Rima"

Alyssa yang mendengar ucapan salah satu teman arisan bundanya itu memegang dada kirinya. Ada rasa sakit ketika pernyataan itu terlontar begitu saja.

-----

"Oh jadi dia ya pacar Asta?haha gila kasian banget dia dijadiin mainan selanjutnya Asta"

-----

"Jangan kamu! Kamu gak secantik Sona!"

-----

"Bego banget sih lo! Dasar cewek bego, gue gatau kenapa Asta mau sama lo!"

-----

Alyssa membuka matanya ketika tiba tiba mimpi tadi begitu menakutkan. Mimpinya tidak jelas alur ceritanya. Hanya ada cacian dan penolakan didalamnya. Nafas gadis itu memburu diiringi keringat dingin yang hampir membasahi wajahnya.

Sementara ingatannya berputar pada semua kejadiaan dimana dia mengalami hinaan, penolakan, pembedaan, dan masih banyak lagi yang lainnya. Jujur dia tidak menyukai keadaanya malam ini. Selalu saja seperti ini. Dan jalan satu satunya hanya satu. Menangis.

Alyssa memang bukan tipe gadis cuek yang tidak peduli dengan ucapan sekitar tapi dia juga bukan tipe gadis terlalu perasa, hanya saja dia tidak terlalu mempedulikan itu semua ketika sedang terjadi seperti pembedaan atau penolakan. Hanya saja ketika malam dimana semua penolakan, pembedaan, sarkasme yang dia terima seakan berputar bagai kaset rusak dipikirannya. Dan sialnya, pikirannya selalu memungkinkan kejadian menakutkan yang ia takuti. Alyssa benci ini.

Dia tidak menyukai ketakutannya ini.

Entah sudah sejak kapan dia mengalami ini tapi yang jelas Alyssa benar benar tidak menyukainya.

Tangisannya tertahan namun terasa begitu menyakitkan baginya. Kenapa dia harus merasakan ini?jujur dia ketakutan jika sudah mengalami ini.

Setelah sekitar setengah jam dia menangis akan pikiran kacaunya, akhirnya Alyssa tertidur.

🔅🔆🔅

Alyssa tersenyum manis ketika Asta menghampirinya dengan susu kotak dan roti keju ditangannya.

"Hai cantik"

"Hai juga jelek"

"Ck, gue puji malah diledekin gue nya! nggak adil nih"ucap Asta merajuk.

"Gue kan nggak suruh lo muji gue, wle"

"Bikin kesel aja terus, untung sayang"ucap Asta sambil merangkul Alyssa.

"Ta, itu buat gue ya?"

"Bukan"

"Terus buat siapa?"

"Lara"

"Oh"

"Jangan marah gitu dongg. Becanda sayanggg"goda Asta sambil merangkul Alyssa lebih kuat.

"Sesek ih"

Asta terkekeh dan melonggarkan rangkulannya. Dia kemudian menyerahkan susu kotak dan roti yang tadi ia beli untuk Alyssa. Alyssa memyambut senang pemberian Asta.

"Makasih"ucap Alyssa dengan senyuman manisnya.

"Sama sama pacar"

Keheningan terjadi diantara mereka. Alyssa sibuk dengan roti dan susu kotaknya dia lapar setelah sedari tadi mengerjakan pr nya yang ia lupa kerjakan. Sementara Asta sibuk memperhatikan wajah gadis dihadapannya kini. Selalu berputar diotaknya pertanyaan mengapa Alyssa bergitu cantik?

AnxietyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang