15 | Dia datang?

18K 1.2K 115
                                    

Silahkan ditonton trailer di bawah ini👇 (harap maklum ini trailer pertama yang aku buat)

--------------------○°○--------------------

Senyum Ednan semakin merekah kala mobil yang dia tumpangi tiba di sebuah toko roti yang menjadi tujuannya. Ya, dia akan menemui Nata sekarang dan berbicara pada wanita itu. Meminta wanita itu untuk kembali kerumah bersama anak-anaknya.

Segera Ednan turun dari mobilnya. Melangkah dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya. Namun, baru dua langkah kakinya terhenti. Tangannya perlahan merogoh ponsel miliknya yang bergetar di dalam sakunya. Maniknya menatap nama yang tertera di sana.

"Halo Eve," sapanya pada orang yang menelponnya.

"Ed, tolong aku."

Kening Ednan mengkerut, "Kau tidak apa-apa?" Tanyanya kala mendengar suara Eveline yang terdengar begitu lemah di seberang.

"Tolong Ed," ucap Eveline kembali dengan nada lirihnya.

Raut Ednan berubah cemas. Wanita itu terdengar seperti tengah menahan rasa sakit yang teramat. Pikiran Ednan mulai dirundung kecemasan. Baru saja dia hendak kembali membuka mulutnya, namun bunyi panggilan yang terputus menghentikannya.

Ednan segera menjauhkan ponselnya. Menatap panggilannya yang terputus dengan tiba-tiba. Rasa cemasnya semakin menjadi. Apa yang terjadi pada wanita itu?

Beberapa saat Ednan bergelut dengan pikirannya yang berkecamuk. Hingga akhirnya dia memutar langkahnya. Masuk kembali ke dalam mobilnya dan melajukannya meninggalkan pelataran toko Nata. Dia akan memastikan semua baik-baik saja.

Sementara itu tanpa sepengetahuan Ednan, seorang lelaki lain yang sejak tadi berdiri tak jauh di belakangnya terlihat mengkerutkan kening. Menatap Ednan yang terlihat tergesa masuk ke dalam mobilnya, meninggalkan tempat yang bahkan belum jadi dia tuju.

"Mau kemana lelaki itu?" Gumamnya pada dirinya sendiri. Lantas tanpa berpikir lebih lanjut, dia segera melangkahkan kakinya kembali. Memasuki toko roti yang terlihat masih cukup sepi.

Seperti hari biasanya, Nata terlihat begitu sibuk. Dia tampak menata beberapa roti ke dalam etalase, menyusunnya sesuai jenis dan rasa. Hingga terdengar suara bel pintu yang terbuka, membuat Nata memutar pandangannya.

"Selamat dat-tang" ucapnya terhenti, kala manik cokelatnya bertemu pandang dengan seorang lelaki tampan yang kini tengah tersenyum ke arahnya.

Senyum lelaki itu merekah. Dia semakin membawa kakinya untuk melangkah mendekat. Hingga kini dia tiba di hadapan Nata yang masih mematung. Menatap dalam wanita di depannya yang bahkan tidak berkedip untuk beberapa saat.

"Apa kabar, Nata?"

Suara yang begitu Nata rindukan mengalun ke dalam indera pendengarannya. Membuat respon sarafnya bekerja dengan cepat. Hingga sebulir kristal tanpa dia sadari luruh dari pelupuknya.

Lelaki itu terlihat mulai panik. "Nata, ada apa? Kenapa kau menangis?" Bingungnya, tangannya hendak mengusap jejak sungai di pipi Nata. Namun, wanita itu mencegahnya, mengusapnya dengan tangannya sendiri.

Manik kelabu itu terdiam, menatap Nata beberapa saat. Senyumnya perlahan kembali merekah, "Apa kau begitu merindukanku?" Godanya, mencoba membuat Nata kembali berfokus padanya.

Hello The Pass ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang