Salah Paham

1.2K 85 1
                                    

Lelaki dengan sweater hitam itu tengah itu menghisap dalam asap rokoknya. Matanya sesekali tertutup merasakan betapa nikamatnya tembakau itu. Lagi lagi ditengah gelapnya malam dia kembali mengingat kisah pilu nya. Terasa sakit rasanya ketika bayangan itu kembali muncul dipikirannya. Ingin rasanya dia melupakan segalanya, namun entah mengapa semua seakan berputar seperti kaset rusak. Tidak, semua bukan sepenuhnya kesalahan ingatannya. Karena Angkasa juga selalu mencoba mengingat semua itu, berharap kenangannya bersama pemilik hatinya itu kembali seperti dulu.

Ponsel Angkasa berdering disana tertera nama kembarannya.

Asta is calling 

"hm?"

"Sa, Dysa lagi sama lo?"  

Angkasa mengerutkan keningnya bingung. Apa yang terjadi dengan hubungan adik kembarnya dengan Dysa? bukan kah kemarin Asta cerita padanya bahwa lelaki itu sudah mengakhiri hubungannya dengan korbannya itu?

"Nggak!kenapa emang?"

"Sa please bantuin gue. Dysa mau tinggalin gue"

 Angkasa menghembuskan nafasnya kasar. Sejujurnya dia sudah lelah dengan hubungan drama Asta dan Dysa. Jika tidak mengingat bahwa kedua orang itu adalah salah satu orang yang dia sayangi maka sudah dipastikan Angkasa tidak akan mau ikut campur dalam urusan mereka. Sudah cukup lama dia kesusahan dengan masalah adik kembarnya ini.

"Gue cari Dysa. Ini terakhir kali gue bantuin lo"

Angkasa mematikkan sambungannya dengan Asta tadi, lelaki itu segera mengendarai motornya dan mencari keberadaan Dysa. Entah kemana perginya gadis itu yang jelas sekarang Angkasa akan mencoba mencari Dysa ke salah satu tempat dimana terkadang gadis itu merenung.

Tidak perlu memakan banyak waktu kini Angkasa sudah sampai di tempat dimana biasanya Dysa berada. Dan ternyata benar, gadis itu sedang duduk sambil memeluk nisan ibunya.

Makam ibu Dysa adalah tempat dimana ia berada sekarang. Punggung gadis itu bergetar dan Angkasa yakini itu karena Dysa menangis. "Dys"

Perempuan itu menoleh dan segera berhambur kepelukan Angkasa. Dia kembali menangis, air matanya  kembali jatuh karena orang yang wajahnya mirip dengan lelaki yang kini ia peluk. Jangan tanyakan sifat mereka, karena mereka berdua adalah dua orang yang berbeda, sangat berbeda.

"Lo nggak takut?"

"Nggak. Yang gue takutin sekarang itu, gue takut kehilangan Asta. Dia udah nggak cinta lagi sama gue Sa"

"Dia sayang lo Dys, bahkan dia cariin lo sekarang. Ayo balik"

"Asta beneran cariin gue? dia nggak jadi putusin gue?"

Angkasa mengangguk dan segera membawa Dysa jauh dari sana karena sesungguhnya Angkasa sedikit takut jika harus berada lama disana. ini pemakaman dan hari sudah malam .

🔅🔆🔅

Kini Angkasa sedang jalan bersama Dysa menuju salah satu tempat dimana Asta berada. Tadi Asta bilang jika lelaki itu akan mencari Dysa dan yang Asta tau tentang Dysa hanya jika Dysa sedih maka Dysa akan pergi ke salah satu taman tempat dimana dia dan Asta bertemu dulu.

Dysa meremas jari Angkasa ketika melihat pemandangan di hadapannya. Angkasa melihat kearah pandangan Dysa. Disana, dihadapan mereka Asta sedang berpelukan dengan gadis yang menjadi patah hati terbesar lelaki itu. Alyssa.

Kedua orang itu tampak hanyut dalam suasana yang mereka ciptakan bahkan tidak menyadari kehadirannya dan Angkasa.

"Brengsek"umpat Angkasa yang membuat Alyssa langsung melepaskan pelukan Asta padanya.

AnxietyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang