Bab11 naira

9.7K 342 2
                                    

Terkejut bukan main, jadi semua ini ulah naira, padahal naira itu adalah gadis baik baik kenapa dia sampe hati melakukan semua ini kepadanya.

"enya sadayana gara gara sinaira, kan sinaira apalen bahwa vian th aya rasa ka ustadz rian, matakan ngalakuken rencana kotor eta ( iya semuanya gara gara naira, kan naura tau kalau vian ada rasa sama ustadz rian, makanya ngelakuin rencana kotor itu)." ucap nisa menjelaskan.

"tapi kenapa dia tega ngelakuin ini." ucap vian sedih, baru kali ini teman yang ia percayai tega melakukan semua ini.

"Entahlah."

"Intinya kalian engga boleh bilang sama siapa siapa kalau dia yang ngelakuin ini semua ok." ucap vian, karena vian tidak ingin naira disalahkan dan dipenjarakan.

"Tapi vi dia kan udah jahat sama kamu." ucap koko.

"lagiankan aku juga engga papa kok, kan orang lain taunya itu rem blong karena kecelakaan bukan karena ada yang ingin mencelakaiku." ucap vian ngeles, sebenarnya dia hanya tidak ingin kak rian bersedih atas apa yang dilakukan oleh calon istrinya kepadanya.

"Baiklah." ucap mereka serempak, mengiyakan permintaan vian barusan.

"Jadi sore ini kita berangkatkan kejakarta" ucap vian mengawali pembicaraan.

"Tentu." ucap mereka serempak sambil mengacungkan jempol.

"Kalau gitu kalian pulang dulu kerumah masing masing kan harus packing baju dulu yakan." ucap vian mengingatkan, karena kalau mereka lupa pasti mereka akan memakai bajuku kan gak elit.

"Kamu ngusir kita vi." tanya haniyah sinis.

"Bukan ngusir bentar lagikan kita berangkat sedangkan kalian belum siap siap." ucap vian mengeles.

"Kata siapa kami belum siap siap, orang kami udh packing ko." ucap melly tersenyum lebar sambil menaik turunkan alisnya keatas kebawah.

"Wahh ternyata kalian gercep ya." ucap vian sambil sedikit tertawa, meski kali ini untuk vian tertawa dilarang karena bisa membuat perutnya sakit.

"Yaudah kalau gitu bawa barang barang kalian kesini jadi nanti kita langsung otw kesana." ucap vian.

"Ok siap, tapi vi aku bingung deh." ucap mell dengan raut wajah seperti memikirkan sesuatu.

"Bingung kenapa mell." tanya vian lagi.

"Ya bingung aja." ucap mell sambil mengedikan kedua bahunya keatas.

"Ya bingungnya karena apa." ucap vian mengerutkan dahinya.

"Engga tau." mengangkat kedua tangan keatas.

"Idih kirain kenapa." menjitak kepala melly.

"Wadaw sakit onta" mengelus puncak kepalanya yang sakit.

"onta itu di arab bukan dibandung." ucap vian sedikit bercanda.

"Alah ngeles aja lu." ucap mell menepak tangan vian.

"Aw, sakit tau." ucap vian berteriak sambil mengelus elus tangannya.

"Eh eh sorry sorry engga sengaja." ucap mell merasa bersalah atas apa yang telah ia lakukan barusan.

"Iya gapapa kok." ucap vian tersenyum kembali.

"Sayang ayo kita berangkat sekarang hari sudah mulai gelap." kata bunda menyudahi semua perbincangan kami.

"Ih iya bun ayo." ucap vian.

Vian pun dibawa masuk kemobil ambulance setelah berpamitan kepada kakek dan neneknya dan ditemani ke empat temannya.

The Light Of Love From UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang