Deru suara angin terus berdatangan mengabsen diri satu satu pada seorang gadis yang semakin mengeratkan dirinya pada seorang pemuda yang nampak fakos mengarahkan kuda besinya menuju tempat yang ia maksud. Sudah tidak ada kecanggunggan ketika punggung itu dalam dekapannya, yang Alyssa pikirkan adalah dia yang hangat, sebab dibawa naik motor bersama Angkasa dimalam hari membuatnya kedinginan. Percaya tidak percaya Alyssa pergi tanpa seijin kedua orang tuanya, jelas saja bisa karena memang kedua orang tuanya tengah sibuk karena eyangnya yang sakit di Bandung---kota kelahiran Alyssa. Alyssa di Jakarta bersama abangnya, Aidan yang juga izin tidak pulang karena harus menginap dirumah temannya sebab tugas kuliahnya, tampaknya kakaknya itu sangat rajin. Mengingat Eyangnya, Alyssa jadi rindu. Dia pernah tinggal bersama Eyangnya selama tiga tahun karena sebal bundanya berubah menjadi galak saat itu---maklum Alyssa kecil sangat sensitif. Bahkan sampai sekarang, hanya saja sekarang dia lebih mengerti.
Tidak ada perbincangan diantara mereka selama perjalanan. Hanya angin malam saja yang tampaknya menyapa Alyssa terus terusan tanpa bosan.
Angkasa menghentikkan motornya ketika lampu rambu jalanan berwarna merah. Lelaki itu nampak tidak risih karena pelukan Alyssa, dia mengerti pasti gadis itu kedinginan. Tangan Angkasa meraih kedua tangan Alyssa yang ada diperutnya menuju saku jaket kulit hitamnya yang tampak serasi dengan Alyssa. Gadis itu hanya menurut dan semakin mencari posisi ternyaman baginya.
"Dingin"bisik Alyssa lirih yang masih terdengar oleh Angkasa meskipun lelaki itu memakai helm fullface.
"Mau pulang aja?"tanya Angkasa sambil memiringkan kepalanya melihat lebih jelas wajah cantik Alyssa.
"Enggak! Lanjutin aja"
Angkasa mengangguk dan segera menjalankan motornya ketika lampu sudah berwarna hijau.
Akhirnya perjalanan panjang yang diiringi angin malam, selesai. Kini Alyssa membuka helm nya dan menyerahkannya pada Angkasa. Gadis itu melihat sekitar dimana dia berada. "Kita dimana?"
"Gue mu balapan"
"Hah?"
"Balapan. Gue mu balapan Alyssa"
Alyssa mengikuti langkah Angkasa dan berjalan disamping lelaki itu. Semua mata memandang kearahnya, pesona Angkasa memang tidak bisa ditolak dimanapun lelaki itu berada. Alyssa mengenggam tangan Angkasa karena merasa gugup.
"WOW!WOW!WOW!"
Alyssa melihat disana ada Aris yang menepuk tangannya heboh melihat kehadiran Angkasa dan dirinya.
"Gila! Setelah sekian lama seorang Angkasa Rakandra Zalio ngehomo, akhirnya normal juga lo!"canda Aris.
"Sialan!"kesal Angkasa.
Tifan yang sedari sibuk dengan kekasihnya nampak penuh minat kearah Alyssa. Dimatanya Alyssa sangat penuh misteri, sorot matanya menunjukkan kesejukkan juga ketajamannya. Bahkan Tifan berani bertaruh jika Alyssa lah yang hanya memakai pakaian sesopan itu ke arena balapan liar ini.
"Punya gue!"ucap Angkasa tajam pada Tifan yang terus melihat kearah Alyssa.
"Serem amat bos! Gue nggak akan ambil kali"ucap Tifan lantas lelaki beranting hitam khas lelaki itu mengalihkan pandangannya kearah kekasihnya yang cemberut.
"Bukan siapa siapa main bilang 'punya gue' aja"ucap Aris.
Angkasa hanya meminum soda ditangannya yang sempat dia bagi tadi pada Alyssa. Tatapan Angkasa beralih menatap Alyssa yang masih kebingungan dengan suasana disekitar mereka.
"Kenapa?"tanya Angkasa.
"Gue takut"
"Jangan takut, ada gue"
KAMU SEDANG MEMBACA
Anxiety
Fanfic"Gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan perasaan khawatir, cemas, atau takut yang cukup kuat untuk menganggu aktivitas sehari hari. Anxiety biasanya diderita para remaja, ketidakpercayaan diri menjadi faktor utama timbulnya Anxiety" klik gad...