Bab 49 pisang

6K 264 12
                                    

Dengan malasnya ia membuka matanya, ia mengerjap ngerjapkan kedua matanya. Vian menatap seorang pria disebelahnya yang sedang tidur pulas. Vian menatapnya bahagia Bulu halis yang tebal, bulu mata yang sedikit lentik dan bibir yang tipis.

Sungguh ia beruntung bisa mendapatkan seorang suami seperti dia. apakah kak rian beruntung memiliki istri seperti dirinya yang serba kekurangan ini.

Vian langsung memeluk suaminya dengan erat tanpa sadar ia telah menangis dan malah membangunkan kak rian.

"Hey, kamu kenapa sayang."  kak rian terlihat syok melihat istrinya menangis ditengah malam sambil memeluknya dengan erat.

Kak rian langsung memeluk istrinya yang masih menangis.

"Kenapa." tanya kak rian sekali lagi sambil mengelus puncak kepala vian.

"Maaf." ucap vian menatap sendu suaminya.

"Loh kenapa minta maaf sayang." kak rian mengecup singkat puncak kepala vian.

Vian bangkit dari pelukan rian, ia menatap sejenak kak rian.

"Tuh sekarang malah melamun." kak rian bangkit dari tidurnya menatap vian dengan tatapan heran.

"Maaf." ucap vian sekali lagi dengan tatapan menunduk kebawah.

"Maaf untuk apa sayang." kak rian menatap vian yang masih menunduk.

Vian menggeleng pelan, ia hanya bingung cara mengatakannya seperti apa.

Rian langsung mendekap istrinya dengan hangat, diciumnya berkali kali puncak kepala istrinya.

'Apa vian seperti ini gara gara dirinya menginginkan momongan secepatnya.' batin rian

"Aku." vian menatap rian sejenak "Aku hamil kak." vian langsung menyembunyikan wajahnya di dada bidang kak rian.

Kak rian diam sejenak mencoba mencerna semua kata kata istrinya barusan.

Rian langsung tersenyum lebar dan langsung memeluk istrinya dengan erat. Ia memegang kedua pipi vian, ia mulai menciumi kening vian, kedua pipinya, hidungnya, matanya dan bibirnya.

"Alhamdulillah, kamu seriuskan." tanya rian sekali lagi. Takutnya ia hanya salah dengar saja.

"Iya." vian mengangguk malu. Pipinya terlihat merah merona, ia malu, tapi ia juga bahagia melebihi apapun didunia ini.

Rian langsung tersenyum bahagia.

"Kak besok sepupu aku mau datang kesini."

"Sepupu yang mana." tanya rian heran. Pasalnya rian tidak pernah mendengar kalau vian punya sepupu.

"Dia memang bukan sepupu aku kak, tapi temen aku tapi udah aku anggap kaya sepupu." ucap vian menjelaskan.

"Dan besok dia akan datang kesini, tapi sayangnya dia engga tau kalau aku ini udah nikah."

"Ya sudah besok kamu kasih tau aja dia, kalau kamu itu udah nikah." kak rian terus menatap istrinya sambil tersenyum.

Vian hanya mengangguk mengiyakan semua perkataan kak rian barusan.

Mereka melanjutkan kembali tidurnya dengan perasaan yang begitu bahagia.

Kalian yang sudah menikah dan akan segera mempunyai momongan pasti taukan bahagianya seperti apa. Dan perasaan itulah yang dirasakan oleh vian saat ini.

Bahagia yang tidak mampu diungkapkan oleh kata kata.

****

Pagi ini vian bangun terlambat, entah kenapa seluruh badannya seketika menjadi lemas seperti orang yang tidak pernah makan.

The Light Of Love From UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang