Bab1 pertengkaran

40.2K 1.1K 23
                                    

Pagi ini begitu berisik karena kepulangan adikku yang yang seminggu lalu pergi kerumah nenek untuk tinggal beberapa hari disana karna ini masih libur sekolah.

"Apaan sih de berisik banget kakak kan lagi tidur"sambil menarik selimut untuk menutupi kepalanya, tapi sayangnya adikknya itu tidak mau kalah.

"Kakak bangun udah pagi tau"sambil menguncang-guncangkan badan kakaknya.

"Iya iya kakak bangun bawel" Vian pun membuka selimutnya dan beranjak dari kasur untuk mencuci muka terus mandi.

"Ok ade tunggu di bawah ya kak" Nadya pun beranjak dari kasur untuk kebawah menemui bunda sama ayahnya.

"Bun,Yah aku kangen kalian" memeluk bunda dan ayah nya secara bersamaan.

"Duh kamu ini de kayak setahun aja gk ketemu bunda sama ayah"sambil tersenyum jahil.

"Bunda apaan sih orang emang aku kangen banget sama bunda dan ayah" ucap nadya sambil memajukan kedua bibirnya kedepan.

"Hehe iyah sayang bunda cuma bercanda ko" ucap bunda memeluk Nadya kembali dengan hangat.

"Bunda,Ayah sama Ade ko kayak teletabis ya pelukan kayak gitu" ucap vian mengerutkan alisnya.

"Kakak kemana aja ko bunda baru liat kakak?" tanya bunda heran sambil memicingkan 1 matanya.

"Maaf bun tadi kakak baru bangun,soalnya semalem kakak gak bisa tidur. ehh kamu kapan pulang, tadi langsung ada dikamar kakak aja"vian pun menyipitkan matanya.

"Tadi subuh kak hhe"cengengesan gak jelas sambil manggaruk tengkuknya yg tidak gatal.

"Bukanya liburan mu masih lama ko udah pulang aja?" tanya viandra yang kebingungan.

"Hehe"

"Ditanya ko malah cengengesan emng ada yang lucu?"nada vian naik satu oktaf.

"Kakak itu jangan galak galak nanti gak laku baru tau rasa" ucap nadya meledek kakaknya dengan menjulurkan lidahnya.

"Apaaaaaaaaaaa" ucap vian naik satu oktaf dengan raut wajah sudah merah seperti kepiting.

"Udah udah adek mu ini baru pulang ko udah pada ribut aja" sela ayah ditengah tengah pertengkaran kami.

"Dianya duluan tuh yah bukan kakak" kekeh Vian sambil memalingkan muka.

"Kakak duluan wleee" mengejek kakaknya.

"Kamu ini ya mau kakak hajar sam.." omongan Vi pun terpotong karena bunda menyela.

"Udah ayo sarapan dulu, jangan berantem terus ntar disangka orang kalian itu bukan adik kakak lagi hehe"kekehen bunda.

"Mm bun ade pengen ini ya" melihatkan puppy eyesnya

"Paan sih de baru dateng aja udh maen minta ini minta itu" kata Vi.

"Ya terserah ade lah, orang bunda aja pasti ngasih kok, kenpa kakak yang sewot" memalingkan muka dari kakaknya dan melirik kembali kepada sang bunda.

"Serah lo aja deh de, pusing gua ngedengernya" bicara pelan, karena kalau bunda dan ayahnya mendengar pasti ia akan disuruh ke pesantren kakeknya, untuk memperbaiki ahklaknya.

"Apaaa" kata bunda pura pura tidak mendengar.

"Hehe enggak papa ko bun" cengengesan mengangkat tangan membentuk huruf V.

"Oh ya kakak disuruh kakek ke pesantren katanya" nad pun membuka sedikit suaranya.

uhuk uhuk uhuk

Vian pun tersedak mendengar hal tersebut, dia pun langsung meneguk air mineral yang disodorkan oleh bunda.

"Makanya kalau makan pelan pelan kak" seru ayah mengambil suara.

"Iyah yah maaf" menatap adiknya tajam sambil memegang garpunya ingin mencolok kedua panonna.

"Emngnya kapan kakek nyuruh kakak kamu untuk kepesantren dek?" tanya bunda yang terlihat sedikit kecewa.

"Katanya nanti sore bun" menyuapakn nasi ke mulutnya.

"Ko cepet banget sih padahalkan anak bunda baru aja pulang yang satu udh mau pergi lagi aja" menatap sendu kedua anaknya.

"Mm kakak juga gak mau kepesantren sih bun, tapi kalau kakek yang nyuruh kakak gk bisa nolaknya bun".

"Kalau begitu gimna kalau nanti sore kita jalan jalan bareng sebelum kakak berangkat ke pesantren " kata bunda begitu semangat.

"Berangkat" ucap mereka bertiga serempak.

"Kalau begitu habiskan dulu makanan kalian" kata bunda sambil tersenyum melihat kelakuan kedua putrinya yang menggemaskan itu,meskipun mereka sudah besar hhe.

"Bun kakak udh selesai" mengambil piring kotornya untuk dicuci.

"Udah taro aja kak biar bunda yang cuciin,kalian berdua siap siap aja kita kan mau jalan jalan"sambil membereskan piring piring kotor.

"Nuhun ath bun ai kitu mh, teteh bde kakamar hla nya bun bade gentos hla acuk(makasih bun kalau begitu,kakak mau kekamar dulu mau ganti baju)"

"Eleh eleh eta si teteh tiasa bahasa sunda timna(kakak bisa bahsa sunda dari mana?)"

"Kita itukan orang sunda jadi harus tau bahsa sunda" kekeh kakak kepada adenya.

"Itukan waktu kita tinggal dirumah kakek dibandung kak,sekarang zaman sudah berubah sudah modern, jadi bahsanya juga harus berubah seiring waktu kak"sela adenya yang tidak mau kalah.

"Kalau kamu berfikir seperti itu dizaman nanti budaya dan bahsa kita akan hilang kalau tidak dilestarikan oleh kita kita penerus bangsa."

"Tapi kan kak kita juga harus pintar dalam berbahasa asing bukan" menaikkan satu alisnya seperti mengejeknya.

"Guruku pernah bilang kepadaku pelajari bahsa asing,kuasai bahsa indonesia dan lestarikan bahsa daerah,itulah yang menurutku benar tidak lebih dan tidak kurang pas."lalu meninggalkan ade nya yg sedang marah marah tidak jelas karena dia selalu kalah kalau berdebat dengan kakaknya.

••••

Yang baca sama vote aku do'ain semoga sehat selalu, dimudahkan rizkinya,dipanjangkan umurnya, yang masih jomblo semoga cepet ditemuin sama jodohnya amin..

Maaf ya kalau cerita aku ini membosankan dan kurang menarik, aku baru coba coba ko hhe..

Semoga kalian suka ya..

The Light Of Love From UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang