Bab 31 Hamil?

8.5K 248 25
                                    

Saat vian dilarikan kerumah sakit ada rasa khawatir dibenak Rinto dia takut apa yang dia perkirakan itu benar, kalau memang ini benar berarti semua usaha Rinto hanya akan menjadi sia sia.

Rinto mencoba menenangkan diri dan menghempaskan semua pikiran buruknya. Dengan memberanikan diri rinto menemui sang dokter untuk menanyakan keadaan vian.

"Dok bagaimana dengan keadaan calon istri saya, eh maksudnya teman saya." ucap rinto dengan nada sedikit gugup.

"Alhamdulillah teman bapak ini baik baik saja, hanya saja kandungannya sedikit tertekan tapi bapak tidak usah khawatir bayinya sekarang sudah tidak papa, hanya perlu istrirahat saja dirumah.. nanti akan saya berikan resep obatnya." ucap dokter panjang kali lebar " kalau begitu saya permisi dulu." meninggalkan ruangan.

Yang ditakutkan rinto sekarang menjadi kenyataan vian..  hamil.

"Ini gak boleh terjadi." gumam rinto pelan "gue harus rahasiain ini semua dari vian, hanya itu jalan satu satunya biar gue bisa nikahin dia."

Tiba tiba Vian sudah terbangun dari pingsannya.

"Eh vi lo udah bangun, lo gak papakan." tanya rinto.

"Cuma pusing doang sih, tadi kata dokter aku sakit apa." tanya vian.

"Ahh.. mm.. anu.. katanya kamu cuma pusing biasa aja, kamu juga katanya cuma masuk angin doang kok." ucap rinto ngasal padahal vian sedang hamil tapi rinto mencoba meyakinkan vian kalau itu hanyalah penyakit biasa.

"Oh gitu, yaudah gue mau pulang aja deh to, mau istirahat dirumah."

"Yakin lo mau pulang, secarakan suami lo lagi gak ada dirumah, gue liat tadi dia lagi nemenin istri barunya checkup sih." ucap rinto ingin mempengaruhi pikiran vian.

"Yaudah deh bagus biar aku bisa istirahat dengan tenang." ucap vian sambil mencoba turun.

"Beneran lo mau pulang sekarang." ucap rinto meyakinkan sekali lagi. Lalu rinto mencoba membopong vian kearah parkiran.

"Iyalah beneran dong to." ucap vian meyakinkan rinto.

"Jelek." ucap rinto.

"Tapi lo suka kan." jawab vian.

"Dih sorry ya gue itu sukanya sama orang cantik bukan sama orang jelek kaya lo." ucap rinto mantap.

Vian tersenyum "alhamdulillah deh kalau kamu emang gak suka." ucap vian tertawa.

"Ya iyalah gue emng gak suka, tapi.. gue cinta." ucap rinto sambil menaikan kedua alisnya keatas.

"C.I.N.T.A." menjeda kata katanya memikirkan sesuatu "C untuk cuma, I untuk inilah, N untuk namun, T untuk tiada, A untuk akhir." ucap rinto mencoba merangkai kata.

"Hah lucu." menabok rinto " Ni ya kamu itu jangan ngelawak mulu, cari jodoh sana." ucap vian sedikit menggoda rinto.

"Kan jodoh gue udah ada disini, ngapain cari yang laen." ucap rinto dihiasi senyum miring.

"Emang siapa jodoh kamu, eh emngnya dia mau gitu sama orang buluk kaya kamu." kekehan vian kepada rinto.

"Ya pasti maulah orang guekan cakep." ucap rinto dengan percaya diri.

"Cakep aja gak ada gunanya kali to."ucap vian sambil masuk ke mobil " cewe itu pengennya sama cowo yang bertanggung jawab, mapan, tampan, baik pula." ucap vian melirik kearah kanan terlihat rinto sedang memakai sabuk pengaman.

"Yaelah vi itu mah udah ada di gue semua kali ah." menyalakan mobil dan melajukannya dengan santai.

Sepanjang perjalanan rinto hanya diam dan kadang dia menatap kosong kedepan. Rinto masih memikirkan perkataan Dokter tadi 'HAMIL'  kata kata itulah yang terus bergeming di pikiran Rinto.

The Light Of Love From UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang