16 | Baikan

17.7K 1.1K 145
                                    

Cody Christian as Ben Anderson

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cody Christian as Ben Anderson

Ben menghentikan langkahnya, mengutuk pintu di depannya, hingga suara yang mepersilakannya masuk terdengar dari dalam. Lantas tangannya memutar knop di depannya. Saat di dalam, manik kelabunya langsung di sambut dengan tatapan terkejut seorang lelaki yang duduk di kursi kerjanya.

Senyum Ben merekah, "Apa kabar Ricky?"

Ricky bangkit dari duduknya, senyumnya melebar kala lelaki itu tiba di depan mejanya. "Kabar baik, Ben. Duduklah," ucapnya. Ben meletakkan bokongnya di depan lelaki yang kini kembali duduk. "Apa yang membawamu kemari?" Tanya Ricky.

Ben menghela pelan, mengedikkan bahunya dengan senyum merekah di bibirnya. "Hanya berkunjung," jawabnya.

Ricky menatap lelaki di depannya, merasa tidak yakin jika Ben hanya datang untuk berkunjung. Meski sebenarnya lelaki itu sering datang kemari dan menemuinya. Benar, tidak banyak yang tahu jika sejak sebelas tahun yang lalu Ricky dan Ben menjalin pertemanan yang cukup akrab. Mereka sering saling bertukar kabar, atau Ben yang akan mengunjungi Ricky jika dia berada di Jakarta.

Ricky menautkan jari jemarinya di atas meja. Maniknya menatap Ben yang menyandarkan punggungnya dengan kepala terdongak. "Aku rasa kau sedang dalam masalah?"

Decihan pelan lolos dari bibir Ben. Lelaki itu menegakkan kepalanya, menatap Ricky yang juga menatapnya. "Aku tidak menyangka kau akan bisa sepeka ini?" Godanya, membuat keduanya tersenyum geli. Helaan napas mengalun dari bibir Ben, maniknya berubah serius menatap lelaki di depannya. "Apa kau tahu apa yang terjadi pada sahabatmu?"

Kening Ricky mengkerut, hingga dia mulai mencerna maksud Ben. Dia mengedikkan bahunya, "Entahlah. Aku tidak terlalu ingin ikut ke dalam permasalahan mereka," ucapnya.

"Tapi kau tahu bukan jika Nata pergi dari rumah?"

"Ya, aku tahu soal itu. Ednan sudah mengatakannya padaku dan yang lain. Tapi hanya itu yang aku tahu. Jika kau ingin bertanya apa alasan yang membuat Nata pergi, aku pun tidak tahu alasannya. Saat ini aku hanya ingin membiarkan mereka menyelesaikan masalah mereka sendiri. Sudah bukan waktunya kita ikut ke dalam permasalahan rumah tangga mereka."

Ben menghela, benar yang Ricky katakan memang benar sudah saatnya mereka menyelesaikan permasalahan mereka sendiri. Semua ini bukan ranah Ben ataupun Ricky untuk ikut campur di dalamnya. Namun, masih jelas tatapan wanita itu di ingatan Ben. Tatapan yang terlihat terluka dan memendam begitu banyak emosi.

"Tadi aku menemuinya." Ucapan Ben itu membuat Ricky cukup terkejut. Dia semakin yakin jika ada alasan lain yang membawa Ben kemari. Lelaki itu tidak akan berani menampakkan wajahnya di depan Nata meski lelaki itu sering berkunjung kemari. Hal yang paling memungkin hanya Ben yang menatap Nata dari jauh. Namun, kali ini Ben berkata menemui Nata?

Ben beralih menatap lurus manik Ricky. "Aku melihat luka itu. Luka yang sama seperti sebelas tahun yang lalu," lanjut Ben semakin menambah rasa bingung Ricky.

Hello The Pass ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang