Bab9 siuman

10.1K 387 2
                                    

Hari ini dipesantren sangat sibuk, apalagi besok adalah hari penting bagi santri karena hari kelulusan, semua santri sibuk menata ruangan aula untuk pesta kelulusan.

"Duh aku udah gak sabar nunggu hari besok dimana kita berlima akan berkumpul kembali dan aku juga udah gak sabar pengen ketemu ibu dan bapak." ucap hani semangat.

"Oh iya kenapa ya waktu seminggu yang lalu vian engga pamitan ke kita, apa dia lupa ya sama kita, atau jangan jangan dia besok gak akan datang lagi kesini." seru mell sedikit kecewa, mengingat kejadian seminggu yang lalu.

"Nya pasti datang ath vian mh mell, kan tos janji ka arurang minggon kamari (iya pasti datang vian mah mell, kan udah janji kekita mell)." ucap nisa metakinkan mereka bertiga kalau vian pasti akan datang.

"Tuh dengerin mell kata nisa, makanya jangan suka suudzon sama orang." ucap koko, menyenggol lengan mell.

"Iya iya deh kakak." ucap mell dengan nada sedikit judes.

"Perasaan mell yang lebih tua deh 1tahun dibanding kita." ejek hani, dimana mana yang tua itu jadi panutan ini mah malah yang tua jadi kaya anak anak.

"Ihh gue mah masih muda keles umur juga baru 15 thn." ucap mell menyombongkan diri pasalnya dia selalu tak mau kalah.

"Idih udah tua juga so muda aje lu." ucap koko, menjulurkan lidahnya keluar.

'pletak' suara jitakan nisa tepat dikepala melly.

"Aw, teu sopan teuingan ka kolot th maen jitak wae nyeri nyaho dasar budak olo leho (aw, gak sopan banget sama orang tua, dasar anak kecil)." ucap mell mengelus elus kepalanya yang sedikit sakit.

"Tuh da mell mh ai dikituken mh ngaku kolot ai tadi mh ngaku muda duhh dasar hilapan abong tos sepuh (tuh kan mell suka gitu kalau digituin ngaku tua kalau tadi ngaku muda, dasar lupaan kalau udah tua kaya gitu)." ucap nisa terkekeh geli melihat kelakuan mell yang kaya anak muda dahal dah tua😁.

"Ahh nisa mh sok kitu ai taen th, udah ahh mell mau beres beres buat besok (ah nisa suka gitu, udah ah mell mau beres beres buat besok)." ucap mell ngambek, langsung pergi meninggalkan mereka ber3 tanpa melirik sedikit pun.

"Huh dasar kolot kolot kalakuanna mh kos budak letik (huh dasar tua tua kelakuannya kaya anak kecil)." ucap nisa tertawa, melihat mell sambil berjalan terus menghentak hentakan kakinya kelantai.

"Hei kalian, malah ngerumpi bukannya bantuin yang lain." teriak seorang ukhty disana.

"Iya iya bawel" teriak mereka ber3 serempak.

****
Sedangkan dirumah sakit vian masih menutup matanya sampai saat ini. Entah sampai kapan ia mampu menutup matanya seperti itu.

"Vi ayo dong bangun, kamu udah berbaring 1 minggu vi, apa kamu engga kangen sama bunda,ayah sama nadya." ucap bunda sedih, kini matanya sudah berkaca kaca menahan air mata yang selama ini ia tahan.

"Udahlah bun kita do'ain aja semoga kakak cepet sembuh." ucap ayah mencoba menenangkan bunda, mengelus elus punggungnya agar dia selalu tegar atas cobaan yang saat ini sedang kami alami.

"Iya kamu bener sayang." ucap bunda, mengusap airmatanya dan ia langsung tersenyum lebar.

Hanya ada lantunan ayat suci al-qur'an yang berkumandang di ruangan tersebut dengan merdu. setelah selesai melantunkan ayat suci al-qur'an tiba tiba tangan vian bergerak.

"Bun jari kakak bergerak." ucap nadya kaget.

"Iya kamu benar de." ucap bunda langsung berdiri.

"Dokter suster anak saya menggerakan jarinya." teriak bunda kepada dokter yang selalu merawat vian.

The Light Of Love From UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang