Mata gadis itu terbuka sedikit demi sedikit, melawan rasa pening dikepalanya yang melanda. Dia diam sebentar mencoba mengumpulkan nyawanya yang masih bercecer dimana mana. Setelah merasa baikan, dia segera bangun dan memegang kepalanya yang pusing.
"Sakit banget"keluhnya.
Alyssa melangkah kearah tembok mencari stopkontak untuk menyalakan lampu kamarnya. Dia tidak suka tidur dengan lampu nyala, hanya lampu tidur sebagai penerangnya. Alyssa berhenti sebentar sebelum melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi. Dia menatap dirinya di pantulan kaca di kamarnya. Alyssa menghembuskan nafasnya ketika melihat betapa acak acakannya tampilannya.
"Mata gue gini banget ya? Bodo ah, mending mandi"ucapnya sambil melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi.
Kini Alyssa sudah siap dengan seragam SMA yang terpakai rapih ditubuhnya, rambutnya sengaja dia ikat agar tidak berantakan, meski begitu kecantikkan Alyssa tidak berkurang meskipun ciri tegasnya tetap terlihat. Tapi tidak apa, yang jelas dia nyaman. Alyssa segera keluar dari kamarnya dan segera menuju meja makan untuk sarapan, ternyata disana sudah ada abangnya yang tampak sibuk dengan laptopnya dibanding makananya.
"Sibuk amat lo"sapa Alyssa.
Aidan hanya melihat sekilas kearah Alyssa yang sudah duduk dihadapannya dan kembali fokus pada laptopnya sendiri, merasa tidak dipedulikan Alyssa mencondongkan badannya kearah Aidan dan melihat apa yang membuat kakaknya sibuk sampai seperti itu. Aidan kaget ketika tiba tiba kepala adiknya menghalangi laptopnya. "Ini apaansih bocah?!"
"Kepo gue tuh, lo liatin apaansih?"
Aidan mengarahkan laptopnya pada Alyssa agar adik kecilnya itu bisa melihat dengan jelas.
"Yang gini lo liatin? Garis garis doang?"
"Bloon! Ini tuh grafik! Grafik tentang pendapatan perusahaan ayah dari tahun ke tahun"ucap Aidan menjelaskan pada adiknya.
"Ohh, lo ngapain liatin kaya gitu? Lo kan masih kuliah bang, kerjanya nanti ajalah"ucap Alyssa sambil mengoles selai kacang pada rotinya.
"Belajar. Gue mu bener bener mendalami aja gitu bidang yang gue mau. Jadi ya gitu, di kampus gue belajar di perusahaan ayah gue prakteknya"
Alyssa berhenti mengunyah rotinya dan menelan dengan susah rotinya.
"Kak Aidan aja yang bukan anak kandung bunda ayah mau belajar terus buat bunda ayah bangga. Sedangkan gue? Anak kandungnya, malah kaya gini, gila!"batinnya.
"Woi! Kenapa ngelamun lo? Udah siang, sana cepet pergi. Mau gue anter?"
"Hah? Iya bang, anterin"jawab Alyssa.
"Yaudah, tunggu ya gue keatas dulu. Lo abisin susunya sam rotinya"pesan Aidan yang diangguki Alyssa."Maafin Al bun, yah. Al malah kaya gini, nggak bisa banggain bunda sama ayah kaya kak Aidan banggain bunda sama ayah"ucap Alyssa lirih sambil melihat kearah foto besar yang menampilkan foto Diandra dan Veno.
"Yuk"
Alyssa mengangguk dan segera mengikuti langkah Aidan menuju mobilnya.
🔅🔆🔅
Sesampainya Alyssa disekolah tercintanya gadis itu segera membuka pintu mobil sebelum bersalaman dengan abangnya dan wejangan menyebalkan abangnya.
"Belajar yang bener lo! Punya mantan satu aja galaunya udah kaya mu masuk surga nggak cukup pahala"
"Berisik!"
Mengingat ucapan abangnya Alyssa jadi tambah kesal dan segera melajukan jalannya cepat menuju kelasnya, namun tiba tiba tangannya ada yang mencegah dan membalik badannya secara paksa. Siapa lagi jika bukan Angkasa.
![](https://img.wattpad.com/cover/159105951-288-k439856.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Anxiety
Fiksi Penggemar"Gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan perasaan khawatir, cemas, atau takut yang cukup kuat untuk menganggu aktivitas sehari hari. Anxiety biasanya diderita para remaja, ketidakpercayaan diri menjadi faktor utama timbulnya Anxiety" klik gad...