Ibarat kaca yang sudah cacat
Jika pecah sekali lagi
Pasti akan hancur berantakan.
~Natasya Anggraini~
--------------------☆☆☆-------------------Hello The Pass | 24
..
.
❤
.
.
."Terimakasih, Ben," Nata berucap pada lelaki yang meletakkan tas di atas sofa.
Manik teduh Ben terlihat sendu. Ditatapnya Nata yang kini kembali sibuk mengeluarkan barang bawaannya dari dalam koper. Sudah sangat lama berlalu, tapi hati Ben masih merasakan sakit yang teramat kala menatap punggung wanita yang pernah dicintainya terlihat membungkuk. Seberat itukah beban yang harus dipikul punggung kecilnya?
Ben mendesah pelan, "Sementara kau bisa tinggal di sini. Ada beberapa hal yang harus aku urus sampai kita bisa pergi dari negara ini tanpa sepengetahuan lelaki itu." Ben berucap tajam saat mengingat lelaki brengsek yang membuat semua kekacauan ini.
Seharusnya sejak dulu Ben membawa wanita ini pergi. Seharusnya saat itu dia tidak pernah membiarkan Nata bersama dengan Ednan. Saat ini melihat Nata terluka, benar-benar membuat hati Ben mencelos. Sakit.
Nata tidak menoleh, hanya gerakannya yang tiba-tiba terhenti. Hatinya menjerit sakit. Kembali bibir mungilnya menjadi pelampiasan. Dia hanya menggigit bibir bawahnya guna mengurangi nyeri yang mendera dadanya.
Nata menegakkan tubuhnya, menolehkan kepala ke arah Ben yang menahan emosi. "Ben," panggilnya lembut. Senyum hangat mengulum di bibir mungilnya. "Sekali lagi terimakasih," lanjutnya.
Ben terdiam, menatap dalam iris cokelat yang kehilangan cahayanya. Terlihat begitu layu. Ben mendesah kasar. Hatinya begitu hancur. Ben sudah pernah mengatakan jika wanita itu terlalu baik untuk lelaki brengsek seperti Ednan. Dan saat kejadian sebelas tahun itu berulang, lagi-lagi Nata yang harus menanggung semua luka sialan ini.
"Istirahatlah, kau pasti lelah," ucap Ben setelah mengontrol emosinya. Lantas berlalu meninggalkan Nata yang masih membatu.
Sesaat setelahnya tubuh Nata merosot ke atas sofa. Kakinya terasa seperti jelly, begitu lemas bahkan hanya untuk menopang berat tubuhnya. Matanya terpejam. Menghirup napas dalam-dalam.
Maafkan aku, Mas.
Kata yang sejak tadi berputar di dalam benaknya. Bagaimana pun Nata sudah mengingkari janji untuk terus bersama Ednan. Meski kenyataannya lelaki itu yang memulai semua perpecahan ini.
Sungguh, hati Nata teramat sakit. Dia bagai kaca pecah yang sebelumnya sudah cacat. Kini hanya kehancuran yang berkali lipat menyesakkan yang kembali menghujam jantungnya.
***
1 tahun kemudian.....
Suara berisik dan lantunan musik klasik memenuhi penjuru ruangan. Sebuah ballroom mewah terlihat begitu indah dengan suasana putih dan gold. Bunga-bunga yang terangkai cantik terlihat ada di setiap sudut, membuat suasana elegan namun terkesan hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello The Pass ✔
Romance[C O M P L E T E] [SEQUEL OF BECAUSE OUR BABY] "Apa kabar, Ed?" Mungkinkah sapaan dari masa lalu bisa menghancurkan kehidupan rumah tangga Ednan? [11/09/'18] [02/10/'19]