30 | [End] But Not Last

45.3K 1.7K 249
                                    

Akhir tidak selalu menjadi terakhir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhir tidak selalu menjadi terakhir. Karena kisah mereka akan selalu hidup di hati orang yang menyayanginya.
~Niu Aster~
.
.

.
.

HELLO THE PASS | LAST CHAPTER

Pagi ini Ednan sudah menemukan kembali secercah harapan pada dirinya. Bersyukur dua hari yang lalu Becky siuman. Hingga sedikit mengangkat Ednan naik dari lumpur ketakutan yang terus menenggelamkannya. Namun sekarang Ednan lagi-lagi harus berperang dengan ketakutannya.

Ednan menunggu dengan was-was. Meski dokter sudah menjelaskan kondisi Becky, namun Ednan masih mencoba menggenggam secercah harapan pada dirinya. Saat ini perban dikedua mata gadis kecil itu akan dibuka. Ednan begitu memohon pada Tuhan agar mimpi buruk itu tidak akan terjadi.

"Kita akan buka perbannya sekarang." Dokter memberi intruksi, membuat jantung Ednan berpacu semakin cepat.

Dokter meletakkan kapas terakhir. "Sekarang coba Becky buka mata pelan-pelan," titahnya.

Seketika bocah cantik itu membuka kelopaknya perlahan. Menampilkan manik sebiru lautan yang terlihat kosong. Hening sesaat, suasana terasa begitu mencekam bagi Ednan. Seakan dirinya akan dieksekusi saat itu juga.

"Papa~," panggil bocah kecil itu.

Tangan mungil yang kini terangkat menggapai ke udara sukses membuat isakan Ednan kembali pecah. Dia menggigit bibir bawahnya, menahan tangisnya sekuat tenaga.

Tangan Becky bergerak sembarang. "Papa di mana?" Ucapnya lagi, kali ini mulai terdengar sedikit merengek.

Ednan semakin terisak pelan. Dadanya bergemuruh tidak karuan. "Hem," jawab Ednan, masih menahan tangisnya agak tidak terdengar putri kecilnya. Segera dia meraih uluran tangan Becky, "Ya, Sayang. Papa di sini," ucapnya berat, nadanya terdengar begitu serak. Dia segera membawa Becky ke dalam dekapannya menyisakan tatapan pilu orang-orang yang ada di ruangan itu.

Anggota keluarga yang ada di ruangan itu menangis terisak. Bagaimana mungkin gadis sekecil itu menerima cobaan seperti ini? Bagaimana dia terlihat begitu tenang saat kegelapan yang menyapanya pertama kali? Sungguh, apakah semua ini adil untuk gadis malang itu?

Ednan menggigit bibirnya. Menahan sekuat tenaga agar isakannya tidak terdengar. Ini menyakitkan, luar biasa. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi pada putri kecilnya?

Jemari Ednan mengusap lembut punggung Becky. Mendekapnya erat sembari menghujani kecupan di puncak gadis itu. Apakah Ednan harus bersyukur saat ini? Ednan tidak tahu.

Tuhan memang mengembalikan putri kecilnya. Namun, dengan kebutaan yang dialami Becky, membuat Ednan murka. Dia marah, terlebih dia marah pada dirinya sendiri yang tidak mampu menjaga keluarganya.

***

Satu bulan

Dua bulan

Ednan menghela napasnya. Sudah dua bulan berlalu sejak kejadian kecelakaan yang menghancurkan keluarganya. Banyak sekali hal yang berubah di dalam hidup Ednan. Namun satu yang masih tetap sama sejak terakhir kali yaitu kondisi istrinya.

Hello The Pass ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang