"Gue nggak gila!"

1.6K 105 4
                                    

Angkasa menghisap nikmat rokok ke dua nya siang ini. Tadi setelah berangkat ke sekolah untuk meminta maaf pada Alyssa tapi ternyata gadis itu tidak ada, membuat Angkasa kembali keluar sekolah menuju apartemen nya. Bagi Angkasa sekolah tidak terlalu penting baginya. Angkasa akan sekolah jika memang ada yang penting dan jika maminya sudah maksa. Jangan tanyakan kenapa maminya tidak tau perihal bolosnya Angkasa, karena Angkasa sudah mengurusnya dengan beres. Sering menolong dan membereskan segala kekacauan yang dilakukan oleh Asta membuat Angkasa dengan mudah membuat kembarannya itu bisa mengurus segala yang Angkasa butuhkan.

Hari sudah siang dan Angkasa berada di apatemen nya, tempatnya menenangkan diri. Pikirannya terus tertuju pada Alyssa, dia benar benar merasa bersalah. Seumur hidupnya Angkasa tidak pernah kasar pada perempuan, karena dia sadar bahwa maminya itu perempuan belum lagi dia punya adik perempuan. Tentunya Angkasa tidak mau jika adiknya diperlakukan kasar jadi dia tidak akan bersikap seperti itu pada gadis manapun.

Tapi kini, dia menyimpang dari prinsipnya. Entah mengapa melihat Asta bersama Alyssa membuatnya muak.

"Sial! Gue kenapa terus kepikiran tuh cewek?!"

Angkasa mematikkan rokoknya meskipun belum habis seluruhnya. Dia masuk ke apartemen nya. Panas matahari sangat menyengat siang ini, Angkasa tidak tahan berada di balkon.
Ceklek

Pintu apartemen terbuka dan menampilkan sosok temannya. Bisa Angkasa tebak jika Aris ikut bolos.

"Gue tadi denger dari si deodorant, katanya lo ke sekolah tadi pagi"ucap Aris sambil berjalan menuju dapur.

Angkasa mengikuti langkah Aris.

"Hm"

"Lo sekolah tadi?"tanya Aris sambil memberikan soda pada Angkasa.

"Iya, tapi balik lagi"

"Kenapa? Tadi ada yang penting di sekolah? Bilang aja sama gue tar gue beresin kalo lo males sekolah. Tapi nggak gratis"canda Aris yang sama sekali tidak ditanggapi Angkasa.

Melihat perubahan wajah sahabatnya membuat Aris menunjukkan wajah sok seriusnya.

"Ini nggak bisa diwakilin ris"

Aris menaikkan sebelah alis tebalnya.

"Hah?"

"Gue, gue salah ris"

"Bolos emang salah tokek!"

"Gue salah udah sakitin hati cewek"jujur Angkasa sambil menundukkan wajahnya.

"HAPAH?!LO PUNYA CEWEK?! NGGAK GAY SAMA SI TIFAN?!"

Sedetik kemudian Angkasa menyesal telah menceritakan masalahnya pada Aris. Dia lupa kalo otak Aris itu hanya diciptakan untuk berfungsi hanya sebelah saja. Tidak waras!

"Ris please, gue serius. Gue nggak pacaran sama siapapun! Tapi gue sakitin hatinya"

"Lah, gimana sih? Jadi gimana ini? Kok gue nggak ngerti ya?"tanya Aris kebingungan sambil menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.

Angkasa menghembuskan nafasnya panjang sebelum dia mulai menceritakan semuanya pada Aris.

"Jadi gitu"ucap Angkasa menghakhiri cerita panjangnya.

"Lo ngerti nggak?!"kesal Angkasa.

"Iye! Ngerti gue!"

"Jadi lo tuh nyesel karena udah bilang macem macem sama tuh cewek kan? Terus lo lakuin itu secara spontan gitu karena emang lo udah enek sama kelakuan si Asta deodorant itu kan? Jadi menurut gue sih, lo emang harus minta maaf karena emang lo salah Sa, dan soal cewek itu nggak masuk hari ini. Coba aja besok, dia pasti masuk"lanjut Aris panjang lebar.

AnxietyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang