Bab 43 Sah!

6.9K 249 31
                                    

Menikah itu adalah impian semua wanita lalu apakah salah seorang naira ingin menikah dengan kak rian yang selama ini ia cintai. Ia begitu bahagia ketika kak rian memutuskan untuk menikah dengan dirinya.

Dirumahnya sendiri sekarang naira sedang menatap dirinya dicermin melenggak lenggokkan tubuhnya seperti wanita penggoda. Dengan penuh percaya diri naira merasa dirinya saat ini begitu sempurna karena bisa mendapatkan seorang rian.

Meski keluarganya tidak pernah setuju akan pernikahannya dengan rian karena rian masih menjadi suami orang lain. Tapi naira tidak pernah perduli dengan perkataan keluarganya yang ia perdulikan hanyalah pernikahnnya semata.

Apakah cinta sebuta itu bisa membuat seorang naira rela melupakan keluarganya demi rian. Ini cinta atau obsesi karena cinta yang sesungguhnya itu mampu merelakan bukan menyesatkan.

Kini balas dendamnya akan selesai ketika akad sudah dilaksanakan. Ia ingin sekali melihat vian menderita saat naira sudah sah menjadi istri kak rian.

Naira menatap foto vian dengan sinis dan menatapnya tajam.  Ia begitu terobsesi untuk balas dendam dengan vian. naira ingat betul apa yang telah dilakukan oleh vian padanya. Merebut kak rian dari dirinya itu sungguh membuat naira kecewa dan tentunya ingin balas dendam atas perlakuan vian kepadanya.

"Kini kebahagiaan lo ada ditangan gue vi." naira tertawa keras seakan dirinya sudah benar benar menang dalam pertarungan takdir vian.

Meski ia tahu kalau kak rian dalam keadaan amnesia ia akan terus melanjutkan pernikahan ini meski ia harus menanggung semua konsekuensinya. Ia bertekad akan terus melakukan sandiwara ini sampai kak rian benar benar melupakan semua ingatannya tentang vian.

"Lo bakalan tau vi gimana rasanya disakitin pas lagi sayang sayang." naira tersenyum kecut mengingat bagaimana ia ditolak oleh rian dan setelah itu ia dipenjarakan oleh vian.

"Sebenarnya gue udah ikhlas vi kak rian bersanding dengan lo terus lo dateng dan ngerebut rinto dari gue, gue malah makin benci sama lo vi." naira meneteskan air matanya seolah disini hanya ia yang paling tersakiti.

"Dan sekarang lo liat gue udah ngerebut suami lo dihadapan lo sendiri." naira tertawa keras menyapu air matanya dengan kasar. Ia bangga dengan dirinya akhirnya ia bisa merebut kak rian dari vian si brengsek itu.

Kebahagiannya kini hanyalah rian dan rian, sedangkan keluarganya ia campakkan begitu saja.

"Lo itu lebih dari pelakor vi, lo udah ngerebut rian dan rinto dari gue dan sekarang giliran gue yang bakalan ngerebut suami lo." naira tersenyum puas. Ia merobek robek foto vian hingga berkeping keping. Dengan mudah ia melemparkan kepingan foto itu keatas dan langsung berhamburan jatuh kelantai.

Naira menjatuhkan tubuhnya diatas kasur yang empuk. Matanya mulai terlelap perlahan demi perlahan hingga ia sudah berada di alam mimpi.

****

Vian hanya terdiam dikamarnya sekarang ia ada dirumah kediaman bundanya. Ia enggan pulang ke apartemen rian, vian sudah terlanjur sakit dengan apa yang dikatakan rian kemarin. 

"Vi ayo makan dulu kamu dari kemarin belum makan." bunda berteriak di belakang pintu kamar vian yang sebelumnya ia kunci rapat rapat.

"Bunda makan aja duluan nanti vian nyusul." terdengar suara vian serak.

Terlihat matanya sembab, ada guratan hitam dikelopak matanya, bahkan ia belum mandi seharian. Vian terlihat begitu berantakan seakan kini hidupnya sudah benar benar hancur.

Seharian ini ia hanya bisa menatap dinding dan sesekali ia berkedip. Meratapi nasibnya yang terus menerus diterjang oleh masalah.

Kali ini ia benar benar akan menyerah dalam masalah ini. Sudah tidak ada celah lagi untuk ia bertahan dan mempertahankan pernikahan ini.

The Light Of Love From UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang