Bab20 udah sah ini

10.5K 350 1
                                    

Jatuh cinta itu awlnya memangnya indah rasanya pengen terus melihat dan dekat tapi anehnya saat sudah dekat dan menjadi satu satunya bukan salah satunya aku malah ingin menjauh.. menjauh bukan berarti sudah tidak menyayangi lagi tapi menjauh dalam artian aku itu gugup bisa sedekat ini dengan orang yang aku sayangi.

Ya begitulah cinta.. susah ditebaknya.. namun tanpa adanya cinta hidup terasa hampa eeaa lagu kali ah.. terkadang kalian pernah engga ngerasain gimana rasanya jatuh cinta tapi tidak terbalaskan.. sakit bukan.. jadi menurutku boleh saja jatuh cinta asalkan jangan terlalu jatuh cinta biar nanti saat disakitin tidak terlalu sakit..

Kalian pernah engga berpikir kalau cinta itu salah malahan dengan cinta ada orang yang sampe bunuh diri, ngorbanin sahabat sendiri, dan kadang cinta bisa membuat seseorang jadi lupa akan segala hal.. tapi menurutku cinta itu tidak salah.. yang salah adalah ketika kita bertahan mencintai orang yang salah dan mengorbankan segala hal dalam kehidupan kita hanya demi cinta yang bukan buat kita..

Viandra Syifa Nur Jannah

****

"Baju kokonya udah aku siapin diatas kasur, aku mau kebawah dulu, mau nyiapin makan malam sama bunda." ucap vian.

"Iya ma'mumku." jawab rian dengan nada lembut sambil tersenyum manis.

Vian hanya membalasnya dengan senyuman dan anggukan saja.
Vian menuruni tangga satu persatu lalu mulai memasuki area dapur dan nampak ibunya sedang memasak untuk makan malam nanti.

"Bunda lagi masak apa, ko gak bilang sih sama vian kalau gitukan vian bisa bantuin bunda dari awal." ucap vian mendekati sang bunda yang tengah sibuk memasak untuk kami semua.

"Ih bunda ngapain gangguin pengantin baru, lagian disini juga ada nenek kamu yang bantuin bunda masak didapur." ucap bunda sambil memotong motong sayuran untuk dimasukan ke wajan yang sudah mendidih.

"Terus nenek nya kemana bun ko aku engga liat sih."ucap vian sambil menengok kekanan dan kekiri engga ada.

"Nenek kamu sedang kewarung sebentar katanya mau beli koyo cabe." ucap bunda tanpa melihat kearah vian.

"Oh gitu." ucap vian sambil ngangguk ngangguk.

"Cik pang nempelken koyo cabena, iyeu nini nyeri taktak (tolong tempelin koyo cae, ini nenek sakit pundak)."

"Naha jeng meli koyo ai nini teh, padahal mah meser minyak urut we, meh sakalian diurut ku si abah (kenapa beli koyo nenek, padahal beli minyak urut aja, biar sekalian diurutin sama si kakek)." ucap vian sambil cengengesan.

Vian pun mendapat toyoran dari sang bunda.

"Teu sopan teuing siah ka aki th, kuaing bejaken siah tah ka aki maneh meh di takol kupalu (gak sopan banget ka kakek, kunenek nanti bilangin sama si kakek biar kamu ditakol kupalu)."ucap nenek dengan nada kesal sambil menjewer telinga vian.

"Jiahh nyeri ath ni bun, udah mah ditoyor di jewer pula, alama buruk kali nasib anak mu ini mak." ucap vian sambil memegangi telinga dan kepalanya.

"Ada apa ini kok ribut ribut." terdenngar suara kakek di ruang tamu sepertinya kakek baru saja pulang dari masjid.

"Begini ceritanya kek, akukan lagi mau bantuin masak ehh malah kena jeweran pula sama sinenek bandel itu." ucap vian memperlihatkan puppy eye nya dengan suara manja melingkarkan tangannya ditangan kakeknya.

"siahnya ka nini sorangan teh teu sopan, kuaing di talapung kaluar gera (kenenek sendiri gak sopan, kunenek di talapung keluar baru tau rasa)." ucap nenek sambil membawa susuk panci besi.

"nek ampun nek, vian Cuma bercanda kok." ucap vian berlari memeluk rian yang baru saja datang dengan erat, vian tidak tau kalau dia sedang memeluk suaminya sendiri.

"Duh gimana nih bisa bisa gue engga dikasih uang jajan lagih sama si nenek." bisik vian pelan namun masih bisa terdengar oleh rian.

"Hemm" terdengar suara deheman.

"Assalamu'alaikum ma'mumku, kalau mau peluk peluk liat situasinya dong sayang, malu tau diliatin banyak orang." seru rian sambil mengelus puncak kepala vian dengan lembut.

Saat menengok ke atas ternyata sosok mata berwarna coklat itu sedang menatapnya dengan intens. Sungguh aku benar benar malu, saat dikamar saja aku menghindarinya ehh pas diluar begini aku malah peluk peluk dia, vi vi dimana sih harga diri kamu, jadi malu aku.

"Kok malah bengong sih." ucap rian heran sambil menaikan satu alisnya ke atas.

"Eh siapa yang bengong sih, Wa'alaikumsalam imamku." ucap rian  membenarkan kerudungnya yang sedikit geser sama kayak otak nya wkwk.

"Baru aja beberapa menit keluar udah kangen aja nih, maen nyosor nyosor aja tuh." ucap rian sambil terkekeh.

"Mm biarin lah orang udah sah juga, ya kan kalian aja tuh yang syirik, makanya kalian cepet cepet nikah sana biar bisa beginian" kembali memeluk rian sengaja untuk memanas manasi sahabat sahabatnya yang kurang kerjaan itu.

"Udah udah ini juga sama aja, ayo makan dulu."seru ayah vian melerai semuanya.

****
Jangan lupa vote ya..
Maaf ceritanya engga nyambung..

The Light Of Love From UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang