4~

5.9K 208 1
                                    

Bel pulang sudah berbunyi,Tetapi dengan tatapan mata yang fokus pada tumpukan buku vania tengah mengerjakan tugas yang di berikan dadakan.

"Lo beneran mau ada disini sendirian?"tanya nita

"iyaa,kalian duluan aja"Saat di tanya saja dia masih dengan fokusnya menulis.

"ya udah deh,kita duluan ya van?"sahut linel

"eh bilangin bang leon,kalo gue nanti Pulangnya sendiri"ucap vania pada nita dan linel.

Saat di parkiran mobil nita dan linel bertemu dengan leon yang tengah duduk bersama Nathen dan Vano.
"Bang leon!"panggil nita
"Paan?"tanya leon
"kata vania,lo nggak usah nunggu dia,vania lagi ngerjain tugas dadakan,maklumlah siswa teladan dan rajin nggak kek abangnya!"

"Banyak omong aja lo.Kok kalian nggak temenin adek gue?"tanya leon

"dia bilang,kita suruh duluan aja"jawab nita
"oh oke"kemudian mereka pergi
"Nggak betah gue lama-lama disini!,Yuk nit pulang!"Linel-
"Gue duluan bang!"Nita-

Waktu menunjukan pukul 04.00,sebenarnya tugas vania sudah selesai sejak tadi,tetapi vania memutuskan untuk di kelas terlebih dahulu,dan sejenak diam dan berfikir tentang Gosip-Gosip yang beredar,dulu katanya arlend pernah menyukai  Seorang wanita,dan pernah berpacaran 2 tahun,tapi wanita itu pergi ke luar negeri untuk melanjutkan kuliah.
"kalo gue datang sebagai orang baru yang hadir di hidup arlend,apa salah?Kalo gue datang lalu mengobati luka yang selama ini di pendam arlend, tetapi di antara mereka pastinya masih ada yang menyimpan perasaan,apa seharusnya seperti itu,tapi arlend tak pernah cerita tentang masa lalu nya yang kelam dengan wanita itu"guman vania.

Sedangkan di di Ruang OSIS,arlend tengah duduk sendiri,dan melamun
"Kenapa di saat gue udah bahagia sama kehidupan gue,kenapa orang itu malah datang?"guman arlend
"gue nggak akan biarin dia kesini,gue yang akan pergi!"ucap arlend yang kemudian mengepalkan tangan dan mengambil tas

Saat melintas di kelas 12 MIPA 2,arlend melihat vania yang melamun dengan buku-buku yang berserakan.
"belum pulang?"tanya arlend yang kemudian masuk ke kelas vania
"arlend? Belum"jawab vania
"Ngapain?"tanya arlend yang kemudian duduk di samping vania

"Tadi ngerjain tugas,baru selesai,lo sendiri?"

"baru selesai rapat OSIS"jawab arlend,di antara mereka tidak ada yang berkata jujur,mereka lebih suka memendam masalahnya sendiri

"mau pulang bareng?"ajak arlend
"nggak usah gue naik angkot aja"jawab vania
"lo tau kan? Gua nggak suka penolakan"

"ya udah,iya"jawab vania,kemudian mereka menuju ke parkiran motor,cuaca mendung meyelimuti kota jakarta,Hujan pun turun begitu sangat deras
"lo nggak papa,hujan-hujanan?"tanya arlend saat mengemudi
"nggak papa kok"jawab vania,hujan membasahi baju seragam SMA mereka,karena hujan yang semakin deras,arlend memutuskan untuk berteduh di halte bis sementara menunggu hujan berhenti
"Kita neduh dulu"ucap arlend lirih
"hmm"jawab vania sambil duduk
Kemudian  arlend merogoh tasnya,ternyata dia mengambil jaket
"nih pake"ucap arlend sambil menyodorkan jaket
"ternyata lo bego ya"jawab vania
"bego gimana?"tanya Arlend
"kenapa nggak tawarin dari tadi? Terus juga ngapain lo kasih ke gue,lo pake aja"ucap vania
"gue bukan bego,tapi nggak inget kalo gue bawa jaket"jawab arlend tak mau kalah
tiba-tiba arlend memakaikan jaket pada tubuh vania yang bawah karena hujan
"kalo suruh pake,ya pake! jangan bantah mulu!"ketus arlend
"terus lo gimana?"tanya vania
"gue nggak papa"jawab arlend datar
"kalo lo sakit?"tanya vania
"gue nggak akan sakit,kalo lo selalu ada buat gue"jawab arlend
"maksudnya gimana?"tanya vania
"nyokap Bokap Lo dimana?"tanya vania
"mereka ninggalin gue dan pergi ke amerika ngurusin perusahan nya,dan lebih mementingkan pekerjaan dari pada anak sendiri"jawab arlend
"eh maaf,gue nggak maksud gitu kok"vania-
"nggak papa"jawab arlend,kali ini arlend benar-benar ingin sekali menangis,mengingat masalah yang selama ini hadir di hidupnya,dia harus meninggalkan orang yang arlend sayangi, dan mengingat kenangan pahit tentang orang tua arlend yang pergi tanpa sebab.
"gue peluk lo boleh?"tanya arlend
Vania menatap arlend tak percaya.
"Ya..boleh"jawab vania sedikit ragu
tanpa aba-aba arlend memeluk erat vania,tak terasa tetesan air mata Arlend jatuh
"bukan lo yang akan pergi van,gue yang akan pergi"batin arlend
"maaf"ucap arlend lirih
"lend lo nggak salah apa-apa ngapain lo minta maaf"jawab vania
"udah deh lo kok mellow banget sih"jelas vania menghibur arlend
"gue nggak mellow,tadi itu cuma Kebawa aja"jawab Arlend
"yaelah lo masih aja gengsian"ucap vania
"Bawel loh! Pulang yuk!"ajak arlend
"yuk"jawab vania
kemudian keduanya melanjutkan perjalanan pulang mengantar vania ke rumahnya.

saat sampai di rumah vania,Arlend memberhentikan motornya di pekarangan rumah vania
"lo nggak mampir dulu?"tanya vania
"nggak usah,makasih"jawab arlend
"ya udah gue ke dalam dulu,dan ini makasih buat jaket lo"ucap vania sambil menyodorkan jaket milik arlend
"van!"panggil arlend,kemudian vania berbalik arah
"ya?"tanya vania
"makasih udah mau pinjemin pundak"ucap arlend
"oke,masih ada?"tanya vania
"jangan lupa setelah ini mandi,ganti baju biar nggak sakit"jawab arlend
"iya arlend"jawab vania
Kemudian vania tersenyum lalu masuk,bersamaan dengan motor arlend yang melesat pergi dari pekarangan rumah nya.

Saat setelah mandi vania merebahkan badan nya di big size sambil menatap langit-langit kamarnya
"gue nggak pernah tau,kalo Arlend yang jutek,dingin,ketus,nyebelin dan tak lupa songong  bisa punya masalah yang lumayan besar"guman vania
"tapi bisa juga ya arlend lembut,nyaman,hangat kalo ngomong sama orang,termasuk gue?"monolog vania,

Semenjak pulang dari rumah vania,arlend tak langsung pulang,dia masih menerpakan diri pada hujan di kota jakarta,perlahan hujan berhenti tetapi kemudian datang kembali,seperti halnya hidup arlend ketika seseorang hadir membawa bahagia mengapa di situ juga di antara arlend dan orang itu harus pergi? Dulu dia yang harus pergi? Sekarang diantara vania dan Arlend,maka yang harus pergi adalah Arlend. Badannya sudah sangatlah lelah,hawa dingin sudah membuat wajahnya sedikit pucat,tapi hati dan otaknya akan selalu nyaman jika guyuran hujan menerpa mereka,mereka lelah,serasanya arlend ingin beristirahat sejenak,jika di takdir kan hidup dua kali,sudah pasti arlend tidak ingin di lahirkan seperti ini,hidup tanpa rasa kasih sayang orang tua,selalu di tinggal pergi orang yang di sayang,apakah ini semua akan sama? Apakah dia yang sekarang hadir,akan arlend tinggalkan
"Vania"ucap arlend lirih

      Dont forget for vote guys😊

Takdir Dan Waktu[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang