Bab 10 terungkap

10K 406 1
                                    

Vian langsung dibawa ke ambulance untuk ditangani lebih lanjut oleh kedua orang suster tersebut kalau keadaanya parah vian akan langsung dibawa kerumah sakit terdekat.

"Harusnya kalau sakit itu diem aja jangan so soan kuat." seru temannya naira yang bernama jihan, dia orangnya memang seperti itu.

"Heh lo zihan sianak kucing garong, dengerin gue ya dia gitu juga karena dia bertanggung jawab sama kewajibannya memberi sambutan dia gitu juga karena dia menghormati kita sebagai santri diyayasan ini, emangnya elo hah yang bisanya ngomong kekurangan orang, coba deh lo ngaca lo sendiri itu juga gak beda jauh sama kucing garong yang sukanya ngomongin orang padahal orang yang lo omongin itu belum tentu suka ngomongin lo." seru mell panjang lebar, memang orang seperti jihan ini kali kali harus diginiin biar bisa ngaca.

'skak mat' zihan hanya bisa diam, dia memendam kemarahannya didalam hati, untuk pertama kalinya ia kalah dalam berdebat seperti ini.

"Yaudah yu kita jenguk vian aja disana dari pada ngeladenin orang yang gak penting kaya dia." ucap mell meninggalkan naira dan zihan.

"Han kamu itu ya jangan bicara kaya gitu lagi,nitu gak sopan." seru naira mengingatkan jihan.

"Tapi nai mereka itu udah jahat sama kamu, mereka meninggalkan kamu demi vian." ucap jihan tidak terima atas perlakuan mereka kepada naira.

"Bukan salah mereka tapi itu memang salah aku yang udah buat kecewa mereka."ucap naira sedikit sedih.

"Terimakasih ustadz rian tadi sudah membantu menolong cucu saya." seru kakek sedikit lega sambil menepuk nepuk pundak ustadz rian.

"Itu memang sudah kewajiban saya kek maksud saya ustadz." jawab rian sedikit gugup.

"Kewaji." ucapan kakek terpotong karena dokter keluar dari kamar.

"Gimana dok keadaan cucu saya." ucap kakek hawatir.

"Cucu bapak hanya sedikit kecapean karena beliau kan baru saja bangun dari koma jadi harus sangat diperhatikan kegiatannya." ucap dokter menjelaskan.

"Oh ya terimakasih dokter, mari saya antar kedepan." ucap ayah vian mempersilahkan.

'ceklek' pintu kamar terbuka menampakkan vian yang sedang tertidur.

'sungguh kenapa aku tidak suka melihat dia berbaring disana aku lebih suka dia yang terlihat cerewet dan manja. Ah aku ini kenapa.. kenapa aku hawatir tadi, kenapa aku sangat panik ketika melihatnya seperti itu dan kenapa beberapa hari terakhir aku sangat merindukannya.. Astagfirulloh.. inget yan kamu itu udah tunangan sebentar lagi kamu mau menikah. Tapi sebenarnya apa yang terjadi pada vian' batin rian.

"Nak rian pasti mikir naha vian bet bisa kitu, vian kacelakaan minggon kamari, vian th koma saminggon nembe tadi siuman nage langsung dicanak kadieu (Rian pasti berfikir kenapa vian bisa seperti itu, vian kecelakaan minggu kemaren, vian koma seminggu baru tadi siumannya juga dan langsung dibawa kesini)." ucap nenek sambil menatap ustadz rian.

"Jadi, sehari setelah pertunangan rian, vian pulang dan mengalami kecelakaan nek." tanya rian kebingungan.

'Apa vian suka sama aku makanya dia memutuskan untuk segera pulang kejakarta untuk menghindariku. Harusnya aku nolak semua itu tapi kenapa ada perasaan senang ketika aku tau kalau vian menyukaiku' batin rian.

"Nya entos welah da tos bade dikumaken deui, da vian mh budakna ngeyel diwartosan tong waka uih malah tetep we uih kajakarta (yaudah lah mau digimanain lagi, vian itu anaknya bandel dibilangin juga, jangan pulang dulu malah tetep aja pulang kejakarta)." ucap neneknya mengingat kejadian seminggu yang lalu.

The Light Of Love From UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang