Ednan menggeliatkan tubuhnya, maniknya bergerak tidak nyaman. Merasa terusik dengan isakan yang merasuk ke dalam indera pendengarannya. Membawa jiwanya kembali dari dunia mimpi. Api biru Ednan terbuka perlahan, menyesuaikan visual yang ditangkap netranya. Hingga sosok yang terduduk dengan memeluk selimut menyentak Ednan untuk sadar sepenuhnya.
Lelaki itu tergeragap, "Eve?" Cicitnya, matanya menatap bingung wanita yang masih sibuk menangis. Ditatapnya penampilan Eveline yang terlihat berantakan, Ednan yakin Eveline tidak mengenakan apapun selain selimut yang kini dipeluknya. Seakan tersadar Ednan menatap penampilannya, tubuhnya terbalut selimut yang menutup setengah tubuhnya dengan boxer masih utuh.
Ednan semakin mencerna situasinya. Menatap Eveline yang tidak memberi jawaban apapun. Hanya matanya yang semakin deras mengeluarkan cairan bening dari pelupuknya. Menampar otak Ednan untuk mencerna dengan cepat.
Ednan berpikir keras, ingatan semalam hilir mudik dalam benaknya. Memberinya ingatan sekilas yang terpotongan-potongan. Jantung Ednan berpacu semakin ekstra. Dia sungguh tidak mengingat apa yang dia lakukan. Ednan menjambak rambutnya, merasa begitu frustasi. Tuhan, apa yang sudah dia lakukan? Apa yang sebenarnya terjadi?
Pelan, manik Ednan kembali menatap wanita yang masih terisak. Beragam spekulasi mulai bermunculan. Tidak mungkin bukan dirinya dan Eveline, mereka, melakukannya? Napas Ednan tercekat, dadanya bergemuruh. Matanya sejenak terpejam. Merasakan kepalanya yang tiba-tiba berdenyut tidak nyaman.
Ednan menghela, menatap Eveline dengan sendu. "Ini tidak mungkin terjadi, bukan?" Tanyanya yang seperti sebuah penyangkalan. Namun, bukan jawaban yang Ednan dapatkan melainkan isakan yang semakin menjadi.
Seketika tubuh Ednan bagai dihantam baja beribu ton. Meremukannya luar biasa. Tidak, tidak mungkin ini terjadi!
"Kita tidak mungkin melakukannya. Tidak, Eve," Ednan terus berusaha menyangkal.
Pandangan Eveline terangkat, menatap lelaki yang terlihat begitu terpukul di depannya. Tatapannya begitu hancur menghujam tepat ke manik Ednan. Membuat lelaki itu semakin tidak bisa berkata-kata.
Ednan terdiam. Tuhan apa lagi yang sudah dia perbuat? Menundukkan kepalanya, merasa benar-benar hancur. Memejamkan matanya kuat-kuat. "Maafkan aku, Eve," lirihnya.
Beberapa saat suasananya menjadi hening. Hanya isakan tertahan Eveline yang memenuhi ruangan. "Pulanglah, Ed."
Sekejap Ednan kembali mengalihkan pandangannya, menatap Eveline dengan begitu terkejut. "Eve?"
"Anggap semua tidak pernah terjadi. Sekarang pulanglah, aku tidak bisa melihatmu untuk saat ini," jawab Eveline, membuang pandangannya ke arah lain.
Ednan lagi-lagi hanya bisa menatap wanita itu dalam diam. Perasaannya bergejolak luar biasa. Dia menghela kasar, mengenakan pakaiannya cepat. Lantas mulai beranjak. Namun, sebelum dia membuka pintu di depannya, kepalanya kembali menoleh. Menatap Eveline yang masih menundukkan kepalanya dengan punggung bergetar.
"Kita akan bicarakan ini, ketika kondisimu sudah lebih baik," ucapnya, sebelum akhirnya sosoknya menghilang dari balik pintu.
***
Ednan memejamkan sejenak manik birunya, merasa pening menyerang kepalanya. Tuhan apa yang harus dia lakukan sekarang? Dia sudah mencoba memperbaiki kekusutan ini, tapi kenapa semua malah berubah semakin runyam?
Pandangan Ednan beralih pada pintu depan rumahnya yang masih tertutup. Sekarang apa yang harus dia katakan pada Nata? Haruskah dia menutupi semuanya? Haruskah dia tidak mengatakannya? Sungguh, Ednan merasa sangat berdosa saat ini!
Kembali napas berat lolos dari bibirnya. Dia akan mengatakannya, apapun yang terjadi Ednan harus mengatakannya. Dia tahu kebodohan apa yang sudah dia lakukan selama ini. Perlahan Ednan membuka pintu mobilnya. Segera dia turun dengan berat hati. Melangkahkan kaki jenjang miliknya untuk masuk ke dalam.
![](https://img.wattpad.com/cover/154610196-288-k185729.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello The Pass ✔
Romance[C O M P L E T E] [SEQUEL OF BECAUSE OUR BABY] "Apa kabar, Ed?" Mungkinkah sapaan dari masa lalu bisa menghancurkan kehidupan rumah tangga Ednan? [11/09/'18] [02/10/'19]