Bab 46.2 ending

6.8K 275 19
                                    

Mata itu menatap manik manik bola mata vian , mata vian mulai berkaca kaca ia hanya takut kalau kali ini kak rian mengejarnya hanya karena ia masih sebagai pembantunya.

Rian berjalan beberapa langkah kedepan, wajahnya sudah beberapa senti lagi depan vian. Vian benar benar gugup ia hanya takut dengan ucapan kak rian yang akan dilontarkannya sebentar lagi.

'Cup'

Bibir kenyal kak rian menempel dikeningnya vian ada rasanya hangat yang menjalar diseluruh tubuhnya. Perasaan deg degan malu dan sebagainya campur aduk. Hingga ia terbawa suasana dan tanpa sadar ia langsung memeluk kak rian erat.

Kak rian langsung mengelus puncak kepala vian dengan lembut dikecupnya berkali kali kepala vian. Menumpahkan segala rindunya kepada sang istri tercinta. Ia benar benar merasa nyaman ketika tubuhnya dipeluk oleh kak rian. Sudah lama ia tidak merasakan pelukan ini pelukan yang selama ini hilang dan kembali dalam hitungan detik.

Vian melepaskan pelukannya ia menatap kak rian sejenak, seketika itu pun ingatannya kembali muncul kalau kak rian sudah menikah ingat sudah MENIKAH!!. Dan yang dilakukannya ini tidak pantas.

Vian melepaskan pelukannya dengan satu kali gerakan hingga kak rian mundur satu langkah.

"Astagfirulloh." gumam vian ia mengelus elus dadanya.

"Aku itu bukan hantu." rian kembali mendekati vian depegang tangannya dengan erat seolah ia takut kehilangannya.

"Terus."  vian menundukan kepalanya ia mencoba melepaskan tangannya dari genggaman kak rian namun usahanya hanya berbuah sia sia. Tangan kak rian begitu erat memegang nya namun itu tidak menyakiti vian sama sekali.

"Suami." bisik rian tepat dipinggir telinga vian dan tersenyum manis kepada istrinya.

Vian langsung melotot menatap dada bidang kak rian, ia menelan salivanya dengan susah payah. Rasanya oksigen disini semakin menipis ia ingin sekali pingsan.

"Kak." jawab vian setengah setengah "kakak udah inget semuanya." jawab vian langsung, matanya menatap kak rian tidak percaya. Ini semua seolah mimpi yang tidak mungkin terjadi. Apa ia sedang mimpi tapi mana mungkin mimpi seperti nyata.

Vian mencubit tangannya.

"Aw." vian sedikit meringis ketika tangannya merasakan sensasi panas dan sakit yang luar biasa ditangannya.

"Ini bukan mimpi vian ini dunia real apa kamu tidak percaya kalau saya ini benar benar suami mu." rian mencubit kedua pipi vian yang kini mulai terlihat mengecil.

"Beneran ini nyata, ini gak mimpikan atau halu gitu." tanya vian sekali lagi ia hanya tidak ingin berharap kalau semua ini hanya fiksi belaka.

"Beneran sayang." rian mengelus kembali puncak kepala vian sekilas. "Kapan sih kakak bohong sama kamu, toh selama ini kakak selalu jujur.." rian tersenyum kikuk kali ini kata katanya ada yang salah dan ia melanjutkan kembali perkataannya sebelum vian menatapnya tajam "Mungkin." jawab rian kembali.

"Tuh kan berarti kakak sering bohong ya." vian memukul dada rian sekilas dan memelihatkan muka juteknya.

"Emang." jawab rian santai sesantai di pantai guys.

"Ih dasar nyebelin."

Rian memeluk kembali istri mungilnya itu, ia menatap sendu istrinya. Kini vian terlihat lebih kurus dan muka yang sangat pucat meski ia memakai liptint tetap saja wajahnya terlihat pucat.

Ia menyesali semuanya kenapa ia harus amnesia segala disaat vian sedang terluka hati dan fisik. Ia ingat kalau vian waktu itu sedang hamil dan kehamilannya hanya bertahan beberapa bulan dan semua itu karena dirinya. Ia memang tidak pantas dimaafkan, ia tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan vian waktu itu.

Terpukul olehnya yang amnesia dan anaknya yang keguguran, membayangkannya saja itu sudah miris apalagi ini. Dan satu hal yang paling ia sesali dalam amnesia nya yaitu membuat vian menjadi pembantu dan memilih naira sebagai istrinya.

Bahkan setelah apa yang telah rian lakukan vian masih tetap sama dia baik. Ia memang benar benar bidadari tak bersayap. Begitu banyak cobaan yang ia hadapi tapi ia tetap tegar dan sabar dalam menjalaninya. Mungkin kalau wanita lain sudah bunuh diri dan sebagainya. Rian memang tidak salah dalam memilih istri dan istri yang akan selalu mendampingi dirinya hanyalah VIAN.

"Kok bengong." vian menatap kak rian sejenak,  pria itu masih saja terlihat tampan meski kini terlihat rambut rambut yang tumbuh di sekitar area rahangnya.

"Gapapa cuma bingung aja gitu." rian menatap kembali vian yang masih fokus melihatnya.

"Kenapa." tanya vian mulai menjauhkan badannya dari kak rian.

"Karena ada bidadari tidak bersayap yang selalu jadi istri terbaik untuk saya dan itu hanya kamu." rian menatap vian sejenak
"terimakasih selama ini sudah memberikan saya kebahagiaan yang tidak pernah saya dapatkan sebelumnya dari seseorang." rian memegang tangan vian "kamu selalu mementingkan orang lain ketimbang dirimu sendiri dan itu yang membuat saya semakin jatuh cinta sama kamu vi."

"Maafkan saya, selama ini kamu tidak pernah bahagia dengan saya dan saya mohon kamu mau ngasih saya kesempatan kedua untuk memulainya kembali."

"Apa kamu mau."

Entah sejak kapan pipinya sudah merona rasanya ia begitu bahagia ketika kak rian bilang seperti itu. Bahkan ia bukanlah bidadari tak bersayap ia jauh dari kata itu bahkan ia tidak pantas disebut sebagai bidadari tak bersayap buktinya ia tidak bisa membuat rian bahagia.

Vian hanya mengangguk menandakan bahwa ia mengiyakan semua perkataan rian barusan.

Bahagia itu bukan soal seberapa kita mendapatkan cinta itu tapi bahagia itu ketika kita merelakan orang yang kita cintai demi kebahagiannya sendiri.

Balas dendam itu bukan soal siapa yang menang dan kalah tapi seberapa besar rasa nafsu yang kita miliki untuk menghancurkan seseorang dan itu harus kita jauhi karena balas dendam itu tidak ada gunanya.

Jangan pernah menatap rendah seseorang karena yang kamu lihat rendah bisa saja tinggi dalam satu detik.

****

Happy Ending guys..
Sampai jumpa lagi dicerita lain😭

Semoga kita semua tidak punya sifat pendendam ya..

Jangan lupa vote sama komen ya..
Kalau ada pertanyaan seputar mereka tanya aja ok.

See you next time..
Insyaallah nanti saya akan lanjutin cerita ini sampai vian punya dd bayi setuju gak tuh..😂

The Light Of Love From UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang