Bab19 terasi?

9.4K 344 1
                                    

Sungguh aku sangat gugup aku juga benar benar bingung harus berbicara apa selagi kak rian ada dikamar mandi sebaiknya aku mengubur diri dikasur saja‘batin vian’

'Ceklek'

Pintu kamar mandi terbuka dan terlihat disana kak rian tidak mengenakan atasan.

"Kamu udah tidur, emngnya kamu engga mau mandi dulu gitu." ucap rian sambil mengeringkan rambutnya yang agak basah.

1 detik

2 detik

3 detik

"Kalau kamu engga mandi entar kamu bau ketiak sama bau terasi.” ucap rian mengingatkan istrinya bahwa mandi itu sangat penting.

Vian langung bangun dan membuka selimut yang menutupi seluruh badannya.

Dengan refleks vian berteriak saat membuka selimutnya, karena kak rian tidak mengenakan baju hanya ada balutan handuk saja yang melilit dipinggangnya.

"Kenapa baru teriak." ucap rian kaget.

Vian langsung terdiam sejenak mencerna ucapan kak rian barusan, vian melihat perut kak rian yang sispek itu sangat wah. Lamunannya langsung buyar seketika.

"Mm gapapa." jawab vian ngasal "Terus maaksud kakak bicara kayak gitu barusan apa, jorok tau." ucap vian sambil melemparkan bantal kemuka rian dan sayangnya malah meleset.

"Engga maksud apa apa, biar kamu bangun terus mandi aja." ucap rian sambil mengambil laptopnya dinakas.

Vian mengerucutkan bibirnya dan langsung bergegas pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah setengah jam kemudian vian keluar dari kamar mandi mengenakan baju tidur bermotiv panda sesuai dengan kerudungnya.

'Ternyata di kamar sedang tidak ada siapa siapa mungkin kak rian sedang keluar. ‘batin vian

Baru saja vian hendak menaikan satu kakinya keatas kasur tiba tiba terdengar suara kak rian  "assalamu’alaikum ma’mumku." ucap kak rian dibelakang vian alhasil vian titotog kana kasur sial..

"Whahahahahaha."kak rian tertawa keras didepan vian sambil memegangi perutnya.

‘Astagfirulloh kenapa dia harus tertawa didepan vian, bisa bisa nanti malam dia tidak jadi malam pertamaan dong, ehh ko saya malah mikirin itu sih bukannya ngebantuin dia juga.'batin rian.

"Ayo sini bangun biar saya bantuin gimana." ucap kak rian mengulurkan tangannya kedepan.

‘Ni orang dah jadi suami aja engga peka ihh dasar nyebelin.’ batin vian.

"Gak usah repot repot  aku bisa sendiri kok." ucap vian bangun sambil membenarkan kerudungnya yang nyengsol.

Vian duduk disebelah kiri membelakangi rian yang sedang duduk santai sambil memegangi laptopnya.

"Kamu gak  sopan banget sih membelakangi suami kamu sendiri, emngnya kamu engga takut dosa ya." seru rian yang masih tetap fokus ke layar laptopnya.

‘duh dia bawa bawa dosa lagih, udah tau dosa aku tuh udah banyak tau, mentang mentang punya suami ustadz dosen, masa mau nambah lagi sih kalau nambah anak sih enak bikinya ini nambah dosa kan gak enak ah sial.’ batin vian.

"Teh da malah bengong da ai di tanya teh nya (tuh malah bengong kalau ditanya).” seru rian berhasil membuat vian yang tadinya sedang bengong sekarang menjadi fokus kembali.

"Eleh eleh maneh teh saha oge nu bengong (ari kamu siapa juga yang ngelamun)." ucap vian mengikuti ucapan suaminya barusan.

"Hus kalian ini, baru aja jadi pengantin masa udah berantem aja." seru bunda vian baru saja nongol ke kamarnya. "Kata ayah kamu mau bareng engga ke masjidnya buat sholat magrib." ucap bunda.

"Iya bun bareng aja, rian juga mau sholat berjama’ah di masjid." ucap rian menjawab ucapan bundanya barusan.

"Yaudah bunda sama ayah tunggu dibawah." ucap bunda sambil meninggalkan kamar pengantin.

"Iya bun." ucap rian tersenyum

****
Jangan lupa vote sama komen ya..

The Light Of Love From UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang