Bab 35 mantai

6.8K 215 15
                                    

Hari ini entah kenapa vian mengidam ingin liburan ke pantai sedangkan kak rian saat ini masih sibuk di kampus.

Kak rian💕
Kak hari ini kita mantai yu, aku pengen banget ke pantai eh maksudnya dede bayina pengennya ke pantai.

Vian sayang💞
Ia sayang nanti kita mantai, hari ini kebetulan aku pulangnya jam 12 siang terus besok juga aku lagi gak ada jadwal dikampus, tapi aku bisanya cuma sekarang sama besok aja.

Kak rian💕
ok

Setelah memberi pesan kepada rian, vian langsung membanting hpnya kekasur dan pergi kearah dapur untuk meminum jus sesuai dengan perintah dokter.

"Assalamu'alaikum." terdengar suara seseorang memasuki apartemen.

"Wa'alaikumsalam, eh kakak udah pulang kirain aku siapa." ucap vian mengambil tas rian dan mencium tangannya.

"Kamu udah makan." tanya rian sambil berjalan.

"Udah."jawab vian sambil meminum jusnya.

"Minum vitamin." tanya rian lagi.

"Udah." jawab vian lagi.

"Bagus anak yang pintar." kekehan rian sambil mengelus puncak kepala vian.

"Kak ayo katanya mau mantai." ucap vian memegang sebelah tangan rian.

"Emangnya kamu udah packing semua gitu." ucap rian.

"Udah dong sayang, soalnya kan aku itu ngebet banget pengen mantai." ucap vian sambil memeluk rian ceritanya mh pengen manja manjaan gitu😂.

"Iya sayang kita berangkat sekarang ya." Ucap rian sambil mengelus puncak kepala vian.

"Asik." seru vian teriak.

"Yaudah aku kekamar dulu mau ganti baju nanti kopernya biar aku yang bawa." ucap rian sambil melepaskan pelukan vian.

"Iya kak." ucap vian tersenyum.

Vian menunggu kak rian di sofa sambil meminum jus dan memakan cemilan yang tersedia dimeja biasanya sih untuk tamu tapi gak papa kali ya.

Tidak lama kemudian kak rian muncul dengan pakaian yang rapih dan tak lupa membawa koper kecil milik mereka berdua.

Mereka langsung berangkat pergi ke pangandaran karena disana pantainya sangat indah terlebih asinannya juga enak.

Selama diperjalanan vian terus melantunkan ayat suci al-qur'an biar hatinya damai dan tentram. Suara vian memang tidak terlalu bagus tapi lumayan lah. Karena perjalanan kali ini lumayan jauh vian beberapa kali tidur dimobil dan beberapa kali kami berhenti untuk istirahat sejenak lalu melanjutkan kembali perjalanan karena waktunya memang agak sedikit mepet.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 7 jam akhirnya mereka berdua sampai pukul 7:00 malam. Mereka menginap dihotel bla bla bla yang hotelnya memang lumayan bagus dan harganya terjangkau.

Mereka lunch bersama diresto yang lumayan terkenal dipangandaran.

"Sayang kamu cobain yang ini enak loh." ucap rian menyodorkan makanannya dan disambut hangat oleh mulut vian.

"Enak." ucap vian sambil mengunyah makanannya.

Rian memegang kedua tangan vian mencoba mencairkan suasana.

"Saya memang tidak romantis tidak humoris dan tidak terlalu manis, tapi satu hal yang harus kamu tau saya cuek tapi saya perduli sama kamu melebihi orang romantis." menarik nafasnya "Saya tidak ingin jadi orang romantis karena orang romantis hanya banyak kata bukan fakta, coba kamu lihat saya, saya memang cuek dan tidak banyak bicara tapi saya lebih suka membuktikan dari pada kejanjian." ucap rian panjang lebar menyatakan semua unek uneknya.

Vian memegang erat kedua tangan kak rian dan menarik nafas panjang.

"Melengkapi hidup seseorang itu bukan soal romantisnya tapi soal ketulusannya, cinta seseorang itu bukan dinilai dari katanya tapi dari faktanya, hubungan dijalin bukan karena humorisnya tapi dijalin karena kenyamanannya, karena romantisnya kakak itu saat ketulusan kakak mencintai vian, cinta kakak juga sudah dibuktikan dengan cara menghalalkan vian dan kakak memang tidak humoris tapi kakak nyaman buat vian, makanya vian bertahan sampai saat ini karena vian nyaman sama kakak." ucap vian menjelaskan.

"Maafkan kakak selama ini sudah menyakiti vian, kakak memang tidak pantas disebut sebagai seorang suami." ucap kak rian merasa bersalah.

"Kakak memang pernah menyakiti vian tapi seiring berjalannya waktu sakit itu sudah hilang digantikan oleh kenangan dan kakak juga jangan larut dalam masa lalu karena hidup itu untuk masa sekarang bukan masa lalu." ucap vian sambil tersenyum lebar.

"Dan kenangan itu akan kita ukir kembali bersama porosnya waktu yang berlalu." ucap rian mantap.

Ternyata memang benar adanya.. wanita diuji saat suaminya tidak punya apa apa dan laki laki diuji saat sudah punya segalanya betul tidak?.

"Iya kak." ucap vian.

Mereka melanjutkan lunchnya kembali dengan suasana yang memang sudah romantis dari sananya.

Ini adalah hari yang paling bahagia untuk vian, dimana disini hanya ada kami berdua tanpa adanya orang ketiga atau siapalah.

Menikmati cerahnya sang rembulan yang bersinar terang dimalam hari. Dihiasi pernak pernik sang bintang menghiasi indahnya sang rembulan.

Mereka pulang kehotel dengan selamat sentosa. Tanpa mengganti bajunya vian langsung tidur diranjang yang bernuansa putih itu.

"Vi kamu gak mau mandi dulu." tanya rian heran pasalnya vian tidak bisa tidur kalau belum mandi.

"Aku ngantuk kak udah 5 Wat matanya, besok aja ah mandinya takutnya kalau mandi sekarang nanti masuk angin lagih, emangnya kakak mau kerokin aku." ucap vian sedikit mengeles.

"Yaudah kalau gitu kakak mandi dulu." ucap rian dan hanya dibalas anggukan oleh vian.

Setelah selesai mandi rian langsung menunaikan sholat isya tak lupa ia selalu membaca surat al-waqiah setelah sholat isya.

Rian berdiri dan mendekati vian mengelus elus perutnya dan membacakan suat ar-rahman,maryam dan yusuf.

Vian yang awalnya hanya terlelap kini dia sudah tertidur mendengar lantunan ayat suci al-qur'an yang dibacakan oleh rian begitu merdu (astagfirulloh jol we abi kangen suara si aa terbangan itu ih😭, rian sih mengingatkanku padanya😔).

Beberapa menit kemudian rian telah selesai melantukan ayat suci al-qur'an setelah itu rian langsung tertidur sambil memeluk vian.

****
Pagi ini terpaan angin laut menyeka kerudung vian dengan kasar. Airnya yang dingin mampu menggugah kulitnya menjadi merinding. Sungguh indah sekali rasanya vian ingin selamanya tinggal disini.

"Bagus ya pemandangannya sayang." ucap rian sambil merangkul bahu vian.

"Bagus banget aku suka." ucap vian sambil memeluk pinggang rian.

"Kakak seneng kalau kamu suka." ucap rian tersenyum.

Mereka bermain pasir, bermain air laut dan memancing kumbang. Mereka menghabiskan waktu bersama berdua dipantai ini dengan sepuas hati. Tapi sebentar lagi mereka akan pulang lagi kejakarta, karena kak rian besok ada jadwal mengajar.

Setelah puas bermain mereka kembali ke hotel untuk mandi dan mempacking baju. Sebelum berangkat tidak lupa mereka makan siang terlebih dahulu karena perjalanannya lumayan jauh.

Tepat pukul 11:00 siang mereka sudah dalam perjalanan pulang kejakarta. Seperti biasa vian selalu membaca al-qur'an agar hatinya tenang.

"Kak aku pengen tisu tapi tisunya ada dibelakang aku susah ngambilnya, kakak bisa engga ambilin." ucap vian tanpa melirik kearah rian.

"Iya bentar ya sayang." ucap rian sambil fokus kedepan, rian mencoba meraih tisu yang tersimpan dikursi belakang dengan tangan yang satunya masih menyetir mobil dan yang satu mengambil tisu.

Dan akhirnya jegerr.. Rian menabrak pohon kelapa.

****
Alhamdulillah bisa update meski dikit gapapa ya soalnya akunya lagi sakit jadi agak engga fokus buat ngetiknya jadi maklumin ya kalau banyak yang typo terimaksih..

Jangan lupa vote sama komen ya..😊

The Light Of Love From UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang