Bab2 pesantren

15.7K 591 17
                                    

Sekitar pukul 12.00 siang tadi kami sekeluarga pergi untuk jalan jalan karena sekitar pukul 4 sore nanti aku harus pulang kebandung kerumah kakekku yang mempunyai pondok pesantren ar-rahman.

"Waahhh bagus banget mah pemandangannya" mata nadya berbinar binar melihat pemandangan didepannya seperti melihat bintang rock.

"Biasa aja kali de emng bagus sih tapi b aja tuh" ucap vian acuh tak acuh.

"Sebenernya kakak itu kenapa sih katanya bagus tapi bilang b(biasa) aja dasar labil." ucap nadya memutarkan bola matanya.

"Terus" sambil menaikan satu alisnya.

"Ya harusnya konsisten dong bagus ya bagus engga ya engga"menyilangkan tangannya kedada.

"Ohhhhhhhhhhhhhhhhh"ucap vian memutar bola matanya malas.

"Ihh kakak nyebelin deh,untung aja kakak mau pergi jad.."ucapan nadya terpotong karena teriakan bunda.

"Hei kalian jangan berantem terus, ayo kesini kita beri makan ikan" kami menikmatinya hingga tidak terasa hari sudah sore dan jam tangan yg melingkar pada tanganku juga sudah menunjukan pukul 3.00 sore.

"Bun,Yah pulang yuk udah sore lagian kakak juga belum packing baju baju, satu jam lagi kakak harus berangkat kebandung" kataku.

"Oh iya bunda lupa, yaudah ayo kita pulang pah kasian kakak belum packing bajunya, takutnya kan kakak disana sebulan". tersenyum terpaksa.

"Ihh bunda tuh apaan sih orang kakak cuma seminggu kok disana"memajukan bibirnya kedepan hingga beberapa senti.

"Bunda bercanda kok kak lagian kan bagus kalau kakak disana satu bulan kan bisa sekalian cari calon menantu buat bunda yang sholeh"kekehan bunda kepadaku.

"Bunda ini apaan sih kakakkan baru juga 17 tahun baru masuk universitas masa udh cari calon aja" memalingkan mukanya malas.

"Iyah tuh bener kak, harusnya ya kakak itu udah punya calon suami, secarakan kakak itu cantik,baik,pinter masak,sholehah yang paling penting kakak itu suka dengan kesederhanaan gk suka yang berlebih lebihan" ucap nadya sambil tersenyum lebar.

"Ohhhh jadi ade kakak ini lagi muji nih ceritanya biar kakak cepet dapet calon suami gitu?"menggelitiki perut nadya hingga ketawa ketawa terus.

Setelah itu kami berjalan kaki menuju parkiran mobil. Kami semua sudah berada didalam mobil dan ayah mulai menyalakan mobil.

Selama didalam perjalanan kami semua saling tertawa mengingat bagaimna aku masih kecil karena bunda menceritakannya secara detail,untungnya didalam mobil hanya aku ayah bunda dan ade kalau ada orang lain yang tau habislah aku harus nanggung malu. karena mereka selalu membahas penyakitku yang susah buang air besar dari kecil itu memang memalukan, tapi apa dayaku yang harus mendengarkan bunda menceritakannya sampai selesai. akhirnya kami sampai dirumah dan melupakan kejadian tadi di mobil yang memalukan.

Selesai mempacking baju bajuku aku langsung segara turun kebawah menemui kedua orangtuaku untuk minta do'a agar selamat sampai tujuan."Bun Yah kakak pamit dulu ya do'ain semoga kakak selamat sampai tujuan dan gak betah disana" cengengesan gak jelas.

"Kirain mau minta restu biar dapet calon suami disana, ehh malah minta do'a biar gak betah disana, gimna sih kamu ini"bundaku geleng geleng kepala mendengar do'a ku yang tadi.

"Udah ahh kalau begitu aku pamit dulu bun yah, males lama lama disini dibahasnya itu terus kan bosen dengerinnya". kataku sambil mencium kedua tangan orangtuaku.

"Assalamu'alaikum "kataku sambil melambaikan tangan kepada adik dan kedua orangtuaku.

"Wa'alaikumsalam, hati hati dijalan ya sayang, jangan lupa pesanan bunda tadi yaaa" ucap bunda sambil berteriak.

"Iya iya bun" lalu aku pergi menaiki mobil yang sudah disediakan oleh ayah dengan pak supirnya sekalian karena aku belum punya sim makanya ayah selalu mengantarku pakai supir pribadi.

Dimobil sendirian membuatku ngantuk masa aku harus ngajak ngobrol pak supir sih itu kan gak mungkin, nanti bisa bisa pak supirnya gk fokus lagi, mendingan aku tidur aja, kan masih lumayan masih lama. Terlelap itulah yang kurasakan saat ini sampai sampai ku sudah tidak sadarkan diri dan memasuki alam mimpi.

Kepalaku rasanya berat sekali dan kenapa berisik sekali, ahhh ternya pak supir nya dari tadi membangunkanku."non ini sudah sampai" katasupirku.

Aku terdiam sebentar mengumpulkan nyawa untuk mencerna kata kata supir tadi, aku baru ingat kalau tadi tertidur pada saat pergi kerumah kakek."Ohh sudah sampai ya pak"kataku sambil mengusap usap mata.

"Iya non"sambil membukakan pintu. saat aku keluar aku disambut hangat oleh keluarga besar kakekku, disitu kakekku menghampiriku dan memelukku dengan erat.

"Assalamu'alaikum, kakek kesayanganku" kataku sambil mencium tangan kakekku.

"Wa'alaikumsalam, cucuku yang bandel" kekehan kakeku sambil mengusap ujung kepalaku yang tertutup oleh kerudung.

"Apaan sih kakek, orang cucunya yang cantik,baik dan sholehah ini malah dibilang bandel" kataku sambil memajukan bibirku beberapa senti.

"Jangan cemberut gitu ahh udah kaya bebek aja hha" kakekku tertawa.

"Ngomong ngomong kenapa kakek nyuruh vian kesini, emngnya ada masalh sama pesantren?" kataku sambil berjalan.

kemudian kakek menjitak kepalaku pake tongkatnya, hingga yang melihat itu tertawa keras karena melihat kelakuan kakek kepadaku barusan.

"Aww" mengelus elus kepala ku yang tertutupi kerudung.

"Makanya kalau bicara itu pikir dulu jangan asal jeplak"kata kakek.

"Emngnya vian salah nanyain kenapa kakek nyuruh vian kesini?".

"Ya jelas salah pake nanya lagi, udah ahh ayo masuk kerumah gk enak diliat para santri".

Rumah yang sederhana namun terlihat mewah itulah yang sedang kurasakan saat masuk kerumah kakeku yang terbuat dari kayu jati dengan ukiran ukiran kuno, aku sangat menyukainya. Sudah lama aku tidak kesini, tunggu dulu... pantas saja kakekku tadi menjitak kepalaku karena aku sudah lama tidak kesini dan malah menanyakan kenpa kakek menyuruhku kesini. Seketika lamunanku buyar karena kakek memanggilku.

"Viandra Syifa Nur Jannah" aku tersentak ketika kakek memanggil namaku dengan lengkap.

"Ahh iya apa kek maaf maaf tadi aku tidak dengar" sambil cengengesan tidak jelas.

"Ai maneh kunaon ngalamun wae di gegeroan tia tadi malah seserian teu jelas(kamu kenpa ngelamun dari tadi dipanggil panggil malh ketawa ketawa gk jelas)" nadanya naik satu oktaf. iyah dia kakekku kalau sedang marah bahasa sundanya keluar haha tapi itu sangat lucu apalagi kakekku itu ompong jadi kalau bicara suka keliatan gigi ompongnya.

"Ada apa emngnya kek?" tanyaku pensaran.

"Kakek akan memperkenalkan kamu didepan semua para santri kalau kamu itu cucu kakek vian" kakekku tersenyum sangat lebar hingga aku tidak bisa mengartikan senyumannya itu.

"Sebelum itu kamu mandi terus sholat magrib berja'maah di masjid yaa" kata kakekku mengingatkan.

"Iya siap kakek" mengangkat tangannya ke kepla seperti menghormat tiang bendera.

••••

Jangan lupa vote sama komen ya..

Maaf ceritanya engga menarik hhe..
Maklumin ya masih belajar kok..

The Light Of Love From UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang